logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kehamilan

Irish Bella Diduga Alami Twin to Twin Transfusion Syndrome, Apa Penyebabnya?

open-summary

Salah satu dugaan penyebab bayi meninggal di dalam kandungan adalah twin to twin transfusion syndrome (TTTS) yang dialami oleh janin. Apa penyebabnya dan bagaimana cara penanganannya?


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

9 Okt 2019

Twin to twin transfusion syndrome diduga sebagai penyebab meninggalnya janin kebar dari pasangan artis Irish Bella dan Ammar Zoni (Sumber Instagram @johandiyahya_)

Meninggalnya bayi kembar Irish Bella dan Ammar Zoni diduga akibat twin to twin transfusion syndrome (Sumber Instagram @johandiyahya_)

Table of Content

  • Apa itu twin to twin transfusion syndrome?
  • Gejala twin to twin transfusion syndrome pada janin dan ibu hamil
  • Gejala yang dirasakan oleh sang ibu
  • Gejala yang tampak melalui USG
  • Stadium twin to twin transfusion syndrome
  • Bagaimana cara menangani twin to twin transfusion syndrome?
  • Catatan dari SehatQ

Bayi kembar artis Irish Bella meninggal dunia di dalam kandungan saat usia kehamilannya sekitar 26 pekan. Berbagai spekulasi muncul mengenai penyebab kematian calon buah hati pasangan Ammar Zoni dan Irish Bella tersebut.

Advertisement

Salah satu penyebab bayi meninggal dalam kandungan adalah kondisi twin to twin transfusion syndrome atau disingkat TTTS, yang dialami oleh kedua janin. 

Apa itu twin to twin transfusion syndrome?

Twin to twin transfusion syndrome adalah suatu jenis kelainan yang terjadi ketika janin kembar mengalami ketimpangan dalam aliran darah dari plasenta sang ibu. Akibatnya, salah satu janin bisa memiliki asupan nutrisi dan oksigen yang lebih baik dari janin lainnya.

Kondisi itulah yang membuat salah satu bayi kembar tumbuh menjadi lebih besar. Sementara, pertumbuhan bayi satunya terhambat dan ukurannya akan lebih kecil. 

Kondisi TTTS terjadi pada sekitar 15% persen kehamilan kembar. Hingga saat ini, penyebab twin to twin transfusion syndrome ini belum dapat diketahui secara pasti.

Meski demikian, adanya gangguan pembelahan sel telur setelah pembuahan diduga sebagai penyebab kondisi abnormal pada plasenta bayi kembar, yang kemudian berujung pada twin to twin transfusion syndrome

Perlu diketahui bahwa TTTS bukan disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik, maupun makanan, aktivitas, dan kebiasaan ibu hamil selama ia mengandung. 

Gejala twin to twin transfusion syndrome pada janin dan ibu hamil

Kondisi twin to twin transfusion syndrome dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan. Secara umum, gejalanya bisa ditandai dengan kondisi-kondisi berikut ini:

Gejala yang dirasakan oleh sang ibu

  • Ukuran rahim terlalu besar untuk usia kehamilan yang seharusnya.
  • Merasakan pertumbuhan rahim sangat cepat.
  • Nyeri perut.
  • Perut terasa kencang atau sesak.
  • Mengalami kontraksi.
  • Mengalami peningkatan berat badan yang terjadi secara tiba-tiba.
  • Pembengkakan di tangan dan kaki pada usia awal kehamilan. 

Gejala yang tampak melalui USG

  • Perbedaan ukuran tubuh yang cukup jelas pada janin yang memiliki jenis kelamin sama.
  • Plasenta hanya satu.
  • Perbedaan ukuran antara kedua kantung ketuban.
  • Perbedaan ukuran tali pusar.
  • Adanya bukti bahwa terdapat cairan yang menumpuk pada kulit salah satu janin. 
  • Ditemukan adanya kondisi gagal jantung kongestif pada bayi yang kelebihan darah.
  • Adanya kelebihan air ketuban (polihidramnion) pada bayi yang menerima aliran darah lebih banyak.
  • Adanya penurunan jumlah atau terlalu sedikitnya air ketuban (oligohidramnion) pada bayi yang kekurangan darah. 

Stadium twin to twin transfusion syndrome

Ada lima stadium twin to twin transfusion syndrome berdasarkan tingkat keparahannya yang perlu diwaspadai. Berikut penjelasannya:

Stadium 1

Ditemukan perbedaan jumlah air ketuban yang signifikan di antara kedua kantong ketuban janin.

Stadium 2

Kandung kemih bayi yang mengalami kekurangan aliran darah tidak bisa terdeteksi melalui USG.

Stadium 3

Adanya aliran darah yang tidak normal pada tali pusar atau pembuluh darah bayi kembar. 

Stadium 4

Adanya penumpukan cairan secara abnormal pada lebih dari satu rongga tubuh janin. Kondisi ini bisa dialami oleh salah satu maupun kedua janin.

Stadium 5

Salah satu atau bahkan kedua janin meninggal dunia.

Bagaimana cara menangani twin to twin transfusion syndrome?

Sebagian besar bayi kembar yang berbagi satu plasenta dapat tumbuh normal. Hampir delapan dari 10 bayi kembar ini tidak mengalami twin to twin transfusion syndrome

Meski begitu, kondisi TTTS tetap harus diwaspadai karena dapat berakibat fatal. Perlu dilakukan diagnosis sejak dini untuk mengetahui apakah bayi kembar identik Anda mengalami TTTS atau tidak. 

Jika bayi kembar identik Anda berbagi satu plasenta, dokter akan meminta Anda untuk menjalani USG secara rutin. Langkah ini umumnya dilakukan setiap dua minggu dari usia kehamilan 16-24 minggu, dan bertujuan mendeteksi gejala awal twin to twin transfusion syndrome

Apabila muncul tanda awal TTTS yang kemungkinan terus berkembang, Anda harus melakukan USG mingguan dan menjalani penanganan tertentu.

  • Amnioreduksi

Salah satu penanganan twin to twin transfusion syndrome adalah mengeluarkan air ketuban dari kantung yang penuh. Prosedur ini disebut juga amnioreduksi.

Prosedur medis tersebut dilakukan untuk memperbaiki ketidakseimbangan pada kedua janin, sekaligus mengurangi tekanan dalam rahim Anda pada kondisi TTTS ringan atau sedang. 

  • Sinar laser

Pada kasus TTTS yang parah, dokter Anda mungkin akan menggunakan sinar laser untuk menutup pembuluh di plasenta. Langkah ini akan membuat pasokan darah ke bayi kembar Anda menjadi lebih seimbang. 

Pengobatan TTTS dengan laser lebih permanen dibandingkan dengan amnioreduksi. Apa alasannya?

Amnioreduksi mungkin perlu dilakukan beberapa kali selama kehamilan guna mempertahankan aliran darah tepat di plasenta. Sedangkan, pengobatan laser biasanya hanya membutuhkan satu kali perawatan. Namun, pengobatan laser hanya tersedia di beberapa fasilitas kesehatan tertentu. 

Dokter juga akan menjelaskan kemungkinan risiko dari setiap prosedur penanganan TTTS yang dilakukan. Beberapa risikonyameliputi kerusakan air ketuban, plasenta yang lepas dari dinding rahim (solusio plasenta), atau keguguran

Dokter juga mungkin merekomendasikan operasi caesar terencana untuk bayi kembar Anda pada usia kehamilan 34 minggu atau lebih awal apabila salah satu bayi kembar tidak terselamatkan meski perawatan sudah dilakukan. 

Secara umumnya, bayi kembar yang terdeteksi mengalami twin to twin transfusion syndrome cenderung dilahirkan secara prematur

Baca Juga

  • Penyebab Diare pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya
  • Ini Dia Manfaat dan Cara Berjemur yang Aman untuk Ibu Hamil
  • 7 Cara Mengatasi Sakit Perut Bagian Bawah saat Hamil Trimester 3

Catatan dari SehatQ

Twin to twin transfusion syndrome terjadi ketika ada ketidakseimbangan aliran darah pada janin kembar. Kondisi ini menyebabkan salah satu janin kembar memiliki asupan nutrisi dan oksigen yang lebih baik dari janin satunya.

Pada kondisi yang parah, TTTS bisa berakibat fatal dan berujung pada kematian. Oleh sebab itu, kehamilan kembar membutuhkan pemantauan dan pemeriksaan yang lebih cermat dari dokter.

Sebagian bayi kembar dengan twin to twin transfusion syndrome bisa diselamatkan asal terdeteksi sejak dini. Jadi, senantiasa periksakan kandungan Anda ke dokter agar kondisinya selalu terpantau dengan baik.

Advertisement

masalah kehamilanpemeriksaan kehamilantwin to twin transfusion syndrome

Ditulis oleh Annisa Amalia Ikhsania

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved