Binge eating adalah gangguan makan yang ditandai dengan kebiasaan makan dalam jumlah luar biasa banyak di satu waktu. Faktornya adalah faktor keturunan, adanya perubahan struktur otak dan lainnya.
28 Agt 2019
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Banyak makan hamburger belum tentu pertanda rakus, bisa jadi itu gejala binge eating
Table of Content
Pernahkah Anda memakan sesuatu dalam keadaan perut yang sebenarnya sudah kenyang? Bila iya, Anda perlu berhati-hati. Pasalnya, Anda bisa jadi sedang mengidap gangguan makan yang disebut binge eating disorder (BED).
Advertisement
Kondisi ini bisa jadi sangat berbahaya untuk kesehatan tubuh. Risiko penyakit seperti diabetes, kolesterol, hingga obesitas akan mengintai. Karena itu, cari tahu lebih dalam tentang BED di bawah ini.
Secara umum, makan berlebihan yang dilakukan sesekali termasuk wajar dan seharusnya tidak memicu kekhawatiran. Misalnya, makan banyak pada acara pesta, pernikahan, reuni keluarga, atau saat berlibur. Ketika makan berlebihan sudah menjadi sebuah kebiasaan, hal ini patut Anda waspadai.
Kata binge sendiri memiliki arti ‘melakukan sesuatu secara berlebihan’. Binge eating disorder adalah gangguan makan yang ditandai dengan kebiasaan makan dalam jumlah luar biasa banyak di satu waktu. Gangguan makan binge eating umumnya mulai terjadi pada saat masa remaja hingga di awal usia dua puluhan. Penyakit mental ini juga tergolong kronis (jangka panjang) dan dapat berlangsung hingga hitungan tahun.
Inilah tanda-tanda jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami gangguan makan binge eating disorder:
Pada masing-masing penderita, tingkat keparahan binge eating bisa berlainan. Kondisi ini bisa dilihat dari frekuensi binge eating yang dilakukannya dalam waktu seminggu.
Perlu bantuan dari dokter spesialis jiwa atau psikolog untuk mendiagnosis binge eating disorder secara pasti. Demikian pula dengan faktor yang menyebabkan penderita mengalami gangguan mental ini.
Seperti kebanyakan penyakit mental, penyebab binge eating disorder juga belum diketahui secara pasti. Namun beberapa faktor di bawah ini dapat berperan dalam mempertinggi risiko kelainan binge eating:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemunculan binge eating disorder dipengaruhi oleh faktor genetik. Ini berarti, kemungkinan Anda untuk mengalami BED menjadi lebih tinggi bila memiliki anggota keluarga yang juga mengalami penyakit yang sama.
Berbeda dengan orang normal, struktur otak penderita BED dikatakan mengalami perubahan tertentu. Akibatnya, respons penderita terhadap makanan menjadi meningkat dan kemampuan untuk mengendalikan dirinya mengalami penurunan.
Citra tubuh negatif akan membuat Anda merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya sendiri. Inilah yang dialami oleh orang yang mengidap gangguan makan binge eating, yang kemudian membuat gangguan makan ini semakin parah.
Para pengidap BED umumnya memang sudah melakukan tindakan binge eating sedari masa kanak-kanak dan remaja. Lama-kelamaan aktivitas tersebut berkembang menjadi gangguan kejiwaan.
Baca juga: Cara Mengatasi Perut Kekenyangan dan Begah
Peristiwa yang dapat menyebabkan stres atau depresi pada seseorang dapat menjadi faktor pemicu di balik penyakit binge eating. Misalnya, mengalami kekerasan seksual (seperti diperkosa), kecelakaan, ada anggota keluarga atau orang terdekat yang meninggal, perceraian orangtua, atau bullying.
Penelitian menunjukkan bahwa penderita penyakit binge eating juga biasanya memiliki sekurang-kurangnya satu gangguan psikologis lainnya, seperti fobia, depresi, atau bipolar.
Menurut sebuah penelitian, binge eating disorder lebih kerap dialami oleh pria serta orang-orang yang lebih tua. Namun alasan di baliknya belum bisa dipastikan.
Ketika Anda melakukan diet ekstrem, namun tidak berhasil, rasa putus asa bisa mendera Anda. Kegagalan ini kemudian dapat memicu munculnya rasa kecewa dan rasa bersalah, yang malah membuat Anda makan dengan porsi yang lebih banyak.
Baca juga: Makanan yang Bikin Kenyang Lebih Lama
Penderita binge eating disorder umumnya merasa sulit hingga tidak bisa berhenti melakukan binge eating. Oleh sebab itu, butuh bantuan dari keluarga maupun orang di sekelilingnya dalam membantunya untuk menghentikan kebiasaannya.
Pengobatan untuk binge eating disorder bertujuan agar penderitanya dapat mengurangi kebiasaan binge eating dan mencapai kebiasaan makan yang sehat. Beberapa cara yang diberikan oleh dokter spesialis jiwa bisa meliputi:
Jenis psikoterapi bisa meliputi psikoterapi interpersonal, cognitive behavioral therapy (CBT), dan terapi perilaku dialektik. Keluarga juga bisa disertakan dalam terapi untuk membantu memahami kondisi pasien.
Terdapat beberapa jenis obat yang bisa diberikan oleh dokter untuk mengatasi binge eating. Mulai dari obat stimulan, antidepresan, serta antikonvulsan.
Program diet tidak dianjurkan bagi para pengidap penyakit binge eating yang sedang menjalani pengobatan. Pasalnya, kegagalan diet justru dapat memicu periode binge eating semakin sering dilakukan.
Bila ingin melakukan diet, program penurunan berat badan ini sebaiknya diawasi oleh dokter atau ahli gizi. Langkah ini akan memastikan kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi selama diet berlangsung.
Gangguan makan binge eating dapat berefek buruk bagi kesehatan fisik dan mental bila tidak kunjung diobati. Selain obesitas, penderita juga dapat mengalami diabetes tipe 2, penyakit jantung, kadar kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi di kemudian hari.
Karena penderita sulit untuk menghentikan kebiasaannya, orang-orang di sekitarnya dibutuhkan untuk membujuk penderita untuk menjalani pemeriksaan ke dokter. Dengan ini, diagnosis dan penanganan binge eating disorder yang tepat bisa didapat.
Baca juga: Manfaat Diet Jahe untuk Tekan Nafsu Makan dan Kenyang Lebih Lama
Binge eating disorder tetap bisa disembuhkan dengan menjalani terapi yang tepat dar dokter. Selain itu, menjalani pola hidup sehat juga jadi langkah pencegahan gangguan makan ini.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar gangguan makan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Gangguan kepribadian memengaruhi bagaimana seseorang berpikir atau bertindak. Tidak cuma satu jenis, ternyata ada macam-macam gangguan kepribadian. Apa saja?
Phobia darah adalah ketakutan berlebih saat melihat darah atau saat menjalani prosedur medis tertentu yang melibatkan darah. Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai gejala fisik dan emosional.
Krisis identitas adalah kondisi ketika orang merasa tidak yakin mengenai siapa dan apa dirinya. Hal ini dapat terjadi setelah ia mengalami perubahan besar dalam hidup atau karena faktor usia. Bagaimanakah mengenali dan mengatasinya?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved