Sering menyesal setelah memarahi anak? Terdapat banyak tips agar tidak mudah marah pada anak yang bisa dicoba, seperti melatih pernapasan hingga bermeditasi.
2023-03-26 00:14:26
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Menyesal setelah memarahi anak? Sepertinya Anda harus belajar untuk meredam emosi.
Kesabaran orangtua ada batasnya. Di saat perilaku buruk anak sudah melampaui batas, sebagian orangtua mungkin dapat melampiaskan amarahnya dengan berteriak. Supaya tidak menyesal setelah memarahi anak, ada baiknya pahami berbagai tips agar tidak mudah marah pada anak berikut ini.
Advertisement
Bagaimana cara menahan emosi pada anak yang efekti? Pertanyaan ini mungkin kerap ada di pikiran banyak orangtua. Sebagai solusinya, berikut adalah berbagai cara mengendalikan emosi pada anak yang bisa Anda lakukan.
Salah satu cara mengendalikan emosi pada anak yang efektif adalah melatih teknik pernapasan. Memfokuskan diri Anda terhadap napas yang masuk dan keluar, dapat membantu Anda untuk berpikir dua kali sebelum bertindak sehingga amarah dapat diredam.
Cara mengontrol emosi pada anak ini juga dipercaya bisa membantu orangtua untuk melampiaskan amarahnya secara positif sehingga anak dapat belajar dari kesalahannya tanpa harus dimarahi.
Nantinya, anak juga bisa meniru teknik pernapasan ini sehingga ia lebih bisa mengontrol dirinya saat berada di dalam situasi yang menyulitkan.
Saat ibu marah kepada anak, jangan pernah berperilaku kasar kepada anak, apalagi sampai memukulnya. Kekerasan fisik dapat berdampak buruk pada rasa percaya diri dan kepribadian Si Kecil.
Selain itu, menahan diri agar tidak berperilaku kasar juga bisa membuat anak belajar bahwa tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan kekerasan. Jadilah panutan yang baik bagi anak.
Anda juga bisa membayangkan konsekuensi dan dampak buruk setelah memarahi sebagai cara menahan emosi pada anak.
Pikirkan bagaimana hubungan Anda dan anak selama 20 tahun ke depan jika Anda sering memarahi anak saat masih kecil. Hal ini diharapkan dapat membuat Anda berpikir dua kali sebelum memarahi anak.
Terkadang anak-anak juga bisa berperilaku buruk dan tidak mau patuh saat sedang berada di luar rumah, misalnya saat ia memaksa untuk beli mainan. Jika ini kasusnya, Anda disarankan untuk tidak memarahinya di depan publik. Tindakan ini dapat membuat anak semakin membangkang dan merasa malu saat dirinya beranjak dewasa.
Jika memang Anda perlu marah kepada Si Kecil, setidaknya tunggu sampai berada di rumah. Namun ingat, marah yang dimaksud di sini bukan berteriak atau memukul mereka, tapi lebih kepada memberikan nasihat secara tegas.
Cara mengendalikan emosi saat menghadapi anak ini juga dianggap ampuh untuk membuat Si Kecil berperilaku baik dan tidak membuat onar di depan umum.
Tips agar tidak mudah marah pada anak lainnya adalah berbicara pada diri sendiri. Cobalah untuk mengatakan, "Aku tidak akan marah terhadap perilaku buruk anak. Aku akan menahan diri dan menarik napas dalam-dalam." Hal ini dipercaya bisa meredam amarah sehingga Anda tidak menyesal setelah memarahi anak.
Cara mengendalikan emosi pada anak dapat dilakukan dengan mengenali apa yang memicu amarah pada diri Anda. Cobalah tanya kepada diri sendiri, apa yang dapat membuat Anda marah?
Jika Anda sudah tahu pemicunya, diharapkan ke depannya Anda bisa mencari strategi untuk meredam amarah tersebut.
Cara mengendalikan emosi pada anak yang satu ini juga akan membantu Anda mencari tahu di mana titik kelemahan pada diri Anda.
Bermeditasi dianggap sebagai cara menahan emosi pada anak yang efektif. Selain meredam amarah, metode relaksasi ini juga bisa membantu Anda untuk menghadapi situasi stres, mengasah kesabaran, hingga meningkatkan toleransi.
Cara meredam emosi terhadap anak ini tidak hanya menjaga hubungan Anda dengan si kecil, tapi juga baik untuk kesehatan mental.
Di saat orangtua marah dan tidak mampu meredam emosinya, peluklah anak dengan penuh kasih sayang.
Pelukan dipercaya sebagai komunikasi nonverbal yang dapat membuat anak merasakan cinta dan kepedulian dari orangtuanya. Inilah alasan mengapa pelukan dipercaya sebagai cara meredam emosi pada anak yang efektif.
Sentuhan fisik yang lembut dan penuh kasih sayang ini juga bisa membuat anak menyadari kesalahannya dan berusaha untuk memperbaikinya. Ditambah lagi, pelukan juga bisa memperkuat hubungan antara Anda dan anak.
Cara menahan amarah pada anak ini juga dianggap mampu mempererat hubungan Anda dengan si kecil.
Saat amarah sudah menguasai pikiran Anda, kata-kata kasar kemungkinan dapat keluar dari mulut dan menyakiti hati anak.
Maka dari itu, ketika Anda sedang emosi, ada baiknya memikirkan konsekuensi apa yang dapat terjadi jika Anda marah terhadap anak.
Cara mengontrol emosi pada anak ini dipercaya dapat membuat orangtua lebih sabar dalam menghadapi anak-anaknya.
Jika berbagai tips agar tidak mudah marah pada anak di atas tidak berhasil juga, mungkin sudah saatnya mengunjungi psikolog untuk meminta bantuan.
Saat Anda datang ke psikolog, beri tahu mereka bahwa Anda tidak mampu menahan amarah kepada anak. Psikolog juga bisa menjadi pendengar yang baik dari masalah-masalah yang Anda ceritakan kepadanya.
Dengan bercerita kepada ahlinya, Anda akan dibantu untuk bisa mengontrol emosi sehingga terhindar dari perasaan menyesal setelah memarahi anak.
Baca Juga
Menyesal setelah memarahi anak tentunya menjadi perasaan yang tidak diinginkan oleh setiap orangtua. Oleh karena itu, cobalah lakukan berbagai tips agar tidak mudah marah pada anak di atas untuk meredam emosi yang bergejolak.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Dry drowning dapat mengancam kesehatan anak-anak. Gejala dry drowning adalah batuk, dada terasa sakit, sulit bernapas. Pertolongan pertama pada dry drowning adalah tangani dengan perawatan medis.
Umumnya, bayi cegukan bukan hal yang berbahaya karena menjadi salah satu tanda perkembangannya. Walaupun bisa hilang dengan sendirinya, orangtua bisa melakukan cara menghilangkan cegukan pada bayi, seperti membuatnya bersendawa, mengelus punggungnya, dan lain-lain.
Psikologi remaja mengalami perkembangan pada aspek emosional maupun sosial. Ia mulai mencari jati dirinya, dan tak jarang untuk memberontak sehingga harus orangtua perhatikan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved