Trauma psikologis berbeda dari rasa takut. Perasaan traumatis lebih dalam dari itu dan bisa mengganggu atau bahkan melumpuhkan kegiatan sehari-hari. Karena itu, segera jalani langkah-langkah untuk meredakannya, sebelum semuanya bertambah parah.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
13 Mar 2020
Trauma psikologis bisa menghambat kehidupan sehari-hari
Table of Content
Banyak orang yang melempar kata trauma dengan begitu enteng, seolah bisa jadi kata ganti dari rasa takut. Padahal, trauma psikologis lebih dalam dari sekedar rasa takut. Perasaan ini bisa muncul saat sense of security atau perasaan aman dalam melakukan sesuatu, hilang. Membuat orang tersebut merasa tidak ada lagi yang bisa menolongnya di dunia ini.
Advertisement
Trauma psikologis bisa membuat Anda sulit menjalani kegiatan sehari-hari. Perasaan ini akan membuat Anda berkutat dengan rasa sedih, ingatan buruk dan kecemasan yang berlarut-larut. Selain itu, memiliki suatu trauma juga bisa membuat Anda merasa kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, termasuk kerabat terdekat.
Penyebab trauma psikologis bisa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Meski hanya terjadi satu kali, suatu peristiwa sudah bisa membuat kita trauma akan satu hal. Contoh peristiwa yang bisa memicu trauma adalah kecelakaan, bencana alam, sakit atau cedera parah, maupun kekerasan, terutama yang terjadi saat masih kecil.
Kejadian traumatis tersebut bisa terus lekat di ingatan hingga dewasa dan membuat seseoarang mengalami trauma psikologis yang berkepanjangan. Saat hal ini terjadi, maka kondisi yang dialami sudah bisa mengarah pada kondisi gangguan stres pasca trauma atau post traumatic disorder (PTSD).
Ada beberapa hal yang bisa memicu stres jangka panjang, seperti tinggal di area perang atau tingkat kriminalitasnya tinggi, bullying, atau ditelantarkan saat masih kecil. Selain itu, didiagnosis penyakit yang parah juga bisa menyebabkan seseorang mengalami trauma psikologis.
Kematian orang terdekat, putus cinta, dan menjalani operasi saat masih kecil terutama tiga tahun pertama kehidupan, bisa memicu trauma psikologis. Hal-hal ini seringkali dianggap bisa dilewati setelah beberapa waktu. Namun bagi sebagian orang, tidak semudah itu pada kenyataannya.
Untuk bisa mengetahui adanya kondisi traumatis, ada beberapa hal yang bisa dijadikan acuan. Salah satunya adalah dengan melihat tanda dan gejalanya. Tak hanya secara emosional, tanda dan gejala seseorang mengalami trauma, juga bisa terasa secara fisik sebagai berikut ini.
Gejala emosi yang yang sering muncul pada orang yang mengalami trauma antara lain:
Biasanya, emosi yang membuncah ini akan dilampiaskan ke orang-orang di sekitarnya, seperti saudara dan teman-teman. Inilah alasannya, kesulitan yang timbul akibat trauma psikologis tidak hanya dirasakan oleh satu orang, tapi juga orang-orang di sekitarnya.
Karena ketika mereka ingin membantu, orang tersebut justru mendorong mereka keluar dan lebih jauh dari lingkaran permasalahan.
Secara fisik, trauma psikologis juga bisa menimbulkan beberapa gejala, seperti:
Gejala fisik yang timbul pada orang yang mengalami trauma tidak boleh diremehkan. Sebab, meski penyebabnya tidak jelas dan berhubungan dengan kondisi psikis, tapi mereka benar-benar kesakitan dan perlu penanganan medis.
Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi kehidupan setelah mengalami pengalaman yang traumatis.
Anda juga disarankan untuk segera mencari bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater apabila trauma psikologis yang dialami sudah mulai mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain itu, Anda juga sebaiknya menghubungi psikolog maupun psikiater apabila:
Baca Juga
Mengalami trauma psikologis memang tidak mudah. Namun, bukan berarti hal ini tidak bisa terlewati. Semakin cepat Anda melakukan langkah-langkah untuk meredakannya, maka semakin cepat pula kehidupan akan kembali seperti biasa.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Box breathing adalah salah satu teknik pernapasan dalam untuk bantu atasi gejala akibat stres, mengatasi insomnia, mencegah hipertensi, hingga meningkatkan konsentrasi.
26 Mei 2022
Kekerasan seksual pada anak dapat ditandai dengan menunjukkan pengetahuan atau perilaku seks yang tak sesuai dengan usianya, menarik diri dari keluarga maupun teman, hingga sulit berkonsentrasi dalam belajar.
18 Mei 2020
Gejala stres pada wanita meliputi jantung berdebar, banyak muncul jerawat, sering berkeringat, sering sakit, lemas, nafsu makan berubah, hingga penurunan gairah seks. Pada wanita, stres bisa memicu gangguan menstruasi dan menghambat kesuburan. Pada wanita hamil, stres bahkan bisa memengaruhi janin.
2 Sep 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved