Pola asuh anak adalah proses di mana orangtua mengasuh dan mendidik anak sejak dilahirkan hingga memasuki usia dewasa. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan fisik, emosional, sosial, dan intelektual anak.
2023-03-19 05:26:15
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Pola asuh anak akan berpengaruh pada kreativitasnya
Table of Content
Banyak riset yang meneliti tentang dampak pola asuh anak terhadap kehidupannya di masa dewasa. Sebab, hal ini dinilai memiliki peran krusial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama di usia dini.
Advertisement
Secara umum, pola asuh orangtua yang positif juga akan menghasilkan dampak positif. Cara mengasuh yang positif digambarkan dengan penuh kehangatan, tetapi tetap memiliki batasan sehingga hubungan orangtua dan anak terjalin dengan baik.
Berbicara mengenai apa itu pola asuh, pengertian pola asuh adalah proses di mana orangtua mengasuh dan mendidik anak sejak dilahirkan hingga memasuki usia dewasa. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan fisik, emosional, sosial, dan intelektual anak.
Pola asuh anak biasanya menampilkan dua karakteristik yang berfokus pada tuntutan terhadap anak dan respons orangtua terhadap anak.
Berikut adalah macam-macam pola asuh anak yang perlu Anda ketahui.
Pola asuh otoritatif juga dikenal sebagai pola asuh demokratis. Dalam pola pengasuhan anak ini, terjalin komunikasi dua arah antara orangtua dan anak.
Karakter pola asuh otoritatif adalah keseimbangan antara bersikap tegas, tetapi juga hangat dan suportif. Anak diberi batasan dan aturan tegas, tetapi dengan penjelasan dan alasan jelas mengapa aturan tersebut harus dipatuhi.
Dalam parenting style ini, orangtua cukup terlibat dalam kehidupan sang anak. Mereka mau mendengarkan dan mempertimbangkan perasaan anak, serta mendorongnya untuk mandiri dalam membuat keputusan.
Walaupun pola asuh orangtua otoritatif cenderung tegas, mereka tidak mengganggu dan membatasi. Metode disiplin yang digunakan adalah mendukung, alih-alih menghukum.
Dalam pola asuh otoriter, orangtua memiliki tingkat kontrol yang tinggi terhadap anak, tetapi tidak responsif.
Karakter pola asuh anak otoriter adalah menerapkan aturan yang ketat tanpa menjelaskan alasan di balik aturan itu. Ketika anak gagal mengikuti aturan tersebut, biasanya orangtua akan memberikan hukuman
Orangtua otoriter cenderung mengontrol kehidupan dan sangat menonjolkan kekuasaannya pada anak. Yang terpenting, anak harus patuh pada mereka.
Mereka menuntut anak tidak membuat kesalahan, tetapi memberikan sedikit arahan tentang apa yang harus dilakukan atau dihindari.
Jenis-jenis pola asuh anak selanjutnya adalah permisif. Karakter pola asuh permisif merupakan rendahnya tuntutan pada anak dan tingginya respons orangtua terhadap anak.
Orangtua dengan pola asuh ini bersikap hangat dan perhatian, tetapi cenderung lemah dalam menerapkan aturan maupun disiplin pada anak. Alih-alih sebagai panutan, mereka lebih bertindak seperti teman.
Itulah mengapa orangtua permisif jarang menerapkan aturan dan batasan. Mereka tidak mengendalikan perilaku anaknya dan amat jarang memberikan hukuman tegas, bahkan boleh dibilang cenderung selalu menuruti kemauan buah hatinya.
Pola asuh ini cenderung membuat anak memiliki banyak kebebasan dan tidak mendapat pengawasan.
Karakter pola asuh anak tipe abai adalah tidak adanya tuntutan dan respons dari orangtua terhadap anak.
Dalam pola asuh orangtua ini, mereka tidak terlibat dalam kehidupan anak dan tidak mau tahu soal kebutuhan anak. Hal tersebut ditandai dengan sedikit tuntutan, respons yang rendah, dan komunikasi yang sangat sedikit.
Orangtua dengan pola asuh abai juga tidak menerapkan aturan maupun batasan, tidak memenuhi kebutuhan emosional anaknya, dan mengharapkan anak-anak dapat mengurus dirinya sendiri.
Banyak penelitian yang melihat dampak dari tipe pola asuh orangtua terhadap perkembangan anak di kemudian hari. Beberapa kesimpulan yang dihasilkan, di antaranya:
Jenis pola asuh ini dapat membuat anak tumbuh bahagia, mampu bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, dan bisa meraih cita-citanya.
Anak juga cenderung ramah, ceria, kooperatif, memiliki rasa ingin tahu, mandiri, dan berorientasi pada tujuan.
Sebab, walaupun orangtua menerapkan aturan, mereka tetap menunjukkan kasih sayang.
Tipe pola asuh anak ini biasanya akan membuat anak-anak tumbuh menjadi orang yang patuh dan cakap.
Namun, mereka memiliki tingkat kebahagiaan dan kompetensi sosial yang lebih rendah. Bahkan, banyak anak dari parenting style ini yang kemudian memiliki masalah kepercayaan diri.
Pola asuh yang permisif umumnya membuat anak-anak tumbuh menjadi orang yang sulit menaati peraturan dan cenderung bermasalah dengan aturan serta pihak berwenang.
Sebagian besar anak yang tumbuh dengan pola asuh ini memiliki pencapaian akademis yang rendah dan tidak mampu mengatur kehidupannya sendiri.
Jenis pola asuh anak ini paling banyak menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan anak.
Dampak pola asuh orangtua terhadap perkembangan anak ini meliputi kepercayaan diri yang rendah, tidak memiliki kontrol diri, memiliki pencapaian akademis tergolong rendah, dan mempunyai kompetensi rendah dibanding orang-orang sebayanya.
Baca Juga
Dari penjelasan di atas, bisa dilihat bahwa tipe pola asuh anak otoritatif memiliki dampak yang paling positif terhadap perkembangan anak.
Berikut adalah beberapa alasannya:
Patut diingat juga bahwa etnis dan latar belakang budaya juga memiliki pengaruh terhadap tipe pola asuh anak usia dini. Pada beberapa budaya, pola asuh otoriter tidak selalu menghasilkan dampak yang negatif.
Orangtua juga terkadang tidak bisa 100 persen menerapkan pola asuh tipe tertentu. Mungkin saja Anda termasuk orang tua yang otoritatif, tapi terkadang permisif.
Yang terpenting dalam pengasuhan anak usia dini adalah komitmen dan dedikasi untuk menjadi orangtua terbaik bagi buah hati, serta mempertahankan relasi maupun komunikasi positif dengan anak.
Untuk lebih amannya, Anda juga bisa berkonsultasi ke psikolog tentang cara mengasuh anak agar tercipta pola asuh yang baik mereka.
Sementara itu, jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Teori perkembangan anak mengacu pada bagaimana anak berubah dan bertumbuh selama masa kecilnya. Di dalamnya terdapat beragam aspek mulai dari sosial, emosional, hingga kognitif. Menariknya, mengetahui hal-hal ini dapat memprediksi karakter anak hingga dewasa kelak.
Short attention span adalah kondisi yang membuat anak atau orang dewasa sulit fokus dan mudah terdistraksi. Penyebabnya beragam, seperti depresi, cedera kepala, hingga autisme.
Terdapat berbagai macam penyebab anak malas belajar yang penting diketahui oleh orangtua, mulai dari gaya belajar yang tak sesuai, lingkungan yang tak mendukung, hingga mengalami perundungan (bullying) di sekolah. Bagaimana cara mengatasinya?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved