logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Memahami Tics, Gangguan Otot Gejala Khas Sindrom Tourette

open-summary

Tics adalah gangguan otot atau motorik yang membuat seseorang melakukan gerakan acak secara tiba-tiba, cepat, berulang, dan sulit dikendalikan. Orang yang mengalami tics juga bisa mengeluarkan suara acak tanpa disengaja. Kondisi ini bisa terjadi sendiri atau sebagai gejala dari sindrom Tourette.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

20 Okt 2022

Tics adalah gangguan otot atau motorik yang membuat seseorang melakukan gerakan acak secara tiba-tiba

Tics jadi salah satu gejala khas sindrom tourette

Table of Content

  • Apa itu tics?
  • Jenis gangguan tics
  • Cara mengatasi tics

Tics seringkali dikaitkan dengan sindrom Tourette. Namun, kondisi ini sebenarnya bisa terjadi tanpa diagnosis penyakit tersebut.

Advertisement

Tics kebanyakan terjadi pada anak-anak dan membaik seiring waktu. Orang yang mengalami kondisi ini akan melakukan gerakan tanpa sadar, sehingga mereka sering merasa malu dan tidak percaya diri.

Pada orang dengan gejala tics yang parah, kualitas hidupnya bisa menurun akibat kondisi ini. Kabar baiknya, tics bukanlah gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan otak dan umumnya membaik seiring bertambahnya usia.

Meskipun pada beberapa kasus yang jarang terjadi, tics bisa berlangsung cukup lama dari biasanya.

Apa itu tics?

Tics adalah gangguan gerakan otot (motorik) atau suara (vokalisasi) yang membuat seseorang bergerak atau bersuara secara tiba-tiba cepat, berulang-ulang, dan sulit dikendalikan. Kondisi ini umumnya muncul di masa kanak-kanak dan biasanya pertama kali muncul di sekitar usia 5 tahun. Orang dewasa juga bisa mengalaminya, tapi lebih jarang.

Biasanya tics bukanlah kondisi yang serius dan dapat membaik seiring waktu. Kebanyakan tics tidak bertahan hingga lebih dari 3 bulan, tapi ada kalanya bertahan lebih lama.

Saat tics telah berlangsung selama lebih dari satu tahun, maka kondisi ini disebut dengan sindrom Tourette.

Tics yang melibatkan gerakan disebut tics motorik sedangkan tics yang melibatkan suara disebut tics vokal. Jenis dan frekuensi tics yang dimiliki seseorang dapat berubah seiring waktu.

Gangguan tics sering datang dan pergi dan bisa memburuk ketika seseorang stres atau cemas. Gejala tics yang cukup berat dapat membuat pemiliknya merasa frustasi bahkan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Penyebab Anak Sering Berkedip, Salah Satunya Tic

Jenis gangguan tics

Ada tiga jenis gangguan tics yang dibedakan berdasarkan lama periode berlangsungnya, yaitu:

1. Gangguan tics sementara

Ini adalah jenis gangguan tics yang paling umum dan terjadi kurang dari setahun. Untuk didiagnosis dengan gangguan tics sementara, seseorang harus:

  • Memiliki satu atau lebih tics motorik (misalnya, berkedip atau menggerakkan bahu) atau tics vokal (misalnya, bersenandung, berdeham, atau meneriakkan kata atau frasa).
  • Terjadi tidak lebih dari 12 bulan berturut-turut.
  • Tics dimulai sebelum berusia 18 tahun.
  • Memiliki gejala bukan karena minum obat atau karena memiliki kondisi medis yang dapat menyebabkan tics, misalnya, penyakit Huntington.
  • Tidak didiagnosis dengan sindrom Tourette atau gangguan tic motorik atau vokal yang persisten.

Pada beberapa anak, tics mungkin muncul atau memburuk secara tiba-tiba setelah infeksi Streptococcus, seperti radang tenggorokan atau demam berdarah.

2. Gangguan tics kronis (persisten)

Ini adalah jenis gangguan tics yang kurang umum jika dibandingkan tics sementara. Gangguan tics kronis adalah tics yang telah terjadi selama lebih dari setahun dan dapat berupa tics motorik atau vokal tetapi tidak keduanya.

Ciri-ciri tics kronis adalah:

  • Memiliki satu atau lebih tics motorik atau tics vokal (misalnya, bersenandung, berdeham, atau meneriakkan kata atau frasa), tetapi tidak keduanya.
  • Gangguan tics terjadi berkali-kali dalam sehari hampir setiap hari atau datang dan pergi selama periode lebih dari satu tahun.
  • Tics dimulai sebelum usia 18 tahun.
  • Memiliki gejala yang bukan karena minum obat atau obat lain, atau karena memiliki kondisi medis yang dapat menyebabkan tics.
  • Tidak terdiagnosis dengan sindrom Tourette.

3. Sindrom Tourette

Jika dibandingkan dua jenis tic sebelumnya, ini adalah jenis tic yang jauh lebih jarang terjadi. Seseorang dengan sindrom Tourette memiliki beberapa tics motorik dan setidaknya satu tic vokal yang terjadi selama lebih dari satu tahun.

Seseorang dikatakan memiliki sindrom Tourette apabila:

  • Memiliki dua atau lebih tics motorik (misalnya, berkedip atau mengangkat bahu) dan setidaknya satu tic vokal (misalnya, bersenandung, berdehem, atau meneriakkan kata atau frasa), meskipun mungkin tidak selalu terjadi bersamaan waktu.
  • Memiliki tics selama setidaknya satu tahun. Tics dapat terjadi berkali-kali dalam sehari sesering hampir setiap hari, atau terus-menerus.
  • Tics dimulai sebelum usia 18 tahun.
  • Memiliki gejala yang bukan karena minum obat atau obat lain atau karena memiliki kondisi medis lain.

Baca Juga: Penyanyi Lewis Capaladi Terkena Sindrom Tourette

Cara mengatasi tics

Cara mengatasi Tics tergantung pada jenis gangguan dan tingkat keparahannya. Pada kebanyakan kasus, tics dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

Kasus tics yang parah dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dapat diatasi dengan pemberian terapi, obat-obatan, atau stimulasi otak dalam.

1. Terapi untuk gangguan tic

Terdapat beberapa jenis terapi yang tersedia untuk membantu mengendalikan tics dan mengurangi frekuensi kejadiannya, termasuk:

  • Terapi paparan dan pencegahan respons (ERP): Jenis terapi perilaku kognitif yang membantu orang menjadi terbiasa dengan paparan tidak nyaman yang dapat memicu tic, dengan tujuan untuk mencegah respons tic.
  • Terapi pelatihan pembalikan kebiasaan: terapi ini akan melatih orang dengan gangguan tic untuk menggunakan gerakan lain yang bisa bersaing dengan tics, sehingga tic tidak bisa terjadi.

2. Pemberian obat-obatan

Biasanya, obat-obatan yang diberikan bertujan untuk mengurangi frekuensi tics tetapi tidak sepenuhnya dapat menghilangkan gejala penyakit.

Jenis obat-obatan yang mungkin diresepkan termasuk obat anti kejang, suntik botox, pelemas otot, dan obat yang berinteraksi dengan dopamine.

Dokter mungkin juga meresepkan obat lain lain yang dapat membantu mengurangi gejala yang berhubungan dengan gangguan tics seperti antidepresan jika Anda mengalami gejala kecemasan atau OCD.

Pemberian obat-obatan untuk tics dapat digunakan bersama terapi atau sendiri secara terpisah.

3. Stimulasi otak dalam

Stimulasi otak dalam atau Deep Brain Stimulation (DBS) adalah pilihan pengobatan tics terakhir jika seseorang tidak merespons pengobatan lain dan berdampak pada kualitas hidupnya.

DBS dilakukan dengan menanamkan sebuah perangkat elektronik di area otak tertentu yang mengontrol gerakan.

Area tersebut kemudian dirangsang dengan impuls listrik dengan menggunakan perangkat untuk mengurangi terjadinya tics.

Selain perawatan medis, perubahan gaya hidup juga dapat membantu mengurangi frekuensi tics, terutama mengindari stres dan kecemasan serta tidur yang cukup.

Baca Juga

  • 12 Potensi Penyebab Badan Sakit Semua dan Cara Mengatasinya
  • 10 Arti Kedutan Lutut Kiri dan Kanan Menurut Medis
  • Mengenal 7 Penyebab Kram Otot yang Perlu Diwaspadai

Tics adalah kondisi yang dapat memengaruhi kualitas hidup pemiliknya. Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar tics, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter baik secara langsung atau melalui fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.

Advertisement

sindrom tourettemasalah otot

Ditulis oleh Nenti Resna

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved