Perkembangan anak usia 10 tahun bisa terlihat dari pertumbuhan fisik, kemampuan bahasa, perkembangan kognitif, hingga menunjukkan ketertarikan pada hobi.
11 Feb 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Usia 10 tahun adalah transisi perkembangan anak dari masa anak-anak ke remaja
Table of Content
Satu dekade berada dalam lingkaran keluarga Anda, apa saja perkembangan yang sudah dialami si kecil? Terkadang, orangtua bisa merasa waktu berjalan begitu cepat hingga anak mereka sudah berada di fase transisi. Anak 10 tahun bisa mulai beralih menjadi remaja, ada pula yang masih seperti anak-anak.
Advertisement
Tidak ada masalah jika ada perbedaan karena setiap anak itu unik. Usia ini adalah periode transisi yang biasanya akan memberikan tantangan sekaligus kejutan tersendiri bagi orangtua.
Untuk memahami lebih jauh bagaimana perkembangan anak 10 tahun secara umum, berikut beberapa hal yang perlu diketahui:
Ketika menginjak usia 10 tahun, anak-anak akan memasuki fase growth spurt. Apabila anak bayi mengalami fase ini dengan ciri-ciri lebih sering menyusu, berbeda dengan anak yang beranjak remaja. Mereka akan mengalami perubahan bentuk fisik yang cukup signifikan.
Umumnya, masa pubertas perempuan akan terjadi lebih cepat. Tubuh mereka menjadi lebih tinggi dan mungkin saja ada yang mengalami perubahan bentuk fisik lebih pesat.
Di sisi lain, ada juga anak laki-laki yang belum menunjukkan tanda-tanda pubertas sama sekali pada usia 10 tahun. Mereka baru mengalaminya saat berusia 11, 12, atau 13 tahun.
Lebih jauh lagi, beberapa perubahan fisik yang mungkin terjadi adalah kulit mereka mulai berminyak, tumbuh rambut kemaluan dan bulu ketiak, hingga muncul jerawat.
Pada usia 10 tahun, anak semakin memahami siapa mereka di dunia ini. Itulah sebabnya, mereka sangat mungkin mengalami perkembangan emosi mulai dari rasa bingung, antusias, penasaran, ragu-ragu, bahkan takut. Jadi, tak perlu khawatir jika emosi anak tampak fluktuatif.
Jangan heran pula apabila melihat anak mulai piawai mengendalikan emosi mereka. Ketika berhadapan dengan konflik pun, mereka bisa membicarakan apa jalan keluar terbaik bersama teman-temannya. Kemampuan berdiskusi atau negosiasi mulai kian terarah.
Selain itu, tanda-tanda lain yang juga tampak terkait dengan perkembangan emosionalnya adalah anak mulai meniru mereka yang berusia lebih tua dari mereka. Tak jarang, anak akan bertanya kepada orangtua hal-hal yang merupakan wewenangnya.
Jika sejak dulu sudah ada tradisi membuat grup atau gank di sekolah, begitu pula dengan anak berusia 10 tahun. Meski mereka masih berada di bangku sekolah dasar, rasa memiliki bahkan posesif terhadap teman-teman di sekitarnya mulai muncul.
Lihat saja pada anak-anak perempuan. Mereka bisa menjadi lebih mudah cemburu atau FOMO ketika tidak diajak bergaul. Dari hari ke hari, anak bisa merasa menjadi anggota kelompok alias inside namun di hari berikutnya merasa terasing bagaikan outsider. Ini wajar.
Sementara anak laki-laki biasanya memiliki hubungan sosial atau pertemanan yang lebih fleksibel. Pertemanan mereka bukan berdasarkan pada perasaan personal namun lebih ke arah kesamaan hobi.
Berada di usia transisi, perkembangan kognitif anak 10 tahun pun menjadi lebih pesat. Mereka bisa menyerap informasi dan menyusun opini hingga pikiran dalam benak mereka.
Itulah mengapa, tak mengherankan apabila anak berusia ini bisa mengekspresikan pendapat mereka tentang berbagai hal, bahkan ketika lawan bicaranya adalah orang dewasa.
Ini berjalan selaras dengan bagaimana tuntutan secara akademik juga meningkat. Anak diminta untuk belajar lebih tekun dengan tugas lebih banyak sebagai persiapan untuk lulus dan masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.
Mengingat anak belajar dan menyerap ilmu secepat spons, jangan heran ketika mereka sudah bisa memecahkan soal matematika dengan pemikiran logis.
Bukan hanya di sains, anak 10 tahun yang belajar tentang bidang sosial seperti sejarah juga bisa mengasah kemampuan riset mereka lebih jauh lagi. Mereka sedang berada di fase gemar menjawab rasa penasaran dengan belajar lebih banyak lagi.
Anak sudah bisa membaca buku yang lebih kompleks dan panjang. Bahkan, konsep abstrak seperti metafora pun sudah bisa mereka pahami. Semakin sering mereka terpapar kata-kata sulit, sudut pandang pun semakin tergali.
Ketertarikan anak 10 tahun terhadap hal tertentu seperti musik, olahraga, atau hobi lain bisa semakin terlihat. Mengingat kemampuan fokus mereka sudah lebih meningkat, artinya bisa saja mereka asyik tenggelam melakukan hal yang mereka sukai selama berjam-jam.
Baca Juga
Sesuai dengan indikator perkembangan anak 10 tahun, peran orangtua adalah memberikan dukungan dan hadir untuk mereka. Bukan sekadar berinteraksi sekadarnya di rumah, namun juga bisa menjadi teman diskusi yang asyik untuk anak-anak.
Pahami bahwa anak akan lebih menganggap serius penampilan mereka hingga aksesoris apa yang digunakan agar bisa “diterima” teman-temannya. Cobalah berada di posisi mereka.
Jangan pernah memberikan komentar destruktif, terutama untuk hal-hal sensitif seperti perubahan bentuk fisik. Ketika anak ingin ranah privasinya ditambah, hormati itu.
Baca Juga
Selama anak tidak menunjukkan perubahan emosi atau sikap yang signifikan, nikmatilah fase transisi ini. Anda boleh khawatir apabila anak mulai menjadi sangat pemarah dan agresif, serta berlangsung terus menerus.
Transisi dari anak-anak menjadi remaja bukan hal sepele. Jadilah sosok teman bagi mereka dengan memperhatikan indikator perkembangan mereka, mana yang sudah berada di jalur yang tepat dan mana yang perlu digali lebih jauh lagi.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Nipple cream bermanfaat meredakan puting lecet akibat posisi menyusui yang salah. Pastikan memilih nipple cream yang aman untuk bayi.
Jenis olahraga anak, seperti berlari, berenang, bersepeda, hingga sepak bola, dinilai bermanfaat untuk tumbuh kembang mereka. Maka dari itu, orangtua harus menanamkan kebiasaan sehat ini pada anak.
Mainan anak 1 tahun haruslah menyenangkan dan edukatif, seperti lego atau blocks, mencocokan bentuk, puzzle berpotongan besar, atau menyusun ring donat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved