Test anxiety adalah kondisi ketika seseorang merasa stres dan cemas berlebihan sebelum menjalani ujian. Cara mengatasinya dapat dengan mencari teknik belajar yang lebih efisien, melakukan relaksasi sebelum ujian, hingga berkonsultasi dengan psikolog ataupun psikiater.
2023-03-21 03:32:56
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Test anxiety dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kinerja Anda selama mengerjakan ujian
Table of Content
Ujian seringkali memicu rasa gugup pada orang-orang yang hendak menjalaninya. Perasaan gugup ini dapat berdampak positif terhadap orang yang mengalaminya karena bisa membantu mereka untuk memberikan yang terbaik saat ujian.
Advertisement
Namun, bagi beberapa orang, rasa gugup sebelum ujian dapat memicu stres dan kecemasan berlebihan. Akibatnya, kinerja orang yang mengalami kondisi tersebut akan terganggu selama mengerjakan ujian. Apabila Anda mengalami hal serupa, kondisi ini dikenal dengan istilah test anxiety.
Test anxiety adalah kondisi yang membuat seseorang merasakan stres dan kecemasan ekstrem sebelum menjalani ujian. Stres maupun kecemasan yang dirasakan kemudian mengganggu kinerja penderitanya.
Beberapa contoh test anxiety yang sering terjadi, antara lain:
Ketika mengalami test anxiety, beberapa gejala mungkin akan dirasakan oleh penderitanya. Gejala yang dirasakan dapat memengaruhi kondisi fisik, emosi, dan kemampuan psikologis mereka.
Berikut ini sejumlah gejala yang dirasakan oleh penderita test anxiety sebelum ujian:
Perlu diingat, gejala yang dirasakan oleh masing-masing penderitanya mungkin akan berbeda satu sama lain. Untuk mengetahui kondisi yang mendasarinya, berkonsultasilah dengan dokter jika merasakan gejala-gejala di atas.
Test anxiety dapat dipicu oleh berbagai macam faktor. Sejumlah faktor yang dapat berkontribusi dalam berkembangnya kondisi ini, meliputi:
Salah satu faktor yang paling sering berkontribusi dalam berkembangnya kondisi ini dalam diri seseorang adalah ketidaksiapan mereka untuk menghadapi ujian. Saat Anda tidak belajar dengan baik, situasi tersebut bisa menambah kecemasan sebelum ujian.
Takut akan kegagalan dapat memicu kecemasan ekstrem sebelum mengerjakan ujian. Rasa takut ini berpotensi memberi pengaruh buruk terhadap performa dan kinerja saat mengerjakan ujian. Akibatnya, Anda tidak dapat memberikan yang terbaik ketika mengerjakan tes.
Beberapa orang mengalami kondisi ini karena mereka mempunyai riwayat buruk dengan tes serupa. Riwayat buruk di masa lalu bisa memicu kecemasan karena takut gagal seperti ujian-ujian sebelumnya.
Test anxiety dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kinerja Anda selama mengerjakan ujian. Oleh sebab itu, penting bagi penderitanya untuk memahami bagaimana cara mengatasi kondisi ini dengan benar.
Berikut ini sejumlah tips untuk mengatasi test anxiety:
Apabila test anxiety yang dirasakan tak kunjung hilang dan terus memberi dampak buruk bagi kinerja Anda, segera berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental. Ahli kesehatan mental bisa membantu mengidentifikasi sekaligus membantu Anda mengatasi perasaan, pikiran, maupun perilaku yang menjadi penyebab atau memperburuk kecemasan.
Baca Juga
Test anxiety merupakan kondisi yang membuat seseorang merasakan stres dan kecemasan ekstrem sebelum menjalani ujian. Cara mengatasinya bisa dengan mencari teknik belajar yang lebih efisien, menerapkan teknik relaksasi sebelum ujian, hingga berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Biasanya, orang jadi sering uring-uringan saat sedang banyak pikiran atau stres. Tapi ada hal-hal lainnya yang ternyata bisa membuat Anda marah-marah. Apa sajakah itu?
Cherophobia adalah ketakutan maupun keengganan yang tak rasional untuk merasa bahagia atau takut terhadap kebahagiaan sehingga selalu ingin kecewa.
Aquaphobia adalah kondisi yang memicu kecemasan dan ketakutan berlebih terhadap air. Fobia air bisa disembuhkan dengan kombinasi antara terapi pemaparan dan terapi perilaku kognitif.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved