logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Penyakit

Trauma Akustik, Ketika Telinga Cedera Akibat Suara Desibel Tinggi

open-summary

Trauma akustik adalah cedera pada telinga bagian dalam akibat paparan suara dengan desibel tinggi. Umumnya, acoustic trauma terjadi setelah paparan suara sangat keras.


close-summary

2023-03-18 10:29:38

| Azelia Trifiana

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Trauma akustik bisa terjadi karena mendengar suara dengan desibel tinggi

Trauma akustik bisa terjadi karena mendengar suara dengan desibel tinggi

Table of Content

  • Faktor risiko alami trauma akustik
  • Faktor penting dalam trauma akustik
  • Apa saja gejalanya?
  • Diagnosis dan penanganan
  • Catatan dari SehatQ

Trauma akustik adalah cedera pada telinga bagian dalam akibat paparan suara dengan desibel tinggi. Umumnya, acoustic trauma terjadi setelah paparan suara sangat keras. Selain itu, trauma ini juga bisa terjadi karena berada di lingkungan dengan suara desibel signifikan dalam jangka panjang.

Advertisement

Tak hanya itu, beberapa jenis cedera pada kepala juga bisa memicu trauma akustik apabila gendang telinga pecah. Trauma pada telinga bagian dalam juga bisa memicu hal yang sama.

Faktor risiko alami trauma akustik

Apabila dokter mendeteksi seseorang mengalami gejala trauma akustik, maka akan ditelusuri lebih jauh lagi asal mulanya. Apakah terjadi akibat cedera atau paparan suara keras. Berbeda pemicu, maka akan lain pula penanganannya.

Lebih detail lagi, orang-orang dengan risiko cukup tinggi mengalami trauma akustik adalah mereka yang:

  • Bekerja di lingkungan industri dengan peralatan terus bekerja sepanjang waktu
  • Tinggal atau bekerja di lingkungan dengan suara desibel tinggi (di atas 85) dalam jangka panjang
  • Sering menghadiri konser musik atau acara lain dengan musik kencang
  • Menggunakan gun range
  • Mendengarkan suara kencang tanpa pelindung telinga

Faktor penting dalam trauma akustik

Lebih penting, ada tiga faktor yang berperan dalam terjadinya acoustic trauma, yaitu:

  • Intensitas suara (diukur dalam satuan desibel)
  • Nada atau frekuensi suara
  • Berapa lama seseorang terpapar suara keras

Ketika pemeriksaan terhadap orang dengan trauma akustik berlangsung, dokter akan memberikan estimasi jangkauan desibel suara normal sehari-hari, seperti 90 desibel untuk suara mesin berarti terlalu kencang.

Sementara suara di bawah 70 desibel dianggap aman untuk didengarkan sehari-hari, seperti ketika sekelompok orang sedang berdiskusi.

Fungsinya adalah untuk menilai apakah suara yang didengarkan sehari-hari merupakan faktor risiko terjadinya acoustic trauma hingga hilang pendengaran.

Apa saja gejalanya?

telinga sakit
Telinga berdengung

Gejala paling utama dari trauma akustik adalah hilang pendengaran. Contohnya ketika terjadi cedera pada telinga bagian dalam, maka sel-sel rambut sensitif akan kehilangan koneksinya dengan sel saraf yang bertugas mendengar.

Bahkan, struktur telinga juga bisa terdampak secara langsung akibat paparan suara kencang. Sebagai contoh, intensitas suara di atas 130 desibel dapat merusak microphone alami telinga yaitu organ Corti.

Bukan hanya itu, trauma akustik juga bisa membuat gendang telinga dan otot-otot di sekitarnya mengalami cedera.

Selain sulit mendengar suara bernada tinggi dan perlahan juga suara bernada rendah, gejala utama dari trauma akustik adalah tinnitus. Ini adalah kondisi ketika seseorang mengalami telinga berdengung. Biasanya, mereka menyadari hal ini ketika berada di lingkungan hening.

Pemicu lain terjadinya tinnitus adalah konsumsi obat dan perubahan pada pembuluh darah. Tinnitus bisa terjadi secara kronis. Ketika tinnitus berlangsung dalam jangka panjang, maka besar kecurigaan seseorang mengalami trauma akustik.

Diagnosis dan penanganan

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan bertanya suara bising apa yang sering didengar sehari-hari. Selain itu, ada juga alat audiometri yang bisa mendeteksi gejala-gejala acoustic trauma. Dalam tes ini, pasien akan dipaparkan suara dengan berbagai intensitas sehingga bisa menilai apa yang bisa didengar dan tidak.

Sementara untuk penanganan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan meski belum tentu menyembuhkan, yaitu:

  • Alat bantu dengar

Dokter mungkin merekomendasikan alat bantu dengar atau implan koklea untuk membantu mengatasi hilang pendengaran akibat trauma akustik

  • Pelindung telinga

Rekomendasi dari dokter biasanya berupa earplug dan alat lain yang bisa melindungi pendengaran. Industri yang identik dengan paparan suara keras harus menawarkan alat pelindung pribadi ini untuk pegawai mereka.

  • Obat

Biasanya, dokter akan meresepkan obat steroid yang dapat diberikan sebagai tetes telinga maupun obat minum pada kasus trauma akustik akut. Namun jika yang terjadi adalah tuli mendadak atau hilang pendengaran, dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut sebelum menentukan pengobatan yang tepat.

Bukan tidak mungkin tindakan yang lebih invasif dapat dilakukan seperti yang ditemukan oleh Chang dkk dalam studi yang dilakukan di Rumah Sakit Militer Yangju, Korea. Studi ini menjelaskan bahwa pemberian steroid suntik ke lapisan membran timpani pada kasus trauma akustik akibat suara senapan memiliki efek perbaikan pendengaran yang lebih baik dibandingkan pemberian steroid tetes telinga.

Catatan dari SehatQ

Berbagai metode penanganan di atas dapat membantu agar masalah trauma akustik tidak memburuk. Namun, bukan berarti bisa mengembalikan situasi seperti semula.

Justru yang terpenting adalah selalu menjaga kesehatan telinga dengan melindungi dari paparan suara kencang. Sebaiknya, kurangi betul aktivitas yang menyiksa telinga dengan paparan suara berintensitas tinggi.

Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar telinga berdengung dan gejala trauma akustik lainnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

penyakitpenyakit telingatelinga

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved