Vaksin adalah zat yang digunakan untuk membangun kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi. Vaksin bisa terbuat dari mikroba penyebab penyakit seperti virus dan bakteri yang dilemahkan ataupun dari zat lain seperti protein mRNA dari virus.
12 Nov 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Vaksin bisa mencegah penyakit infeksi
Table of Content
Mendengar kata vaksin atau vaksinasi sepertinya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun, masih banyak pula orang yang belum begitu memahami fungsi dan cara kerja vaksin sebenarnya..
Advertisement
Satu hal yang pasti, pemberian vaksin adalah salah satu langkah perlindungan diri paling penting dan efektif terhadap penularan penyakit infeksi.
Setidaknya ada 25 jenis penyakit infeksi mematikan, seperti covid-19, tetanus, campak, hingga polio dan kanker serviks, yang bisa dihindari melalui pemberian vaksin.
Manusia sejatinya memiliki sistem imun yang berfungsi untuk melawan organisme asing seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang masuk ke dalam tubuh.
Namun, sistem imun manusia mungkin tidak cukup siap atau kuat untuk melawan jenis penyakit tertentu. Di sinilah vaksin memegang peranan penting dalam pencegahan penyakit.
Vaksin adalah zat yang digunakan untuk membangun kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi, sehingga ketika terpapar, bisa tidak tertular atau tidak mengalami infeksi yang parah. Vaksin bisa terbuat dari mikrobayang sudah dilemahkan ataupun dari zat lain seperti protein dan mRNA dari virus.
Metode pemberian vaksin disebut dengan vaksinasi. Vaksinasi biasanya dilakukan di rumah sakit, klinik, atau puskesmas setempat.
Setelah menerima vaksinasi, kandungan virus yang dilemahkan maupun bagian virus yang masuk ke tubuh akan memicu reaksi sistem imun. Sistem imun akan melawan dan mengenali virus tersebut, sehingga nantinya, ketika kita kembali terpapar, sistem imun tubuh bisa melawan virus tersebut dengan baik.
Mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana vaksin bisa melindungi kita dari penyakit kalau isinya adalah biang penyebab penyakit tersebut?
Seperti yang telah dijelaskan di atas, cara membuat vaksin adalah dengan menggunakan virus atau bakteri yang sudah dilemahkan atau bahkan mati (inaktif).. Ini bertujuan agar mikroba tersebut tidak menyebabkan penyakit begitu masuk ke dalam tubuh.
Cara kerja vaksin adalah dengan mengenalkan bentuk mikroba berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit ke sistem imun di tubuh. Dengan begitu, tubuh akanmenciptakan kekebalan baru terhadap penyakit. Mikrobaversi jinak atau yang sudah dilemahkan yang ada di dalam vaksin tadi akan membantu tubuh kita mengenali versi jahatnya dan melatih sistem imun untuk melawannya.
Dalam tubuh, vaksin akan berperan sebagai antigen. Antigen adalah zat yang dapat merangsang sistem imun untuk menghasilkan antibodi sebagai bentuk perlawanan. Antibodi diproduksi oleh sel dalam sistem imun tubuh yang bernama limfosit.
Antibodi inilah yang kemudian melawan antigen dan memproteksi tubuh agar tidak mengalami infeksi ketika di kemudian hari terpapar oleh virus.
Antibodi akan menghancurkan antigen tersebut bahkan sebelum menyebar dan menyebabkan infeksi. Antibodi juga bisa membuat infeksi yang sudah terlanjur terjadi, tidak berkembang menjadi parah.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, manfaat utama vaksin adalah melindungi tubuh dari virus atau bakteri penyebab penyakit menular dan berbahaya.
Lebih dari itu, manfaat vaksin juga membantu menghentikan penyebaran penyakit ke orang-orang yang tidak dapat menerima vaksin.
Lantas, siapa saja yang membutuhkan vaksin? Secara umum, vaksin dibutuhkan untuk semua kelompok usia dengan tujuan dan manfaat yang berbeda.
Berikut beberapa individu yang direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi:
Namun, ada beberapa kelompok individu yang tidak boleh mendapatkan vaksin, yaitu:
Untuk itu, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan vaksinasi.
Baca juga: Bolehkah Vaksin saat Haid?
Tanpa Anda sadari, sebenarnya ada beberapa jenis vaksin dengan satu tujuan, yaitu memandu sistem imun agar bisamelawan beberapa jenis virus atau bakteri serta penyakit yang disebabkannya.
Saat peneliti menciptakan vaksin, mereka mempertimbangkan:
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, peneliti membagi vaksin menjadi 4 jenis utama, yaitu:
Vaksin hidup adalah vaksin yang terbuat dari bentuk virus atau bakteri yang dilemahkan. Jadi saat masuk ke dalam tubuh, mikroba tersebut masih hidup, namun tidak bisa memicu infeksi. Di sisi lain, sistem imun tubuh akan tetap bisa mengenalinya.
Mekanisme vaksin ini menciptakan kondisi yang mirip dengan infeksi sebenarnya. Vaksin ini berguna untuk mencegah dan menciptakan respons imun yang sangat kuat dan jangka panjang.
Hanya dengan 1-2 dosis vaksin, dapat memberikan Anda dan keluarga perlindungan seumur hidup.
Contoh vaksin yang berasal dari virus yang sudah dilemahkan adalah:
Meski demikian, vaksin jenis ini tidak boleh diberikan untuk Anda yang memiliki gangguan sistem imun atau yang pernah melakukan transplantasi organ karena kandungan biang penyakitnya masih hidup.
Kebalikan dari vaksin hidup, vaksin tidak aktif mengandung bakteri atau virus yang sudah mati.
Vaksin jenis ini biasanya tidak memberikan perlindungan sekuat vaksin hidup. Maka dari itu, Anda mungkin perlu melakukan beberapa kali vaksin agar kebal terhadap penyakit.
Vaksin mati biasanya digunakan untuk mencegah:
Vaksin ini adalah jenis vaksin yang menggunakan hanya bagian spesifik dari bakteri atau virus, seperti protein, gula, atau kapsida virus.
Karena kandungannya spesifik, respons kekebalan yang dihasilkan pun sangat kuat sehingga dapat diberikan kepada semua yang membutuhkan. Efek perlindungan juga tercipta pada orang-orang yang memiliki gangguan sistem imun dan masalah kesehatan jangka panjang lainnya.
Vaksin subunit, rekombinan, polisakarida, dan konjugat digunakan untuk melindungi dari:
Namun, sama seperti vaksin mati, vaksin jenis ini juga harus diberikan beberapa kali untuk menjaga efek kekebalannya.
Vaksin toksoid biasanya menggunakan toksin (bagian beracun) dari bakteri atau virus yang menyebabkan penyakit.
Vaksin ini menciptakan imunitas ke bagian dari bakteri atau virus yang menyebabkan penyakit, bukan terhadap bakteri atau vaksin itu sendiri.
Seperti jenis vaksin lain, Anda mungkin membutuhkan beberapa kali dosis pemeliharaan agar terus mendapat perlindungan terhadap penyakit.
Vaksin toksoid digunakan untuk mencegah penyakit:
Vaksin covid sendiri memiliki jenis yang bervariasi dengan cara kerja masing-masing untuk melawan SARS Cov-2. Misalnya, tipe yang menggunakan virus yang dilemahkan seperti Sinovac, tipe mRNA seperti Pfizer-BioNTech dan Moderna, subunit protein seperti Novavax, atau vaksin vektor virus seperti Johnson & Johnson’s Janssen.
Baca Juga: Berbagai Persiapan Sebelum Vaksin Booster Covid-19 yang Perlu Dilakukan
Walau dikenal sebagai “tameng” dari berbagai macam penyakit, vaksin adalah jenis obat yang memiliki efek samping seperti pengobatan lainnya.
Biasanya efek samping dari vaksinasi cukup ringan dan cepat mereda sendirinya. Beberapa efek samping vaksin yang umum antara lain:
Efek samping ini terjadi akibat dimulainya proses “pembangunan” sistem kekebalan tubuh untuk bisa melawan penyakit.
Pada kasus yang langka, vaksinasi dapat memunculkan efek samping cukup serius. Akan tetapi, risiko ini sangat kecil dan kejadiannya juga sangat jarang. Tercatat bahwa hanya sekitar 1-2 kasus efek samping berat yang ditemukan dari 1 juta vaksin yang disuntikkan.
Baca Juga
Tidak ada alasan bagi Anda untuk menghindari vaksin jika takut akan risiko efek sampingnya. Vaksin akan selalu diuji untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya, agar bisa diterima oleh kelompok usia tertentu.
Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya konsultasi dulu ke dokter sebelum mendapatkan vaksin. Jika Anda atau anak Anda telah terbukti memiliki alergi terhadap kandungan tertentu dalam vaksin, pastikan hal ini diketahui oleh dokter atau tenaga medis yang berkaitan.
Pemberian vaksin juga biasanya direkomendasikan saat tubuh dalam keadaan fit, tidak sedang sakit untuk menghindari risiko efek samping.
Jika masih ada pertanyaan seputar vaksin, Anda juga bisa berkonsultasi melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Efek samping vaksin Moderna disebut-sebut lebih kuat dibandingkan vaksin Covid-19 lainnya. Umumnya, efek samping yang muncul, termasuk demam, nyeri pada area tubuh yang disuntik, dan lainnya.
Penyakit meningitis adalah penyakit yang mematikan untuk anak-anak. Suntik vaksin meningitis, imunisasi PCV, hingga cara alami seperti menaikkan daya tahan tubuh merupakan beberapa tindakan yang membantu mencegah meningitis pada bayi atau anak-anak.
Anosmia akibat Covid-19 biasanya terjadi tanpa hidung tersumbat atau pilek. Ini berbeda dengan kehilangan penciuman akibat flu berat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved