Normalnya, vagina tidak berbau menyengat. Bau miss v yang normal adalah sedikit asam, karena adanya bakteri baik Lactobacilli yang bertugas menjaga pH vagina agar tetap asam, sehingga bakteri jahat dan jamur tidak tumbuh berlebihan. Bau vagina yang menyengat biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri dan trikomoniasis.
15 Agt 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Vagina yang berbau tidak sedap bisa disebabkan oleh infeksi bakteri maupun perubahan hormon
Table of Content
Bau vagina pada setiap wanita tentu berbeda-beda. Vagina yang agak berbau sebenarnya merupakan hal yang normal terjadi. Namun apabila aroma vagina berbau menusuk atau amis, mungkin saja hal ini termasuk pertanda gangguan kesehatan tertentu.
Advertisement
Bau vagina yang normal pada setiap wanita bisa berbeda. Namun satu hal yang perlu diingat adalah secara alami, vagina tidak mengeluarkan aroma segar atau manis seperti bunga. Bau sedikit asam atau seperti bau fermentasi masih termasuk sebagai bau miss v yang normal.
Bau asam pada vagina bisa muncul karena adanya bakteri Lactobacilli. Ini adalah bakteri sehat yang akan menjaga keseimbangan di lingkungan vagina.
Lagipula, pH normal vagina memang sedikit asam, yaitu antara 3,8-4,5. Bakteri Lactobacilli ini akan membantu menjaga keseimbangan pH tersebut sehingga bakteri berbahaya lain ataupun jamur tidak mudah tumbuh dan memicu penyakit.
Jika Anda mencium aroma sedikit asam dari vagina tanpa merasakan gejala penyakit lain seperti gatal, keputihan tidak normal, atau bahkan nyeri, maka kemungkinan besar tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Baca Juga: Kenapa Miss V Berbau Seperti Telur Busuk? Ini Sebabnya
Menjaga kebersihan dan kesehatan area kewanitaan atau vagina sangatlah penting. Tak hanya memengaruhi kenyamanan, kondisi vagina tak sehat juga bisa menjadi gejala dari penyakit yang tak diinginkan.
Untuk mengetahui apakah bau pada vagina Anda termasuk berbahaya atau tidak, ada baiknya Anda mengenali beberapa penyebab vagina bau berikut ini:
Jarang membersihkan vagina dapat menyebabkan menumpuknya koloni kuman pada area organ intim. Sebagai akibatnya, vagina bau pun bisa terjadi.
Karena itu, setelah berkeringat (misalnya akibat olahraga), selama menstruasi, ketika mengalami keputihan yang lebih banyak dari biasanya, atau setelah berhubungan seks, kaum hawa disarankan untuk menjaga kebersihan organ intimnya.
Caranya bisa dengan menggunakan celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat, sering mengganti celana dalam, sering mengganti pembalut, serta buang air kecil setelah berhubungan seks.
Darah menstruasi yang menumpuk dan bercampur dengan bakteri dapat menyebabkan iritasi, gatal, dan keluarnya cairan berbau tak sedap dari vagina. Para pakar kesehatan menyarankan agar wanita mengganti pembalut setiap empat hingga delapan jam, bahkan lebih sering jika perdarahan haid sedang banyak.
Penggunaan celana dalam yang super ketat dapat menyebabkan frekuensi gesekan menjadi lebih sering. Akibatnya, berbagai macam masalah bisa muncul, termasuk iritasi kulit.
Celana dalam ketat juga akan membuat keringat terperangkap di vagina yang lembap. Kondisi ini akan menjadi tempat bagi jamur untuk berkembang biak dan memicu infeksi, yang bisa berujung pada munculnya vagina bau.
Pada orang yang jarang mengganti celana dalam, sisa urine juga bisa terserap sehingga membuat vagina berbau seperti amonia.
Kulit di sekitar vagina cenderung lebih berkeringat. Pasalnya, bagian luar organ intim memiliki kelenjar khusus bernama kelenjar keringat apokrin.
Kelenjar tersebut mengeluarkan keringat yang mengandung protein yang akan diurai oleh bakteri. Proses inilah yang bisa memicu munculnya aroma khusus pada vagina.
Apabila produksi keringat di area vagina Anda termasuk berlebihan, rasa gatal bisa saja muncul. Ketika digaruk, infeksi pun dapat terjadi dan memicu munculnya kondisi vaina bau tidak sedap.
Perubahan hormon bisa terjadi kapan saja. Pada wanita, kadar hormon mungkin berubah selama siklus menstruasi, masa ovulasi, ketika menopause, saat menggunakan alat kontrasepsi, dan banyak lagi.
Ketika kadar estrogen dalam tubuh wanita meningkat, aroma vagina umumnya akan menjadi lebih tajam. Mungkin inilah yang menjadi penyebab vagina bau yang Anda alami.
Tahukah Anda bahwa makanan yang Anda konsumsi dapat memengaruhi bau vagina? Ya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan dan rempah-rempah beraroma kuat dapat menyebabkan vagina bau. Contohnya, cabai, lada, bawang putih, bawang merah, kol, keju, ikan, dan brokoli.
Oleh sebab itu, ada baiknya Anda membatasi konsumsi bahan-bahan makanan tersebut agar vagina tidak berbau menyengat.
Vagina bau tidak sedap bisa menjadi gejala dari adanya infeksi bakteri pada organ kewanitaan Anda. Kondisi ini dikenal dengan istilah vaginosis bakteri.
Selain aroma tidak enak, gejala vaginosis bakteri juga bisa berupa keluarnya cairan keputihan berwarna abu-abu atau putih susu, serta nyeri dan sensasi perih seperti terbakar pada vagina.
Trikomoniasis termasuk salah satu penyakit menular seksual. Infeksi ini disebabkan oleh parasit bernama Trichomonas vaginalis.
Pada wanita, trikomoniasis dapat memicu vagina bau amis disertai munculnya cairan berwarna kuning atau kehijauan, rasa gatal pada organ intim, dan sensasi terbakar saat buang air kecil maupun berhubungan seksual.
Mengalami perdarahan ringan setelah berhubungan seks adalah penyebab vagina berbau seperti metal atau besi. Ketika vagina terlalu kering atau aktivitas seks yang dilakukan terlalu keras, maka bisa terjadi gesekan yang memicu luka hingga terjadi perdarahan di vagina.
Douching adalah mencuci bagian dalam vagina menggunakan campuran air dan bahan-bahan lain seperti cuka, baking, soda, atau pembersih yang mengandung iodine. Banyak orang mengklaim cara ini bisa membantu membersihkan vagina, padahal douching tidak disarankan karena justru bisa membuat bakteri baik yang penting di vagina mati.
Hal ini membuat bakteri dan jamur penyebab penyakit lebih mudah tumbuh, sehingga memicu infeksi lain seperti vaginosis bakteri maupun infeksi jamur vagina.
Baca Juga: Penyebab Vagina Bau Bawang dan Cara Mengatasinya
Berikut adalah cara menghilangkan bau pada Miss V:
Area vagina yang terlalu lembap dapat menjadi sarang bagi berbagai jenis jamur maupun bakteri penyebab infeksi. Karena itu, Anda sebaiknya mengenakan celana dalam berbahan katun. Pasalnya bahan ini dapat membantu kulit pada vagina bernapas, menyerap keringat, dan tetap kering.
Jika Anda termasuk wanita yang kerap mengalami keputihan dan sering berkeringat, bekali diri Anda dengan setidaknya dua pasang celana dalam atau lebih saat bepergian. Dengan sering mengganti celana dalam, Anda akan lebih nyaman dan jauh dari infeksi pada vagina.
Perhatikan cara Anda membasuh vagina setelah buang air kecil. Cara untuk mencuci vagina adalah dengan menyiram air dari arah depan ke belakang dan bukan sebaliknya. Ketika mengeringkan vagina, Anda juga sebaiknya mengusap dari arah depan ke belakang menuju anus.
Langkah membersihkan vagina tersebut akan mencegah bakteri dari anus agar tidak berpindah ke vagina dan memicu infeksi serta vagina bau.
Seperti yang telah disebutkan di atas, ada sejumlah makanan yang bisa membuat vagina bau karena memiliki aroma kuat. Mulai dari cabai, bawang putih dan merah, brokoli, dan sebagainya.
Bila tak ingin vagina bau, batasilah konsumsi bahan-bahan pangan tersebut. Selain mencegah aroma tak sedap pada organ intim, langkah ini juga berguna untuk menjauhkan Anda dari bau badan serta bau mulut.
Sebagai penggantinya Anda bisa mencoba beberapa jenis makanan yang konon bisa membantu dalam mengatasi vagina bau. Contohnya, apel, seledri, serta semangka. Namun anggapan ini masih membutuhkan riset medis yang lebih luas agar terbukti secara akurat.
Konsumsi makanan tinggi probiotik juga dianggap mampu membantu dalam mengatasi vagina bau. Apa alasannya?
Makanan-makanan tersebut dianggap bisa menjaga keseimbangan jumlah bakteri pada tubuh Anda, termasuk di vagina. Dengan ini, risiko infeksi pun bisa menurun.
Memastikan bahwa tubuh mendapatkan asupan cairan cukup penting dilakukan untuk menghilangkan aroma tidak sedap miss V. Orang dewasa dihimbau untuk setidaknya minum air putih sebanyak 2 liter per hari.
Menghidrasi tubuh dengan baik dapat mencegah pertumbuhan bakteri berlebih pada tubuh. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pertumbuhan bakteri berlebih dapat memicu vagina bau tak sedap.
Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan vagina, Anda tak perlu menggunakan berbagai macam produk kewanitaan tertentu. Apalagi produk yang mengandung wewangian (parfum).
Pasalnya, vagina merupakan area yang sensitif. Ini berarti, vagina tidak tahan dengan paparan bahan-bahan kimia.
Selain menjauhi produk kewanitaan, Anda juga sebaiknya tidak mencuci bagian dalam vagina. Misalnya dengan cara douching atau spa vagina.
Cara agar vagina tidak bau selanjutnya yang bisa dicoba ialah menggunakan minyak atsiri atau essential oil. Beberapa minyak atsiri memiliki senyawa antimikroba dan antijamur yang bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan bakteri di vagina.
Namun ingat, jangan pernah mengoleskan minyak atsiri secara langsung ke kulit vagina tanpa mencampurkannya terlebih dahulu dengan carrier oil. Bahkan, mencampurkan minyak atsiri dengan carrier oil saja masih tetap bisa menyebabkan vagina iritasi.
Sebelum mencoba cara agar vagina tidak bau ini, berkonsultasilah dulu pada dokter agar tidak terkena efek samping.
Baca Juga
Dengan mengetahui penyebab vagina bau dan cara mengatasinya, kaum hawa diharapkan menjadi lebih waspada dalam menjaga kesehatan organ intimnya.
Agar tidak berdampak serius, jagalah agar vagina Anda tetap dalam kondisi bersih, kering, dan bebas dari aroma tidak sedap. Jika Anda mengalami vagina bau yang tidak kunjung sembuh atau aromanya malah makin menyengat, dan disertai rasa gatal, perdarahan tanpa sebab, atau munculnya keputihan abnormal, saatnya Anda memeriksakan diri ke dokter.
Anda juga dapat berkonsultasi secara langsung dengan dokter lewat aplikasi SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ciri-ciri miss V berjamur dapat Anda perhatikan dengan berbagai perubahan yang terjadi pada vagina dan vulva. Kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebih pada vagina.
Candida albicans adalah jamur penyebab infeksi di berbagai bagian tubuh, seperti rongga mulut, kulit, hingga vagina. Infeksi ini biasa disebut sebagai candidiasis dan menyebabkan rasa nyeri dan gatal pada penderitanya.
Keputihan setelah berhubungan dianggap berbahaya karena sinyal terjadinya infeksi. Keputihan adalah sekresi cairan dari vagina bertujuan menyeimbangkan kadar pH.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved