Penyebab obesitas bemacam-macam, misalnya kurang tidur dan konsumsi obat-obatan. Untuk menurunkan berat badan, kenali penyebab obesitas agar metode yang digunakan tepat dan sehat.
2023-03-25 17:03:35
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Gaya hidup tidak sehat bukanlah satu-satunya penyebab obesitas.
Table of Content
Banyak orang yang menyalahkan gaya hidup sebagai penyebab obesitas. Padahal, banyak hal lain yang juga memicu kondisi ini. Obesitas bukanlah sekadar kelebihan berat badan, dan merupakan kondisi medis, yang memerlukan penanganan secara tepat.
Advertisement
Mengenali penyebab obesitas yang dialami, merupakan langkah awal untuk menentukan cara menurunkan berat badan yang paling tepat, sesuai kondisi Anda. Semakin cepat obesitas diatasi, maka risiko kemunculan penyakit berbahaya lainnya seperti diabetes dan penyakit jantung pun akan berkurang.
Baca Juga
Sering mengonsumsi makan berlemak dan jarang olahraga adalah penyebab obesitas yang sudah umum diketahui. Tapi tahukah Anda, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain berikut ini?
Kurang tidur, bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami obesitas. Tidak hanya pada orang dewasa, dampak ini juga bisa dirasakan oleh anak-anak, sejak usia lima tahun.
Sebab saat kurang tidur, akan terjadi perubahan cara kerja hormon di dalam tubuh. Perubahan tersebut membuat nafsu makan menjadi bertambah.
Individu yang memiliki orangtua maupun kakek dan nenek dengan kondisi obesitas, berisiko lebih tinggi mengalami kondisi serupa. Selain itu, ibu yang saat mengandung mengalami kenaikan berat badan berlebihan, juga berisiko lebih tinggi memiliki anak obesitas.
Rasa lapar dapat muncul karena adanya aktivitas dari hormon ghrelin. Pada orang yang obesitas, hormon ini tidak bisa bekerja secara sempurna, sehingga keinginan untuk makan, menjadi lebih besar.
Selain hormon lapar, di tubuh kita juga terdapat hormon yang mengatur rasa kenyang. Hormon ini disebut dengan leptin. Orang yang obesitas, dapat mengalami suatu kelainan, yang mengakibatkan hormon leptin tidak bisa bekerja secara baik.
Kelainan tersebut membuat otak tidak bisa membaca hormon leptin yang dihasilkan, sehingga membuat Anda terus menerus merasa lapar dan mendorong untuk makan lebih banyak. Inilah yang membuat gangguan hormon bisa menjadi penyebab obesitas.
Beberapa faktor dari masa kecil, ternyata juga berpengaruh terhadap risiko obesitas seseorang. Anak yang lahir melalui persalinan Caesar, berisiko lebih tinggi mengalami obesitas.
Selain itu, bayi yang lebih banyak minum susu formula juga lebih berisiko mengalami obesitas, dibandingkan bayi yang mengonsumsi ASI. Sebab, kedua hal tersebut akan memengaruhi pembentukan bakteri di usus, yang kemudian akan berpengaruh pada proses penyimpanan lemak di tubuh.
Beberapa jenis obat-obatan, dapat menjadi penyebab obesitas. Jenis obat tersebut antara lain:
Pada organ pencernaan di tubuh, terdapat beragam jenis bakteri yang bisa membantu proses pencernaan. Namun, pada orang dengan obesitas, jenis bakteri ini berbeda dari orang lain, yang memiliki berat badan normal.
Bakteri pada individu yang obesitas, bekerja lebih cepat, dalam mengambil energi dari makanan yang dikonsumsi. Akibatnya, kadar kalori dari makanan tersebut menjadi meningkat, sehingga tubuh akan menyimpan lebih banyak lemak.
Bagi beberapa orang, kondisi emosional bisa memengaruhi pola makan. Tidak jarang, seseorang menjadi banyak makan ketika stres, sedih, bosan, atau marah. Sekitar 30% penderita obesitas bermasalah dengan kondisi psikologis, dan menjadi makan secara berlebihan.
Beberapa penyakit bisa meningkatkan risiko seseorang menjadi obesitas, seperti:
Lingkungan juga bisa menjadi faktor yang memengaruhi seseorang menjadi obesitas. Pada individu yang kekurangan uang untuk membeli makanan sehat atau tidak memiliki tempat yang aman untuk berolahraga, risiko obesitasnya bisa meningkat.
Untuk menentukan Anda obesitas atau tidak, ada banyak hal yang harus diukur dan dipertimbangkan. Sehingga, berat badan yang berlebih, bukanlah satu-satunya faktor yang dinilai.
Jika Anda memeriksakan diri ke dokter, dokter juga akan mengukur lingkar pinggang Anda, karena tumpukan lemak di perut berisiko menimbulkan berbagai penyakit.
Selain itu, kondisi obesitas juga ditentukan oleh indeks massa tubuh (IMT) yang Anda miliki. IMT diukur dengan menggunakan rumus berat badan (dalam kilogram), dibagi dengan tinggi badan kuadrat (dalam meter).
Untuk orang Indonesia, Kementerian Kesehatan RI sudah mengeluarkan rentang IMT untuk perempuan, sebagai berikut.
Sementara itu untuk pria, berikut ini ukuran rentang IMT-nya.
Menurunkan berat badan memang bukanlah hal yang mudah. Namun, selama Anda memiliki tekad yang kuat, maka akan ada metode diet untuk menurunkan berat badan yang cocok untuk Anda.
Selain mengenali penyebab obesitas, salah satu langkah menurunkan berat badan yang tingkat keberhasilannya cukup tinggi, adalah melalui konsultasi dengan dokter.
Dokter juga dapat merujuk Anda pada ahli gizi, yang dapat membantu mengatur pola makan yang sesuai, untuk menurunkan berat badan.
Sebelum menjalani perubahan tersebut, Anda dapat menuliskan makanan maupun minuman yang Anda konsumsi sehari-hari. Hal ini dapat membantu Anda melihat lebih jelas, mengenai kebiasaan yang perlu Anda ubah.
Mulai lebih aktif bergerak, juga merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan. Anda tidak perlu pergi ke pusat kebugaran untuk berolahraga. Anda bisa mulai dengan melakukan hal-hal sederhana, seperti lebih banyak berjalan kaki.
Jika merasa kesulitan menurunkan berat badan, Anda dapat berkonsultasi ke dokter mengenai kondisi ini. Ada beberapa jenis obat yang memang dapat digunakan untuk membantu menurunkan berat badan.
Obat tersebut bekerja dengan cara menekan nafsu makan atau mencegah penyerapan lemak di tubuh. Namun, penggunaan obat tersebut juga tetap harus disertai dengan pola makan yang sehat, dan berolahraga secara teratur.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ginekomastia adalah pembesaran payudara pada laki-laki. Beberapa faktor risiko yang memicu perkembangannya, antara lain penggunaan narkotika dan penggunaan obat tertentu.
Punya paha besar bikin tidak pede? Tenang. Ada banyak cara mengecilkan paha lewat beragam olahraga sederhana yang bisa Anda lakukan di rumah, lho!
Irritable male syndrome (IMS) adalah kondisi PMS pada pria akibat penurunan jumlah hormon testosteron. Apa saja ciri-ciri dan cara mengatasinya?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved