Tes titer antibodi adalah pemeriksaan yang bertujuan mendeteksi keberadaan dan mengukur jumlah antibodi dalam darah. Prosedur ini bisa digunakan untuk mengetahui efektifitas suatu vaksin, termasuk vaksin corona. Tes ini direkomendasikan pada individu yang telah menerima vaksin Covid-19 kedua.
2023-03-22 16:05:17
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ketahui efektivitas vaksin covid dengan tes titer antibodi
Table of Content
Sudah tiga bulan berlalu sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai. Berbagai kalangan masyarakat pun telah menerima vaksin tersebut. Lantas, setelah divaksin, apakah individu tersebut serta-merta terbebas dari ancaman Covid-19? Untuk mengetahui jawabannya, kita perlu memahami tentang efektivitas vaksin corona yang dapat diuji dengan tes titer antibodi.
Advertisement
Tes titer antibodi adalah pemeriksaan yang ditujukan untuk mendeteksi keberadaan serta mengukur jumlah antibodi. Tes ini dilakukan dengan menguji sampel darah pasien, yang selanjutnya diukur dengan suatu metode yang dinamakan immunoassay.
Titer pada pemeriksaan ini didefinisikan sebagai konsentrasi antibodi dalam darah. Antibodi itu sendiri dapat terbentuk karena tubuh mendeteksi komponen aktif pada virus yang disebut dengan antigen. Antibodi biasanya terbentuk spesifik terhadap antigen yang ada.
Dalam pemeriksaan nilai kuantitatif titer terkait virus corona, antigen yang ditargetkan adalah Spike-Receptor Binding Domain (S-RBD) Covid-19. Pada proses ini, konsentrasi antibodi yang telah terbentuk akan dibandingkan dengan jumlah protein S-RBD yang ada. Sebab, protein ini berperan dalam mengikat tubuh virus corona ke dalam sel inang (sel tubuh pasien).
Antibodi dapat digambarkan sebagai tentara yang mempertahankan benteng pertahanan tubuh terhadap virus. Oleh karena itu, jumlah titer yang menunjukkan perbandingan antibodi terhadap antigen dapat menggambarkan kekuatan respons kekebalan tubuh.
Ibaratnya, melalui tes ini, kita dapat mengetahui jumlah tentara yang siap bertempur untuk melawan musuh yang ada.
Sebelum mengetahui hubungan vaksin dan tes titer antibodi, ada baiknya kita memahami bagaimana tubuh bekerja melawan penyakit.
Secara alami, ketika antigen pertama kali masuk ke dalam tubuh, dibutuhkan waktu agar sistem kekebalan membentuk antibodi. Sebab, tubuh perlu mempelajari antigen tersebut agar dapat menyusun strategi yang tepat dalam menghentikan infeksi. Ketika proses itu terjadi, tubuh akan menjadi sakit karena proses infeksi tengah berlangsung.
Begitu antibodi telah terbentuk, virus dapat dilawan dan infeksi akan terhenti. Seluruh proses ini akan diingat oleh sistem kekebalan tubuh yang akan diperlukan jika di kemudian hari, virus tersebut masuk lagi ke dalam tubuh.
Nah, sebelum virus COVID-19 benar-benar menginfeksi tubuh, dilakukanlah vaksinasi sebagai upaya pencegahan. Vaksin bekerja dengan cara meniru proses infeksi dari virus. Sebab, vaksin mengandung antigen dari virus yang ditargetkan. Namun, antigen tersebut sudah dikendalikan dengan cara dilemahkan atau dimatikan (inactive).
Dengan begitu, tubuh dapat tetap mempelajari antigen yang masuk tanpa harus merasakan sakit. Seperti proses alami sistem kekebalan, antibodi akan dihasilkan dan tubuh dapat mengingat strategi yang harus dilakukan apabila virus masuk di kemudian hari.
Namun, dari mana kita dapat mengetahui efektivitas vaksin dalam melindungi tubuh dari virus?
Efektivitas vaksin corona dapat diukur dari respons imun tubuh terhadap Covid-19 melalui jumlah antibodi yang terbentuk. Oleh karena itu, dilakukanlah tes titer antibodi. Tes ini direkomendasikan pada individu yang telah menerima vaksinasi Covid-19 yang kedua.
Pemeriksaan umumnya dilakukan 14 hari hingga satu bulan setelah vaksinasi yang kedua dilaksanakan. Kemudian, tes ini dapat diulang lagi secara berkala setiap 3-6 bulan sekali untuk memantau perkembangannya.
Seperti telah dijelaskan di atas, seseorang yang pernah terinfeksi dapat mengembangkan antibodi terhadap virus tersebut. Namun sistem kekebalan yang tercipta akan bergantung pada tingkat keparahan yang dialami.
Apabila pasien corona hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak bergejala (OTG), sistem kekebalan tubuh yang ada dapat bersifat lemah. Sementara itu jika mengalami gejala Covid-19 yang parah, maka kemungkinan besar antibodi kekebalan telah terbentuk dengan baik.
Meski demikian, kekebalan tubuh terhadap Covid-19 dari infeksi alami tidak akan berlangsung lama. Beberapa penelitian membuktikan bahwa kekebalan tubuh akan berkurang setelah 2 hingga 3 bulan.
Di sinilah peran tes titer antibodi pada penyintas COVID-19. Melalui tes ini, dokter dapat mengetahui tingkat penurunan kekebalan tubuh pasien. Dari hasil tersebut, dokter bisa menentukan waktu yang tepat bagi pasien untuk mendapatkan vaksin.
Karena Covid-19 sangat mudah menular, upaya terbaik untuk mencapai kekebalan tubuh yang mumpuni adalah melalui pemberian vaksin.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kekhawatiran covid menular ke bayi melalui darah dan ASI kerap dirasakan oleh ibu hamil. Pasalnya, hingga kini bayi dan anak-anak belum diperbolehkan mendapatkan vaksin, sebagai langkah pencegahan penularan virus corona.
Salah satu cara pencegahan penularan COVID-19 menurut WHO dan Kemenkes RI, yaitu mengenakan masker. Adanya penyebaran varian delta di Indonesia, anjuran mengenakan dobel masker terus digalakkan.
Mencari aktivitas anak selama wabah corona tentu membuat orangtua bingung. Kegiatannya harus tidak membosanka, dan juga bisa memberikan manfaat untuk Si Kecil.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved