logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Lansia

Tips Ajarkan Pentingnya Social distancing dengan Tetap Menghormati Orangtua

open-summary

Beberapa dari orang tua masih kesulitan untuk menuruti aturan social distancing yang diberlakjukan pemerintah. Ditambah mengomunikasikan pentingnya social distancing dengan tetap menghormati orangtua terkadang sulit. Bahkan, kerap berujung pada perselisihan. Berikut tips mengkomunikasikannya dengan baik


close-summary

2023-03-18 14:46:13

| Azelia Trifiana

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Mengomunikasikan pentingnya social distancing dengan tetap menghormati orangtua adalah hal yang penting

Menyampaikan perihal aturan social distancing harus tetap dilakukan dengan cara yang baik

Table of Content

  • Bagaimana berkomunikasi dengan tetap menghormati orangtua?

Di Indonesia, sejak bulan Maret semua orang mau tak mau harus beradaptasi dengan situasi yang serba baru. Pandemi COVID-19 meminta orang yang punya keleluasaan untuk tetap di rumah saja. Meski demikian, mengomunikasikan pentingnya social distancing dengan tetap menghormati orangtua terkadang sulit. Bahkan, kerap berujung pada perselisihan.

Advertisement

Jika ada yang merasa kesulitan mengajak orangtua mempraktikkan social distancing di masa pandemi ini, Anda tak sendiri. Segala cara sudah dicoba, tentu dengan tetap menghormati orangtua. Tapi, kerap kali pula orangtua punya caranya sendiri untuk mematahkan semua argumen.

Bagaimana berkomunikasi dengan tetap menghormati orangtua?

Wajar jika banyak anak yang punya kekhawatiran lebih terhadap orangtua mereka,  mengingat COVID-19 sangat rentan menyerang lansia. Namun masalahnya, meminta orangtua mempraktikkan social distancing bukan perkara mudah. Belum lagi hal lain seputar menjaga kebersihan hingga mengenakan masker.

Lalu, bagaimana cara mengajarkan kedisiplinan baru di tengah pandemi dengan tetap menghormati orangtua?

1. Sampaikan dengan bahasa lugas

Pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap seluruh populasi global di penjuru dunia. Ada banyak istilah-istilah baru di saat bersamaan, ini rentan membuat orangtua merasa kewalahan. Jangan tambahi hal ini dengan menggunakan bahasa berbelit-belit saat sedang berkomunikasi dengan mereka.

Artinya, gunakan bahasa lugas yang mudah dimengerti. Berikan analogi yang sering terjadi di sekitar seperti jika tidak mengenakan masker, maka air liur orang yang terinfeksi COVID-19 bisa dengan mudah terhirup dan menular pada orangtua.

2. Repetisi menunjukkan urgensi

Wajar jika orangtua tidak langsung mengikuti praktik social distancing atau ekstra menjaga kebersihan ketika diberi tahu satu dua kali. Jadi, jangan lelah mengulang atau melakukan repetisi untuk menggambarkan gentingnya situasi saat ini.

3. Beri contoh

Apabila orangtua belum mau mempraktikkan social distancing, berikan contoh lewat kedisiplinan Anda. Mulai dari tidak keluar rumah jika tak mendesak, mengenakan masker setiap keluar, dan mempraktikkan protokol kebersihan yang lebih ketat.

Pastikan orang yang berada di sekitar orangtua melakukan hal ini sehingga perlahan orangtua menyadari pentingnya protokol ini. Tetap sabar dan konsisten karena ini tak mungkin terwujud hanya dalam hitungan hari atau minggu.

4. Minta tolong orang lain

Jika komunikasi kerap kali berujung pada perselisihan dan sulit untuk tetap menghormati orangtua, mintalah bantuan pada orang lain. Entah itu saudara yang lebih tua atau orang yang penuturannya lebih didengarkan oleh orangtua Anda.

Bila perlu, cari rekaman ceramah online dari sosok pemuka agama yang sering mereka tonton. Kemudian, sampaikan kepada mereka agar ikut mendengarkan dan menyimak penuturannya.

5. Bukan mengendalikan, tapi menyayangi

Kemukakan bahwa apa yang Anda sampaikan terkait seluruh protokol baru ini bukan karena ingin mengendalikan atau mengatur mereka, tapi sebagai bentuk kasih sayang. Sampaikan bahwa Anda ingin orangtua terlindung dari risiko terinfeksi COVID-19 agar bisa terus bersama-sama.

Jangan segan meminta maaf terlebih dahulu apabila apa yang Anda sampaikan dianggap tidak menghormati orangtua. Sampaikan bahwa semua situasi yang berubah dan protokol yang harus mereka lakukan ini perlu dilakukan tak hanya demi mereka saja, tapi juga demi keluarga yang menyayanginya.

6. Tanyakan pendapat orangtua

Salah satu bentuk menghormati orangtua saat berdiskusi adalah dengan menanyakan pendapat mereka. Jadi, jangan langsung membombardir orangtua dengan serangkaian aturan baru, jelas akan muncul resistansi. Sebaliknya, mulailah dengan menanyakan pendapat mereka.

Semisal saat melihat data betapa banyaknya lansia yang terinfeksi COVID-19 bahkan meninggal dunia, tanyakan pendapat mereka tentang fakta ini. Tanyakan pula bagaimana perasaan mereka terhadap perubahan yang serba mendadak dan tak terduga saat ini. Validasi emosi mereka sehingga bisa lebih mudah menerima ajakan untuk mengubah kebiasaan.

7. Ajarkan bentuk komunikasi baru

Baca Juga

  • 5 Latihan Sederhana Cara Meningkatkan Vertical Jump
  • Sering Lupa Hal-hal Tertentu? Mungkin Ini Penyebabnya
  • Mengenal Macam-Macam Injeksi untuk Pemberian Obat

Jika tidak tinggal satu atap dengan orangtua, sampaikan bahwa sekarang semuanya serba mudah lewat komunikasi digital. Dengan sabar, bantu orangtua mengunduh aplikasi yang diperlukan dan belajar bagaimana berinteraksi dengannya.

Mereka bukannya tidak mau, hanya saja tidak terbiasa. Siapa tahu, penolakan mereka yang begitu keras didasari karena tak kuasa menahan rindu bertemu dengan cucu tercinta? Jadi, ajarkan bentuk komunikasi baru sehingga orangtua tidak merasa kesepian meski harus tetap berada di rumah.

Selain masalah komunikasi, ada banyak faktor yang membuat generasi Baby Boomer yang lahir pada rentang tahun 1946-1964 tak menganggap Coronavirus sebagai hal yang serius. Mereka sudah menghadapi banyak fenomena hidup, sehingga wajar jika menganggap situasi saat ini tidak terlalu berbahaya.

Ditambah lagi, banyak orangtua yang kondisinya tetap fit dan bisa aktif bergerak. Diminta tetap berada di rumah karena merupakan kelompok orang dengan risiko tertular tertinggi sedikit banyak menyulut gengsi mereka. Meninggalkan rutinitas yang ada selama ini bukan perkara mudah bagi lansia.

Jadi, giliran anak-anaknya yang masih muda memahami hal itu. Perubahan ini terasa sangat tidak nyaman bagi para orangtua. Belum lagi semua instruksi yang bisa membuat mereka merasa anak-anak tidak menghormati orangtua.

Untuk itu, kemukakan segala perubahan ini sambil tetap menyatakan bahwa ini adalah bentuk kasih sayang dan dampingi mereka melewati masa sulit ini.

Advertisement

lansiakesehatan lansiahidup sehat

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved