Thanatophobia adalah rasa cemas dan takut yang berlebih pada kematian atau proses kematian. Fobia ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari penderitanya.
5 Jan 2023
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Thanatophobia bisa mengganggu kehidupan penderitanya
Table of Content
Wajar bagi seseorang untuk merasa takut pada kematian, misalnya karena belum siap atau tidak mau berpisah dengan orang terkasih. Namun, jika rasa takut yang dirasakan menjadi berlebihan dan tidak wajar, kamu perlu mewaspadai adanya thanatophobia.
Advertisement
Thanatophobia adalah bentuk kecemasan dan ketakutan yang ekstrem terhadap kematian atau proses kematian. Kata thanatophobia sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu thanatos (kematian) dan phobos (ketakutan).
Fobia ini menyebabkan penderitanya merasa takut secara berlebihan terhadap kematian diri sendiri ataupun orang-orang yang dicintai, bahkan sampai mengganggu kehidupan sehari-hari.
Mereka pun menjadi sulit untuk beraktivitas sewajarnya saat sekolah, bekerja, atau dalam situasi sosial.
Ketika berpikir tentang kematian, penderita thanatophobia dapat mengalami serangan panik. Mereka juga berusaha keras untuk menghindari pembicaraan apa pun tentang kematian atau proses kematian.
Dilansir dari Cleveland Clinic, sebuah studi menunjukkan bahwa antara 3-10 persen orang merasa lebih cemas daripada yang lain saat memikirkan kematian.
Thanatophobia dapat mempengaruhi orang dewasa maupun anak-anak. Munculnya fobia ini sering kali dipicu peristiwa tertentu di masa lalu.
Pada umumnya, penyebab thanatophobia adalah peristiwa traumatis yang menyebabkan seseorang berada dalam kondisi hampir mati, kematian orangtua atau orang terkasih, serta menyaksikan seseorang mengalami kematian yang sulit atau menyakitkan.
Selain itu, berikut adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami perasaan takut mati ini.
Usia juga disebut dapat mempengaruhi thanatophobia. Orang lanjut usia cenderung lebih takut terhadap proses kematian, sedangkan anak muda cenderung cemas terhadap kematian itu sendiri.
Thanatophobia adalah kondisi yang tidak secara khusus tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5). Namun, fobia ini termasuk dalam jenis fobia spesifik.
Ketakutan akan kematian dianggap sebagai fobia jika memenuhi kriteria berikut ini.
Jika kamu menderita thanatophobia, pikiran tentang kematian bisa menyebabkan rasa panik, takut, atau depresi yang intens. Hal ini bisa membuat kamu menghindari situasi atau tempat yang tampak berbahaya.
Kamu juga bisa menjadi terobsesi dengan kondisi kesehatan sehingga terus-menerus memeriksa adanya tanda-tanda penyakit. Misalnya, mengkhawatirkan tahi lalat abnormal atau tekanan darah.
Fobia ini dapat mengembangkan hipokondriasis, yaitu kelainan yang menyebabkan seseorang khawatir berlebihan mengenai penyakit sehingga merasa akan mati sebentar lagi.
Selain itu, berikut adalah tanda-tanda thanatophobia lainnya yang dapat terjadi.
Ketika thanatophobia muncul atau memburuk, kamu juga dapat mengalami beberapa gejala emosional, seperti marah, sedih, kesal, khawatir, dan menghindari kontak dengan keluarga atau teman untuk jangka waktu lama.
Jika kamu merasa mengalami fobia ini, sebaiknya berkonsultasilah dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Untuk mengatasi thanatophobia, dokter umumnya berfokus untuk meredakan ketakutan dan kekhawatiran penderitanya terhadap kematian.
Berikut adalah beberapa pilihan perawatan yang mungkin dilakukan.
Bercerita mengenai apa yang kamu alami atau rasakan pada terapis dapat membuat perasaan menjadi lebih baik.
Dalam psikoterapi, terapis juga akan membantumu mempelajari cara untuk mengatasi perasaan ketika fobia ini muncul.
Terapi ini juga dapat disertai dengan konseling agama, pemberian obat-obatan dari dokter, atau alternatif terapeutik lainnya.
Terapi perilaku kognitif dapat membantu mengubah cara berpikirmu tentang kematian sehingga jadi tidak begitu menakutkan.
Perawatan ini akan mengubah pola pikir dan menenangkan pikiranmu ketika menghadapi pembicaraan mengenai proses kematian ataupun kematian itu sendiri.
Terapi perilaku kognitif juga memberikan kamu teknik untuk mengendalikan reaksi terhadap pikiran tentang kematian, misalnya dengan pernapasan dalam.
Selanjutnya, cara mengatasi thanatophobia adalah meditasi, pencitraan, dan teknik pernapasan. Berbagai cara ini dapat mengurangi gejala fisik yang timbul ketika fobia terjadi.
Seiring waktu, teknik relaksasi juga dapat membantumu dalam mengurangi ketakutan tersebut secara umum.
Di samping itu, kamu juga harus menghindari alkohol dan kafein, tidur yang cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi.
Terapi paparan dilakukan untuk membantu mengatasi ketakutan dengan mendorong kamu menghadapinya.
Seorang terapis akan melakukan terapi paparan dengan mengekspos tempat, pikiran, atau situasi yang berhubungan dengan kematian secara bertahap, sampai respons kecemasan yang kamu rasakan berkurang atau bahkan tidak merasakan takut lagi.
Dokter juga dapat meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengurangi kecemasan dan kepanikan yang berkaitan dengan fobia.
Obat yang digunakan untuk mengatasi kecemasan, yaitu benzodiazepin, selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), atau beta-blocker.
Obat-obatan umumnya digunakan untuk jangka pendek ketika kamu berusaha menghadapi ketakutan dalam terapi.
Jangan ragu untuk berbicara pada psikolog atau psikiater jika rasa takut akan kematian yang kamu alami terasa sangat mengganggu.
Dukungan dari orang-orang terdekat juga sangat diperlukan karena dapat membantu mengurangi ketakutan dan kecemasan yang kamu alami.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar fobia, konsultasikan langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Saat orang terdekat bercerita bahwa ia adalah orang yang terkena HIV, ada beberapa hal yang harusnya tak boleh Anda katakan. Beberapa pertanyaan dapat begitu menyinggung bagi mereka.
Konsep diri adalah pemahaman bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri.
Ciri-ciri orang percaya diri dapat Anda lihat dari pola pikir dan perilakunya. Beberapa sikap yang umumnya ditunjukkan orang dengan kepercayaan diri tinggi antara lain menganggap diri sendiri berharga, tak takut gagal, berani melakukan kesalahan, dan menerima kelemahan yang dimiliki.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved