Momen first kiss bagaikan pertaruhan, apakah akan menjadi hal yang dikenang indah seumur hidup? Ini tipsnya agar sukses dan berkesan.
2 Nov 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
First kiss adalah momen yang mendebarkan
Table of Content
Momen first kiss bagaikan pertaruhan, apakah akan menjadi hal yang dikenang indah seumur hidup? Atau sebaliknya, momen yang membuat wajah memerah malu tiap mengingatnya? Cara ciuman pertama yang paling utama adalah pastikan mulut tidak kaku dan ikuti saja alurnya.
Advertisement
Untuk momen berciuman pertama kali, tentu tak ada orang yang langsung menjadi expert. Bahkan meski sudah sering menonton adegan berciuman, pengalaman pertama pasti terasa jauh berbeda.
Sebelum momen ciuman pertama benar-benar datang, pastikan sudah melakukan persiapan. Memang benar bahwa first kiss bukan hal yang terjadwal pasti, namun setidaknya persiapkan diri dengan matang agar tidak nervous.
Bagaimana caranya?
Tak kalah penting, pastikan situasinya tepat baik waktu maupun lokasi saat first kiss. Berciuman harus mendapatkan persetujuan dari kedua belah pihak. Jika berada di ruang publik, pastikan tahu bagaimana etika tak tertulis yang perlu dihormati.
Baca situasi dengan tepat. Jika ragu, lihat bagaimana bahasa tubuh saat jatuh cinta. Ini bisa terlihat dari pandangan mata, arah tubuh saat berinteraksi, hingga sentuhan lembut.
Meminta izin ketika akan melakukan first kiss tak harus secara verbal. Bahasa tubuh juga bisa berarti lampu hijau. Mulailah dengan mendekatkan tubuh sambil sesekali melakukan kontak mata.
Baca Juga
Berbeda jenis ciuman, akan berbeda pula cara melakukannya. Jika persiapan sudah matang, situasi pun sangat mendukung untuk menunjukkan kasih sayang lewat ciuman, simak caranya berikut ini:
Bukan kecupan, jika first kiss ingin dilakukan dengan melibatkan lidah dan mulut terbuka maka mulailah dengan ujung lidah. Ketika sudah berhubungan dengan lidah, gunakan prinsip less is more. Lakukan dengan perlahan, jangan sampai air liur justru melebar hingga ke sekitar mulut atau wajah.
Kemudian, temukan ritme alami yang mengikuti saat berciuman. Pasti akan ada petunjuk mana yang terasa nyaman dan tidak. Ikuti gerakan satu sama lain secara lembut.
Sebelum berciuman, pastikan posisi sudah memungkinkan untuk melakukannya. Tidak terlalu jauh, namun juga tidak terlalu dekat. Lakukan pendekatan dengan lembut dengan aturan 90/10. Artinya, tubuh mendekat 90% dilakukan oleh yang berinisiatif mencium, dan 10% sisanya adalah sambutan dari pasangan.
Memang aturan semacam ini tidak bisa diukur dengan pasti, namun bisa menjadi trik “tarik ulur” dan membuat momen first kiss menjadi mendebarkan. Cara ini juga membuat pasangan merasa memiliki wewenang atau kuasa dalam keputusan berciuman Anda berdua.
Bukan cuma teknik bibir dan lidah saja, tangan juga berperan sangat penting saat ciuman pertama. Jangan sampai saat berciuman, kedua tangan hanya menggantung diam di samping tubuh. Lagi-lagi, tak ada aturan baku bagaimana tangan harus bergerak saat berciuman.
Hanya saja, umumnya kedua tangan akan tergerak secara alami. Bisa dengan memegang rahang dengan lembut, menggenggam tangan, merangkul pinggang, dan lainnya.
Mengingat ini adalah momen ciuman yang pertama kalinya, sebaiknya jangan langsung memberikan sentuhan dengan agresif. Lihat bagaimana respons dari pasangan saat disentuh. Beri ruang untuk membalas sentuhan lembut ini.
Ciuman dengan menggunakan lidah memang bisa meningkatkan tingkat kemesraan. Meski demikian, jangan terlalu berlebihan saat menggerakkan lidah atau memberikan tekanan, terlebih ini adalah momen ciuman perdana.
Gerakkan lidah sesekali dengan menyentuh ujung lidah pasangan. Jangan langsung memasukkan seluruh lidah keluar masuk mulut pasangan karena justru mengganggu ritme yang seharusnya romantis. Kendalikan juga air liur agar tidak membuat momen ciuman justru jadi memalukan.
Untuk ciuman pertama, tak perlu terlalu berlama-lama berciuman, hingga 10 menit. Memang ini hak setiap orang, namun momen first kiss idealnya berlangsung singkat namun berkesan. Selain itu, antisipasi pula adanya ciuman susulan jika yang pertama begitu membekas.
Ciuman bukan berarti hanya diisi dengan bertemunya dua bibir saja. Sah-sah saja apabila sesekali mengambil jeda dan mencium bagian tubuh lain seperti pipi, telinga, atau leher untuk menambah variasi saat berciuman.
Dalam setiap jenis hubungan, komunikasi adalah hal yang krusial. Mungkin terasa janggal membahas ciuman pertama yang baru dilakukan. Namun, tetap penting memberikan komentar. Tak perlu membahasnya terlalu serius, namun berikan saja komentar ringan.
Contoh komentar yang bisa diberikan bisa dengan menyampaikan momen apa yang paling disukai, apa yang perlu ditambah atau dikurangi saat berciuman selanjutnya, hingga menanyakan apakah pasangan keberatan jika melakukan improvisasi tertentu saat berciuman.
Apapun alasan dua orang berciuman, hal yang paling krusial adalah memastikan keduanya merasa nyaman. Tiap orang punya selera berbeda tentang bagaimana menunjukkan rasa cinta lewat ciuman, dan hanya komunikasi yang bisa menguak misteri itu.
Jadi, jangan ragu berkomunikasi dengan pasangan, atau siapapun yang menjadi partner saat berciuman. Tak kalah penting, pastikan ciuman dilakukan setelah ada lampu hijau.
Tapi bagaimana jika terlanjur mencium padahal tidak ada niatan serupa dari pasangan atau lawan bicara? Anda bisa konsultasi langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Salah satu ciri sindrom Othello adalah rasa cemburu buta yang sangat berlebihan. Cobalah untuk berdiskusi dengan pasangan untuk menghilangkan rasa cemburu ini.
Cara cepat menghafal tentu dibutuhkan bagi setiap orang yang sedang menghadapi ujian di sekolah, kampus maupun untuk keperluan pekerjaan. Untungnya, ada banyak cara cepat menghafal yang mudah dan cepat dilakukan.
Mental illness adalah gangguan kesehatan mental yang bisa menyerang siapa saja. Oleh sebab itu, penting bagi setiap orang untuk mengetahui gejala, penyebab dan cara penanganannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved