Gangguan stres pascatrauma (Post-traumatic stress disorder/PTSD) merupakan kondisi mental yang dipicu oleh kejadian yang menakutkan. Untuk mencegahnya, mintalah dukungan dari orang sekitar.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
31 Mei 2019
Kejadian traumatis seperti kekerasan seksual dapat menyebabkan seseorang menderita gangguan stres pascatrauma
Table of Content
Seseorang yang pernah mengalami kejadian traumatis seperti kekerasan seksual atau perang sangat mungkin menderita gangguan stress pascatrauma.
Advertisement
Gangguan stres pascatrauma (Post-traumatic stress disorder/PTSD) merupakan kondisi mental yang dipicu oleh kejadian yang menakutkan, baik mengalami sendiri atau menyaksikan kejadian tersebut. Biasanya gangguan ini ditandai dengan teringatnya kejadian masa lalu, mimpi buruk, dan kecemasan.
Baca Juga
Sebagian besar orang yang melalui kejadian traumatis memiliki kesulitan dalam menyesuaikan diri, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka akan merasa lebih baik.
Namun, jika gejala semakin parah, bertahan hingga hitungan bulan bahkan tahun, dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari Anda, bisa jadi Anda mengalami gangguan stress pascatrauma.
Di Amerika, sebanyak 5.2 juta orang dewasa menderita PTSD dalam setahun. Perempuan diketahui lebih mungkin untuk memiliki PTSD dibanding laki-laki.
Hal ini mungkin disebabkan fakta bahwa perempuan lebih sering menjadi korban dari kekerasan, penganiayaan, dan pemerkosaan yang merupakan kejadian traumatis bagi mereka.
Semua orang dari kalangan usia manapun dapat mengalami PTSD. Berikut beberapa faktor yang membuat seseorang berisiko memiliki PTSD setelah mengalami kejadian traumatis:
Berikut merupakan kejadian-kejadian yang dapat memicu terjadinya gangguan stress pascatrauma:
Setelah mengalami kejadian traumatis, kebanyakan orang memiliki gejala yang serupa dengan PTSD seperti terus menerus memikirkan apa yang telah terjadi.
Perasaan takut, cemas, marah, depresi, dan perasaan bersalah merupakan reaksi umum pada sebuah kejadian traumatis. Secara global, sebagian besar orang yang mengalami kejadian traumatis tidak berkembang menjadi PTSD.
Beberapa tips yang dapat Anda pertimbangkan yaitu sebagai berikut:
Dukungan dari orang lain dan bersosialisasi juga mencegah Anda jatuh pada respons yang tidak tepat seperti penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan.
Ketika Anda datang kepada ahli kesehatan jiwa, Anda dapat memilih terapi dengan beberapa pertimbangan berikut:
Bila Anda telah mengalami sebuah kejadian yang traumatis dan membutuhkan bantuan ahli, jangan ragu untuk menghubungi ahli kesehatan jiwa.
Advertisement
Ditulis oleh dr. Rikho Melga Shalim
Referensi
Artikel Terkait
Workaholic memiliki risiko yang besar untuk terkena serangan jantung dan stroke. Seorang bisa dikatakan workaholic jika bekerja lebih dari 55 jam satu minggu.
14 Apr 2023
Dampak kekerasan emosional sama parahnya dengan kekerasan fisik. Kekerasan ini dilakukan dengan mengkritik, menyalahkan, mempermalukan, atau memanipulasi korban dengan kata-kata kasar dan perilaku penindasan.
18 Apr 2021
Sakit kepala stres adalah kondisi yang terjadi akibat peningkatan produksi hormon kortisol oleh kelenjar adrenal. Cara mengatasinya dengan menerapkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, hingga yoga.
7 Sep 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved