Saat seseorang mengalami tumor di rongga antara paru-paru kanan dan kiri, itu disebut tumor mediastinum. Rongga yang dibatasi tulang dada ini berisi organ seperti jantung, trakea, aorta, kerongkongan, kelenjar timus, dan juga pembuluh darah besar. Di ruang ini, bisa tumbuh tumor jinak maupun ganas.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
1 Jun 2020
Tumor mediastinum sering kali muncul tanpa gejala
Table of Content
Ketika seseorang mengalami tumor di rongga antara paru-paru kanan dan kiri, itu disebut tumor mediastinum. Rongga yang dibatasi tulang dada ini berisi organ seperti jantung, trakea, aorta, kerongkongan, kelenjar timus, dan juga pembuluh darah besar. Di ruang ini, bisa tumbuh tumor jinak maupun ganas.
Advertisement
Gejala awal terjadinya tumor mediastinum bisa terdeteksi dari frekuensi sesak napas, batuk, nyeri dada, keringat dingin di malam hari, hingga perubahan suara. Untuk melakukan pengobatan, dokter perlu melakukan pemindaian CT Scan, MRI, atau X-ray untuk tahu letak tumor mediastinum.
Lokasi tumbuhnya tumor mediastinum bisa berbeda di antara 3 ruang yaitu anterior (depan), tengah, dan posterior (belakang). Biasanya, ketika tumor mediastinum terjadi pada anak-anak, itu terjadi di area posterior. Sementara tumor mediastinum pada orang dewasa berusia 30-50 tahun umumnya terjadi di bagian anterior.
Berdasarkan lokasi tumbuhnya, penyebab tumor mediastinum bisa dibedakan menjadi:
Pada kasus tumor mediastinum yang tumbuh di bagian belakang dan sering terjadi pada anak-anak, 70% adalah tumor jinak. Selain beberapa penyebab di atas, tumor mediastinum juga bisa terjadi karena sebaran sel kanker dari bagian tubuh lain.
Baca Juga
Orang yang menderita tumor mediastinum bisa tidak mengalami gejala apapun. Seringkali tumor baru terdeteksi saat melakukan X-ray untuk keperluan diagnosis keluhan medis lainnya.
Apabila sudah muncul gejala, artinya tumor sudah mulai menekan organ di sekitarnya. Beberapa gejala tumor mediastinum seperti:
Jika seseorang mengalami gejala tumor mediastinum, maka dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan. Bisa dengan pemindaian seperti X-ray, CT scan, atau MRI. Selain itu, bisa dilakukan biopsi untuk mengambil sel dari mediastinum.
Selama pemeriksaan dilakukan, pasien akan dibius. Kemudian, dokter akan melakukan insisi kecil di bawah tulang dada. Dari situlah sampel jaringan diteliti apakah ada sel kanker yang terdeteksi sehingga diagnosis menjadi lebih akurat.
Cara mengatasi tumor mediastinum bergantung pada lokasi tumbuhnya. Sebagai langkah penanganan awal, dokter umumnya akan melakukan operasi untuk mengangkat tumor. Setelah itu, bisa diberikan terapi radiasi atau kemoterapi untuk menghancurkan sel kanker yang tersisa.
Apabila dilakukan terapi radiasi, bisa terjadi efek samping seperti:
Dokter akan mendiskusikan apa langkah penanganan yang bisa diambil untuk mengatasi tumor mediastinum. Semuanya juga bergantung apakah tumor yang dialami termasuk primer atau sekunder.
Tumor primer artinya berasal dari mediastinum. Sementara tumor sekunder berarti terjadi karena sebaran sel kanker yang sudah ada terlebih dahulu dari bagian tubuh lain. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap kondisi kesehatan jangka panjang pasien.
Baca Juga
Hingga kini belum diketahui kecenderungan genetik seseorang mengalami tumor mediastinum. Secara garis besar, tumor mediastinum termasuk jenis tumor yang langka. Ketika terjadi pada anak-anak, sel tumornya cenderung jinak. Sebaliknya, ketika orang dewasa mengalami tumor mediastinum bisa menjadi tumor ganas.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Pneumonia atau infeksi paru-paru ternyata memiliki beragam jenis. Macam-macam pneumonia dibedakan berdasarkan penyebab, tempat terpapar, dan area paru yang terkena.
10 Jun 2021
Bahaya kafein jika dikonsumsi berlebihan sangatlah mengerikan. Baik itu berasal dari kopi maupun teh, jika kafein di dalam tubuh sudah "membludak", maka efek samping merugikan akan datang.
13 Jul 2023
Risiko komplikasi yang paling umum terjadi setelah cabut gigi adalah dry socket, yaitu ketika gusi bolong dan mengalami peradangan. Padahal seharusnya, gusi bolong terisi gumpalan darah untuk melindungi saraf dan tulang.
22 Okt 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved