Efek samping setelah vaksin COVID-19 memang berbeda-beda, ada yang merasakan, namun ada juga yang tidak mengalami sama sekali. Banyak orang yang merasa khawatir dengan adanya efek samping ini, termasuk apakah vaksinnya bekerja jika tidak merasakan apa-apa setelah disuntik.
2023-03-26 09:56:49
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Tidak mengalami efek samping setelah vaksin bukan berarti vaksinnya tidak bekerja
Table of Content
Saat ini vaksin COVID-19 sudah dilakukan di banyak negara dan sudah ada 21 vaksin yang diizinkan digunakan di seluruh dunia. Kurang lebih 13% populasi di seluruh dunia telah divaksin penuh terhadap COVID-19 menurut data yang dikumpulkan oleh Google. Efek samping setelah vaksin juga terus dipantau.
Advertisement
Jutaan orang merasakan efek vaksin berupa pembengkakan, kemerahan, nyeri di tempat suntikan, demam, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, dan mual. Namun ada juga orang yang sama sekali tidak merasakan efek samping setelah vaksin.
Kemudian banyak pertanyaan, apakah vaksin tetap efektif jika tidak mengalami efek samping?
Pakar kesehatan mengatakan reaksi terhadap vaksin di atas merupakan hal yang telah diprediksi. Munculnya KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh Anda sedang melakukan tugasnya dan belajar bagaimana melawan virus corona.
Namun bagi mereka yang tidak mengalami efek samping apa pun, ada kemungkinan tubuh Anda masih memiliki respons imun yang baik dan protektif.
Sejak pertama vaksin diluncurkan, kekhawatiran masyarakat adalah tentang efek sampingnya. Hal ini membuat para petugas medis terus membantu masyarakat memahami bahwa efek samping merupakan hal yang umum terjadi akibat respons alami tubuh. Sayangnya, mereka tidak membahas jika tidak ada efek setelah vaksin.
Meskipun efek samping seperti demam, nyeri otot, dan kelelahan adalah tanda bahwa sistem kekebalan tubuh bekerja, namun bukan berarti vaksin tidak efektif bila Anda tidak mengalami efek samping setelah vaksin.
Dalam uji klinis Pfizer dan Moderna, sebagian besar peserta tidak mengalami efek samping apa pun namun mereka masih sangat terlindungi dari virus corona. Tingkat kekebalan mereka mencapai 90% setelah vaksin, meskipun tanpa efek samping. Oleh sebab itu, tidak ada korelasi langsung antara efek samping dengan tingkat kekebalan seseorang setelah divaksin.
Sistem kekebalan tubuh setiap orang bereaksi dengan cara yang berbeda. eberapa orang mengalami respons fisik yang lebih besar terhadap vaksinasi. Reaksi tubuh terhadap vaksin bisa disebabkan karena beberapa faktor yang berkontribusi, di antaranya:
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa waktu seseorang divaksinasi dengan vaksin flu musiman dapat memengaruhi respons kekebalan. Selain itu, orang yang sebelumnya pernah terserang COVID-19 cenderung memiliki reaksi yang lebih kuat terhadap vaksin.
Orang yang mengalami gangguan kekebalan masih bisa meningkatkan respons kekebalannya terhadap virus COVID-19. Mereka menghasilkan antibodi pada tingkat yang lebih lambat dan menghasilkan lebih sedikit antibodi secara keseluruhan, tetapi vaksinasi kemungkinan masih akan memberikan beberapa tingkat perlindungan.
Baca Juga
Reaksi vaksinasi benar-benar berdasarkan pada perbedaan bawaan dalam susunan biokimia, lingkungan, dan riwayat kesehatani setiap orang.
Bukan hanya efek samping vaksin COVID-19 saja, bahkan vaksin influenza, MMR, herpes, dan banyak vaksin lain juga menimbulkan efek samping dan memiliki reaktogenitas (reaksi yang timbul setelah divaksin) yang bervariasi.
Sedikit peradangan diperlukan tubuh untuk mengembangkan kekebalan yang kuat. Namun tidak ada cara mengukur tingkat peradangan itu dan menentukan apakah efek samping tersebut mencerminkan respons kekebalan seseorang.
Sulit untuk menentukan mengapa beberapa orang mengalami efek samping setelah vaksin sementara yang lainnya tidak. Saat ini tidak ada data yang menunjukkan bahwa reaksi seseorang merupakan indikasi seberapa baik tubuh menghasilkan respons imun.
Untuk berdiskusi lebih lanjut tentang efek samping setelah vaksin lainnya tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Buff masker bisa digunakan untuk menangkal virus dan bakteri dengan cara pemakaian tertentu. Bagaimana cara pemakaian buff masker yang dianjurkan untuk menangkal virus dan bakteri?
Ganti atau campur vaksin Covid-19 pada dosis kedua dengan merek yang berbeda dari suntik dosis pertama tidak disarankan. Ini artinya, suntikan dosis pertama dan kedua sebaiknya harus menggunakan jenis vaksin yang sama.
Promosi kesehatan bertujuan mengedukasi masyarakat agar mau hidup sehat dan terhindar dari berbagai penyakit, termasuk Covid-19. Selain itu, apa lagi peran penting promosi tersebut?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved