Limfosit adalah salah satu jenis sel darah putih yang dapat membantu melawan penyakit. Jika jumlah limfosit terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka bisa menandakan adanya masalah. Lantas, berapa jumlah limfosit normal?
7 Sep 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Limfosit merupakan salah satu jenis sel darah putih
Table of Content
Berbicara mengenai sel darah, limfosit merupakan salah satu sel darah yang perlu Anda ketahui. Limfosit adalah jenis sel darah putih yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Sel darah ini dibuat di sumsum tulang, tetapi ditemukan pada darah dan jaringan getah bening.
Advertisement
Bersama dengan sel darah putih lainnya, limfosit bekerja sama untuk melawan penyakit. Akan tetapi, jumlah limfosit yang terlalu rendah atau terlalu tinggi bisa menandakan adanya masalah tubuh Anda. Lantas, berapakah kadar limfosit yang tergolong normal?
Sumsum tulang terus-menerus menghasilkan sel yang menjadi limfosit. Sebagian memasuki aliran darah, tetapi sebagian lain bergerak melalui sistem limfatik.
Sistem limfatik merupakan kelompok jaringan dan organ, seperti limpa, amandel, dan kelenjar getah bening, yang melindungi tubuh dari berbagai ancaman infeksi.
Sekitar 25 persen limfosit baru menetap di sumsum tulang dan menjadi sel B. Sementara, 75 persen lainnya melakukan perjalanan ke kelenjar timus sebelum berubah menjadi sel T. Sel B dan Sel T akan bekerja sama untuk melawan infeksi.
Sel B berfungsi mengenali antigen, seperti virus atau bakteri, dan menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi untuk melawannya.
Sementara itu, sel T terbagi menjadi tiga jenis yang masing-masingnya memiliki peran tersendiri, yaitu:
Selain mencegah penyakit, limfosit juga dapat melawan alergen, seperti serbuk sari atau bulu hewan peliharaan, yang memicu timbulnya reaksi alergi.
Baca Juga
Jumlah limfosit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa menjadi tanda penyakit. Guna mengetahui kadar limfosit dalam aliran darah Anda, perlu dilakukan tes darah yang disebut screen sel B dan sel T.
Kadar limfosit dapat bervariasi bergantung pada usia, jenis kelamin, keturunan, dan gaya hidup. Kisaran limfosit normal pada orang dewasa, yaitu antara 1.000 dan 4.800 limfosit dalam 1 mikroliter (mcL) darah. Sementara, pada anak-anak, kisaran normalnya adalah antara 3.000 dan 9.500 limfosit/mcL darah.
Apabila kadar limfosit berada di bawah atau di atas angka-angka di atas, dapat diasumsukan bahwa kondisi tersebut menandakan kadar limfosit yang rendah atau tinggi. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua kondisi ini.
Jumlah limfosit tinggi pada orang dewasa berkisar lebih dari 5.000 limfosit/mcL darah. Sedangkan, pada anak-anak terdapat lebih dari 9.000 limfosit/mcL darah meskipun dapat berubah seiring bertambahnya usia.
Terkadang, jumlah limfosit yang tinggi tidak berbahaya dan bersifat sementara karena menjadi respons normal tubuh terhadap infeksi atau peradangan.
Akan tetapi, kondisi tersebut dapat pula menjadi tanda kondisi yang lebih serius yang disebut dengan limfositosis. Kondisi ini sering kali dikaitkan dengan infeksi kronis, beberapa jenis kanker darah, dan penyakit autoimun.
Kadar limfosit rendah pada orang dewasa berkisar kurang dari 1.000 limfosit/mcL darah. Sementara, pada anak-anak kurang dari 3.000 limfosit/mcL darah. Jumlah limfosit di bawah kisaran normal tersebut bisa menandakan hal yang normal dan bersifat sementara.
Kondisi ini dapat terjadi setelah pilek atau infeksi lain, latihan fisik yang intens, stres berat, dan kekurangan gizi. Meski begitu, tingkat limfosit yang rendah juga dapat menjadi kondisi serius yang disebut limfositopenia atau limfopenia.
Limfopenia dapat diturunkan atau didapat bersamaan dengan penyakit tertentu, seperti penyakit bawaan yang jarang terjadi (ataxia-telangiectasia), penyakit saraf (multiple sclerosis), penyakit autoimun, AIDS atau penyakit menular yang lain. Kondisi ini juga bisa menjadi efek samping dari obat-obatan atau beberapa perawatan medis.
Perawatan untuk limfosit akan bergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Jadi, selalu konsultasikan pada dokter untuk mendapat perawatan yang tepat.
Di samping itu, terapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan rutin berolahraga agar tubuh lebih sehat dan bugar.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Efek samping donor darah adalah pusing atau sakit kepala ringan, pendarahan di area suntik, memar dan nyeri serta merasa lemas atau kelelahan. Setelah donor darah Anda disarankan untuk minum lebih banyak, menghindari aktivitas fisik yang berat, dan perbanyak konsumsi makanan kaya zat besi.
Sangat penting bagi Anda menjalani pengobatan pada masa inkubasi HIV tahap awal agar virus tidak berkembang menjadi AIDS.
Dermatophagia adalah kelainan yang membuat seseorang sering menggigit, menggerogoti, mengunyah, dan memakan kulit mereka. Beberapa cara mengatasinya mulai dari terapi, konsumsi obat-obatan tertentu, pengobatan kulit, hingga perawatan holistik
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved