logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Penyakit

Serba-serbi Vaksin AstraZeneca untuk Covid-19

open-summary

Vaksin AstraZeneca untuk Covid-19 sempat menuai polemik karena efek samping berbahaya yang ditimbulkannya berupa pembekuan darah. Namun, efek samping vaksin AstraZeneca yang satu ini terbilang jarang terjadi.


close-summary

2023-03-30 10:03:43

| Rhandy Verizarie

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

vaksin astrazeneca

Vaksin AstraZeneca untuk COVID-19 (sumber foto: shutterstock.com/StanislavSukhin)

Table of Content

  • Apa itu vaksin AstraZeneca?
  • Fakta-fakta seputar vaksin AstraZeneca
  • AstraZeneca dan risiko pembekuan darah
  • Siapa yang boleh menerima vaksin AstraZeneca?
  • Siapa yang tidak bisa menerima vaksin AstraZeneca?
  • Efek samping vaksin AstraZeneca untuk Covid-19
  • Informasi lain yang perlu diketahui seputar vaksin AstraZeneca

Demi memutus rantai penyebaran Covid-19, pemerintah telah melakukan berbagai langkah, termasuk menyelenggarakan program vaksinasi. Ada sejumlah vaksin yang digunakan oleh pemerintah RI, salah satunya AstraZeneca.

Advertisement

Namun, vaksin ini menuai polemik terkait efek sampingnya yang dinilai membahayakan tubuh. Bahkan, meninggal dunia disebut sebagai salah satu efek samping vaksin AstraZeneca yang paling fatal. Benarkah demikian? Simak ulasan mengenai vaksin AstraZeneca berikut ini. 

Apa itu vaksin AstraZeneca?

AstraZeneca adalah vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan farmasi asal Inggris yakni AstraZeneca, dan bekerja sama dengan Universitas Oxford dalam penelitiannya.

Itu sebabnya, pada awal-awal kemunculannya, vaksin ini juga dikenal dengan nama vaksin corona oxford.

Dilansir dari laman Australian Government, vaksin AstraZeneca dibuat dengan cara memasukkan kode genetik dan protein spike dari virus SARS-CoV-2 yang sudah dinonaktifkan ke dalam virus flu biasa yang tidak berbahaya (adenovirus). 

Saat disuntikkan ke dalam tubuh, adenovirus yang telah menjalani proses rekayasa genetik tersebut akan membawa elemen protein SARS-CoV-2 ke dalam sel tubuh. Nantinya, sistem imun akan melakukan proses identifikasi terhadap protein tersebut. 

Setelah virus berhasil dikenali, sistem imun dapat membentuk antibodi untuk melakukan perlawanan. Adenovirus yang terkandung di dalam tidak akan bereplikasi di dalam sel, sehingga tidak menyebar ke sel-sel lain dan menginfeksinya. 

Dilansir dari laman Kemenkes RI, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bahwa vaksin ini memiliki efikasi maksimal 76 persen. 

Fakta-fakta seputar vaksin AstraZeneca

Berikut ini adalah fakta-fakta seputar vaksin AstraZeneca yang penting untuk Anda ketahui:

1. Mengurangi risiko kematian akibat COVID-19

Studi yang dilakukan oleh Public Health England (PHE) dan National Institute of Health (NIH) mengungkapkan bahwa penggunaan AstraZeneca dosis tunggal mampu mengurangi risiko kematian akibat COVID-19 pada penderita berusia di atas 70 tahun hingga 80 persen.

Data PHE dari bulan Desember 2020 hingga April 2021 mencatat bahwa vaksinasi Covid-19 di Inggris yang menggunakan AstraZeneca dan vaksin dari Pfizer-BioNtech telah berhasil mengurangi angka kematian pasien COVID-19 usia 60 tahun ke atas sebesar 11.700 kasus.

Sementara itu, Italian Institute of Health melaporkan adanya penurunan risiko kematian hingga 95% pada 13,7 juta orang yang telah menjalani vaksinasi menggunakan AstraZeneca, vaksin Moderna, dan Pfizer-BioNtech. 

2. Meringankan gejala COVID-19

Fakta vaksin AstraZeneca yang kedua adalah, setelah vaksin ini efektif, vaksin ini diklaim dapat meringankan gejala Covid-19. Dengan begitu, penderitanya terhindar dari rawat inap intensif di rumah sakit. 

Data dari national surveillance system Covid-19 hospitalisations di Inggris menyebutkan bahwa antara bulan Desember 2020 dan April 2021, sebanyak 73% lansia usia 80 tahun ke atas yang mengalami COVID-19 tidak memerlukan rawat inap karena telah vaksin. 

3. Mencegah infeksi COVID-19 di kemudian hari

Vaksin AstraZeneca juga diklaim dapat mencegah infeksi SARS-CoV-2 kembali terjadi di kemudian hari. Hal ini diketahui dari sejumlah data yang ada.

Data dari PHE mengungkapkan bahwa vaksinasi AstraZeneca dosis tunggal dapat menghalau infeksi COVID-19 hingga 73 persen pada lansia usia 70 tahun ke atas, 35 hari setelah mereka divaksin. 

Sementara itu, analisis awal mengenai keampuhan vaksin AstraZeneca di Korea Selatan menunjukkan bahwa vaksin ini dapat menurunkan risiko infeksi COVID-19 sebesar 90% pada 70 ribu penerima vaksin 14 hari setelah vaksinasi berlangsung. 

4. Mencegah penularan COVID-19

Laporan lain menyebutkan bahwa penerima vaksin AstraZeneca—bersama dengan vaksin Pfizer-Bio-NTech—yang terinfeksi Covid-19 memiliki persentase yang lebih kecil untuk menularkannya ke orang lain, yakni sekitar 38-47%. 

5. Sudah mendapat izin dari BPOM

Pemerintah RI melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengeluarkan Emergency Use of Authorization (EUA) terhadap vaksin AstraZeneca setelah melakukan uji klinis, pun memperhatikan data-data yang ada terkait efektivitas vaksin ini. 

Terkait kehalalan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah mengeluarkan fatwa mubah. Artinya, MUI memperbolehkan penggunaan vaksin AstraZeneca demi kepentingan kesehatan. 

AstraZeneca dan risiko pembekuan darah

Pada Maret 2021, beberapa negara Eropa menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca setelah adanya beberapa laporan kasus pembekuan darah. Pembekuan darah yang terkait dengan vaksin ini memiliki karakteristik yang sangat spesifik, yaitu:

  • Terjadi di area tubuh yang tidak biasa, seperti perut atau otak.
  • Orang yang terkena juga memiliki kadar trombosit yang rendah.

Ditemukan bahwa penerima vaksin yang mengalami pembekuan darah ini menunjukkan beberapa gejala yang mirip dengan kondisi yang disebut heparin-induced thrombocytopenia (HIT). 

HIT biasanya merupakan efek samping yang jarang terlihat pada orang yang telah menggunakan obat antikoagulan heparin, meskipun orang-orang ini tidak pernah menggunakan obat tersebut.

Pada titik ini, para peneliti tidak yakin bagian vaksin mana yang menyebabkan respons imun terhadap faktor trombosit yang terlibat dalam reaksi ini.

Pasalnya, respons serupa juga terlihat pada vaksin lain yang sama-sama menggunakan adenovirus seperti vaksin J&J, dan tidak terlihat pada vaksin yang dibuat dengan metode mRNA seperti Pfizer-BioNtech. Ini mungkin menjadi masalah pada vaksin yang menggunakan adenovirus.

Meskipun ini adalah efek samping yang serius, penting juga untuk melihat konteks dan manfaat yang diberikan.

Lebih dari 20 juta dosis vaksin AstraZeneca telah diberikan di Inggris. Risiko pembekuan darah yang serius adalah sekitar 1 dari 250.000 orang atau 4 dalam sejuta. 

Artinya, kasus pembekuan darah akibat vaksin AstraZeneca bisa dibilang jarang terjadi. Para ahli hingga saat ini masih mengizinkan penggunaan vaksin tersebut mengingat manfaatnya yang lebih besar, ketimbang risiko efek sampingnya. 

Pada 16 Mei 2021 lalu, pemerintah Indonesia sempat menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca dengan nomor batch CTMAV547. Ini berjumlah 448.480 dosis dari total 3.852.000 dosis AstraZeneca yang didatangkan.  

Penghentian tersebut dilakukan agar BPOM dapat melalukan uji toksisitas dan sterilitas guna memastikan keamanan vaksin batch CTMAV457 setelah mendapat laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang berkaitan dengan batch tersebut. 

Sementara itu, vaksin AstraZeneca batch lainnya dilaporkan aman dan tetap bisa digunakan sebagaimana mestinya. 

Meski demikian, sebagaimana dilansir dari laman Satuan Tugas Penanganan Covid-19, pada 27 Mei lalu, BPOM telah menyatakan bahwa vaksin batch tersebut telah memenuhi syarat mutu sehingga aman digunakan untuk vaksinasi nasional.

Siapa yang boleh menerima vaksin AstraZeneca?

Orang berusia 18 tahun ke atas dapat menerima vaksin Covid-19 AstraZeneca ini.

Kelompok orang tertentu diprioritaskan untuk menerima vaksin terlebih dahulu karena mereka berisiko lebih tinggi untuk terpapar virus COVID-19, misalnya petugas medis, petugas bandara dan/atau perbatasan antar negara.

Selain itu, mereka yang memiliki penyakit kronis bawaan atau disebut komorbid juga menjadi kelompok yang diprioritaskan untuk menerima vaksin AstraZeneca. 

Untuk memastikan memenuhi syarat vaksin Covid-19, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter.

Siapa yang tidak bisa menerima vaksin AstraZeneca?

Anda tidak boleh menerima vaksin ini jika:

  • Mengalami anafilaksis (reaksi alergi parah) terhadap dosis sebelumnya
  • Mengalami anafilaksis setelah terpapar komponen apa pun dari vaksin COVID-19

Efek samping vaksin AstraZeneca untuk Covid-19

Seperti halnya vaksin apa pun, ada risiko komplikasi dan efek samping vaksin AstraZeneca untuk Covid-19. Ini termasuk kemungkinan reaksi alergi serius dan pembekuan darah. 

Beberapa reaksi atau efek samping pasca vaksin AstraZeneca yang wajar terjadi, antara lain:

  • Demam tinggi
  • Meriang
  • Sakit kepala
  • Tubuh terasa lelah
  • Nyeri otot
  • Muntah

Sementara itu, efek samping vaksin covid berupa reaksi alergi yang umumnya terjadi dalam waktu 4 jam setelah suntikan dan dapat mencakup:

  • Gatal-gatal
  • Pembengkakan
  • Mengi atau gangguan pernapasan

Sementara itu, efek samping yang mungkin berkaitan dengan pembekuan darah dapat ditandai dengan gejala:

  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Bengkak di kaki
  • Sakit perut
  • Sakit kepala

Belum dapat dipastikan mengapa efek samping di atas bisa terjadi. Namun, hal ini kemungkinan dipicu oleh reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap substansi asing yang masuk. 

Jika Anda mengalami efek samping vaksin AstraZeneca serius, reaksi alergi, atau efek samping yang tidak hilang dalam beberapa hari, segera hubungi dokter.

Jika Anda mengalami reaksi alergi parah atau anafilaksis pada suntikan pertama, jangan mendapatkan suntikan dosis kedua vaksin tersebut. 

Informasi lain yang perlu diketahui seputar vaksin AstraZeneca

Selain informasi di atas, ada sejumlah informasi penting lainnya yang perlu untuk Anda ketahui terkait vaksin AstraZeneca, yaitu:

1. Berapa dosis vaksin AstraZeneca?

Vaksin AstraZeneca diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak waktu pemberian antara dosis pertama dan kedua yakni 12 minggu.

Masing-masing dosis sebanyak 0,5 ml dan diberikan melalui suntikan intramuskular (suntikan ke otot). 

2. Apakah ibu hamil dan menyusui boleh menerima vaksin AstraZeneca?

Ibu hamil boleh menerima vaksin AstraZeneca mengingat manfaat yang diberikan lebih besar ketimbang risiko yang ditimbulkan. 

Sementara itu, pemberian vaksin pada ibu menyusui dilakukan apabila yang bersangkutan termasuk dalam kelompok rentan terinfeksi Covid-19. Ibu tetap dapat menyusui bayinya  setelah menerima vaksin.

Namun, untuk di Indonesia sendiri, ibu hamil masih menjadi kelompok yang belum diperbolehkan menerima vaksin. Hal ini sebagaimana tertuang dalam pedoman vaksinasi Covid-19 oleh Kemenkes RI.

3. Bagaimana pemberian vaksin AstraZeneca terhadap penyintas COVID-19?

Orang yang pernah terinfeksi Covid-19 dapat menerima vaksin AstraZeneca sekitar 6 bulan pasca dinyatakan sembuh.

4. Apakah penderita HIV dapat menerima vaksin AstraZeneca?

Penderita HIV dapat menerima vaksin AstraZeneca apabila termasuk dalam kelompok yang rentan mengalami infeksi parah. 

Itu dia informasi mengenai vaksin AstraZeneca yang perlu Anda ketahui. Jika masih punya pertanyaan lebih lanjut, silahkan hubungi dokter melalui layanan live chat di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.

 Download aplikasi SehatQ sekarang juga di App Store dan Google Play.

Advertisement

penyakitcovid-19vaksin corona

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved