Bullying di sekolah bisa terjadi akibat seorang anak ingin mencari perhatian atau sering bermain game dengan unsur kekerasan. Untuk mengatasinya, orangtua dan guru perlu mengenali ciri-ciri korban bullying, mengajarkan sifat baik dan tegas, hingga meminta anak untuk tidak diam saat di-bully.
4 Mar 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Bullying di sekolah dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental anak.
Table of Content
Bullying adalah tindakan penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang bertujuan untuk merugikan orang lain secara fisik, sosial, maupun psikologis. Tindakan ini dapat terjadi di mana saja, termasuk di sekolah. Artikel tentang bullying berikut akan menjelaskan seputar bullying di sekolah, mulai dari penyebab, cara mengatasi, hingga contoh kasusnya.
Advertisement
Tidak ada satu alasan yang bisa menjawab mengapa anak-anak dapat merundung anak lainnya. Namun, para ahli percaya, terdapat beberapa hal yang bisa menjadi penyebab bullying di sekolah, seperti:
Baca Juga
Anda tentunya tidak mau anak menjadi korban bullying di sekolah. Menurut studi, bullying dapat menyebabkan banyak kerugian pada murid yang menjadi korban, salah satunya menurunkan prestasi akademis.
Sudah saatnya orangtua mengambil peran penting dalam mencegah bullying di sekolah. Maka dari itu, pahami berbagai tips untuk mencegah perundungan di lingkungan belajar ini.
Salah satu hal terpenting untuk mencegah bullying di sekolah adalah memastikan bahwa anak mengetahui apa itu bullying.
Selain menjelaskan definisinya, Anda juga disarankan untuk memberi tahu ciri-ciri bullying dan seperti apa rasanya di-bully. Mulailah pembicaraan dengan menyinggung arti persahabatan yang sehat dan mana yang toxic.
Untuk memancing anak agar mau menjawab pertanyaan dengan terbuka, cobalah menanyakan beberapa hal umum di bawah ini:
Setelah itu, Anda juga dapat menanyakan tentang kasus-kasus bullying yang terjadi di sekolah.
Menurut riset, anak yang menjadi korban bullying di sekolah tidak mau memberi tahu bahwa mereka telah di-bully. Maka dari itu, kenali ciri-cirinya berikut ini:
Jika berbagai hal di atas terjadi pada anak, bicaralah secara baik-baik dengan mereka dan tanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Tidak selamanya anak menjadi korban bullying. Bisa saja ia menjadi pelaku bullying di sekolah. Untuk mencegah hal ini terjadi, orangtua harus memperkenalkan sifat baik dan tegas kepadanya.
Tegaskan kepada anak untuk tidak memukul atau mengejek orang lain. Tidak hanya tindakan fisik saja, mereka juga harus tahu bahwa perkataannya juga bisa menyakiti hati anak lain.
Jika sifat-sifat ini sudah ditanamkan sejak dini, diharapkan ia akan tumbuh sebagai pribadi yang baik dan disenangi oleh orang-orang di sekitarnya.
Jika tidak dibekali pengetahuan mengenai cara menghadapi bullying di sekolah, kemungkinan besar anak akan diam saja saat menjadi korbannya. Untuk mencegahnya, orangtua disarankan untuk meminta anak untuk mengambil tindakan saat menjadi korban bullying di sekolah.
Saat sedang di-bully, ajarkan mereka untuk pergi jauh dan segera melapor pada orang dewasa (guru) atau menegaskan kepada pelaku bully untuk berhenti.
Selain itu, penting juga bagi anak untuk mengetahui cara melaporkan tindakan bullying saat ia menjadi korban atau saksi.
Sangat penting bagi orangtua untuk mengetahui kebijakan mengenai kasus bullying di sekolah.
Cobalah untuk mengenal siapa yang harus dihubungi saat anak Anda menjadi korban bullying. Selain itu, kenali juga bagaimana sekolah menangani masalah ini.
Jika anak Anda menjadi korban bullying, segeralah menghubungi pihak sekolah atau wali kelas dan ajak mereka bertemu secara langsung.
Dengan bertatap muka dengan pihak sekolah, Anda akan menunjukkan komitmen untuk memastikan bahwa kasus bullying yang terjadi pada anak Anda ditangani secara serius.
Tidak hanya itu, jangan lupa untuk mencari bukti dan saksi dari peristiwa bullying yang terjadi pada anak Anda. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan diri jika pihak yang berwenang turut menangani masalahnya.
Selain menyuarakan keinginan Anda untuk menghilangkan tindakan bullying di sekolah, penting bagi orangtua untuk bekerja sama dengan pihak sekolah dalam menciptakan program anti-bullying.
Jika sekolah sudah memiliki program tersebut, tawarkan bantuan Anda untuk turut serta menjalaninya.
Salah satu cara mencegah bullying di sekolah yang dinilai penting adalah merekrut orangtua murid untuk membantu sekolah dalam memerangi perundungan.
Saat banyak orangtua murid yang berkomitmen untuk mencegah bullying, program anti-bullying sekolah pun dapat berjalan lebih lancar dan efektif.
Cobalah untuk mengadakan pertemuan secara rutin untuk memunculkan ide-ide baru dalam menangkis kasus perundungan di sekolah. Setelah itu, bagikan ide tersebut kepada pihak sekolah.
Selain bisa berkenalan dengan teman-teman anak, orangtua murid, dan pihak sekolah, keberadaan Anda di sekolah dinilai dapat mencegah tindakan bullying.
Sebab, para pelaku bullying akan memiliki peluang yang sangat kecil untuk mem-bully teman-temannya di saat ada orangtua yang menemani.
Salah satu cara ampuh untuk mencegah perundungan di sekolah adalah berbicara tatap mata dengan korban bullying.
Tunjukkan sifat empati Anda sebagai orangtua atau teman kepadanya agar ia merasa tidak sendirian dalam menghadapi permasalahan tersebut.
Namun ingat, jangan sampai Anda berbicara dengan korban bullying di depan pelakunya. Hal ini dapat membuat si korban menjadi takut untuk mengutarakan kejadian yang sebenarnya.
Selain bisa membantu korban bullying agar tidak takut, tindakan ini juga dipercaya bisa mencegah kasus perundungan di sekolah.
Kini saatnya Anda sebagai orangtua, guru, atau teman berbicara dengan pelaku bullying. Jangan biarkan mereka malah menyalahkan korbannya.
Justru sebaliknya, mintalah pelaku bullying di sekolah untuk mengintrospeksi diri agar tidak melakukan perbuatan itu.
Jika Anda seorang guru, berilah mereka hukuman yang membuatnya bisa berperilaku baik dan tidak mengulangi perundungannya lagi.
Dikutip dari situs Stop Bullying, salah satu cara mengatasi bullying di sekolah yang bisa dicoba adalah mendukung anak untuk mengikuti ekstrakurikuler favoritnya.
Di dalam kegiatan ekstrakurikuler, anak kemungkinan akan bertemu dengan teman-teman dengan hobi yang sama. Mereka pun dapat melakukan aktivitas yang menyenangkan sambil mengasah bakatnya.
Hal ini mampu membangun rasa percaya diri dan membuka pertemanan baru yang diharapkan dapat mencegah anak dari tindakan perundungan.
Terdapat beberapa macam contoh bullying di sekolah yang perlu dipahami anak, di antaranya:
Contoh bullying di sekolah ini dapat berupa mengejek, menertawai siswa, membuat candaan yang merugikan orang lain, hingga menyebarkan rahasia seseorang di depan publik.
Mendorong, memukul, meludahi, merusak properti, atau mencoret-coret barang di sekolah dapat menjadi contoh perilaku bullying di sekolah.
Bullying sosial di sekolah dapat berupa menyebarkan rumor yang tidak benar, hanya ingin bermain dengan teman-teman tertentu, atau bersikap eksklusif dan tidak ingin mengajak orang-orang tertentu saat bermain atau belajar.
Cyberbullying adalah tindakan perundungan yang menggunakan internet untuk mengintimidasi, mengejek, atau menyebarkan informasi yang sifatnya pribadi.
Keempat contoh kasus bullying di sekolah perlu diwaspadai oleh orangtua. Jangan sampai anak Anda menjadi korban atau pelakunya.
Anak-anak yang mengalami perundungan dapat mengalami kerugian, baik secara fisik, sosial, akademis, hingga mental.
Beberapa hal buruk ini dapat terjadi pada murid yang mengalami bully di sekolahnya:
Beberapa hal buruk ini dapat dirasakan oleh anak-anak hingga dewasa. Itulah mengapa orangtua harus menjadikan isu bullying sebagai hal yang serius.
Baca Juga
Bullying di sekolah dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental anak-anak Anda. Maka dari itu, stop bullying di sekolah dan segeralah ambil tindakan untuk mencegahnya.
Jika Anda punya pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Hal-hal yang diwariskan dari orangtua bisa berupa penampilan fisik seperti warna bola mata, golongan darah, bahkan penyakit. Demikian pula halnya dengan sifat atau karakter seseorang. Ada keturunan yang mendapatkan pewarisan lebih dominan dari sisi ayah maupun ibunya.
Bayi boleh naik pesawat mulai usia 2 minggu setelah lahir. Namun, membawa bayi berpergian naik pesawat butuh persiapan ekstra agar ia tidak rewel selama terbang di udara.
Terdapat beberapa cara belajar efektif yang bisa Anda lakukan, seperti mencari suasana belajar baru, mendengarkan musik yang menenangkan, hingga menghindari gangguan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved