Gangguan stres pascatrauma (Post-traumatic stress disorder/PTSD) merupakan kondisi mental yang dipicu oleh kejadian yang menakutkan. Untuk mencegahnya, mintalah dukungan dari orang sekitar.
4.33
(6)
31 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Kejadian traumatis seperti kekerasan seksual dapat menyebabkan seseorang menderita gangguan stres pascatrauma
Table of Content
Seseorang yang pernah mengalami kejadian traumatis seperti kekerasan seksual atau perang sangat mungkin menderita gangguan stress pascatrauma.
Advertisement
Gangguan stres pascatrauma (Post-traumatic stress disorder/PTSD) merupakan kondisi mental yang dipicu oleh kejadian yang menakutkan, baik mengalami sendiri atau menyaksikan kejadian tersebut. Biasanya gangguan ini ditandai dengan teringatnya kejadian masa lalu, mimpi buruk, dan kecemasan.
Baca Juga
Sebagian besar orang yang melalui kejadian traumatis memiliki kesulitan dalam menyesuaikan diri, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka akan merasa lebih baik.
Namun, jika gejala semakin parah, bertahan hingga hitungan bulan bahkan tahun, dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari Anda, bisa jadi Anda mengalami gangguan stress pascatrauma.
Di Amerika, sebanyak 5.2 juta orang dewasa menderita PTSD dalam setahun. Perempuan diketahui lebih mungkin untuk memiliki PTSD dibanding laki-laki.
Hal ini mungkin disebabkan fakta bahwa perempuan lebih sering menjadi korban dari kekerasan, penganiayaan, dan pemerkosaan yang merupakan kejadian traumatis bagi mereka.
Semua orang dari kalangan usia manapun dapat mengalami PTSD. Berikut beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko memiliki PTSD setelah mengalami kejadian traumatis:
Berikut merupakan kejadian-kejadian yang dapat memicu terjadinya gangguan stress pascatrauma:
Setelah mengalami kejadian traumatis, kebanyakan orang memiliki gejala yang serupa dengan PTSD seperti terus menerus memikirkan apa yang telah terjadi.
Perasaan takut, cemas, marah, depresi, dan perasaan bersalah merupakan reaksi umum pada sebuah kejadian traumatis. Secara global, sebagian besar orang yang mengalami kejadian traumatis tidak berkembang menjadi PTSD.
Beberapa tips yang dapat Anda pertimbangkan yaitu sebagai berikut:
Dukungan dari orang lain dan bersosialisasi juga mencegah Anda jatuh pada respons yang tidak tepat seperti penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan.
Ketika Anda datang kepada ahli kesehatan jiwa, Anda dapat memilih terapi dengan beberapa pertimbangan berikut:
Bila Anda telah mengalami sebuah kejadian yang traumatis dan membutuhkan bantuan ahli, jangan ragu untuk menghubungi ahli kesehatan jiwa.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Doomscrolling adalah kecenderungan untuk terus mencari kabar atau berita buruk di portal berita, media sosial, maupun portal berbagi informasi lainnya. Jika tidak segera dihentikan, kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental.
Minuman penghilang stres dan kecemasan membantu meningkatkan suasana hati. Beberapa minuman yang bisa membantu mengatasi kedua masalah tersebut antara lain kunyit, air putih, susu hangat, air kelapa, hingga teh hijau.
Emosi yang meluap-luap ketika sedang merasa sedih dan bahagia sama-sama bisa membuat seseorang meneteskan air mata. Tapi, ada perbedaan air mata sedih dan bahagia. Utamanya, berkaitan dengan manfaatnya secara psikologis.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Denny Sutanto
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved