Zoom fatigue adalah kondisi kelelahan fisik maupun mental yang terjadi akibat terlalu banyak mengikuti video conference. Beberapa cara untuk mengatasi kondisi ini, antara lain mengganti metode komunikasi, mengistirahatkan mata dari layar tiap 20 menit, berolahraga, hingga menyingkirkan hal-hal yang dapat merusak fokus selama pertemuan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
26 Nov 2020
Terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar untuk mengikuti video conference dapat memicu terjadinya Zoom fatigue
Table of Content
Pada masa pandemi seperti sekarang, masyarakat diminta tetap berada di rumah dan hanya keluar apabila benar-benar diperlukan untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Kondisi tersebut pun kemudian memaksa kegiatan sekolah hingga perkantoran dialihkan melalui sistem daring. Sejak saat itu, aplikasi video conference dijadikan opsi untuk menunjang kegiatan tatap muka. Berlangsung hampir setiap hari, keharusan untuk mengikuti video conference secara berulang ini seringkali memicu munculnya rasa lelah yang dikenal dengan sebutan Zoom fatigue.
Advertisement
Zoom fatigue adalah rasa lelah yang muncul akibat terlalu banyak mengikuti video conference. Kondisi ini baru terjadi pada masa pandemi seperti sekarang ini, sejak kegiatan sekolah dan perkantoran dialihkan secara online.
Video conference membuat mata dan pikiran Anda fokus menuju layar komputer atau ponsel dalam waktu yang lama. Ketika mengikuti video conference, gangguan sekecil apa pun di sekitar ruangan dapat merusak fokus dan membuat Anda melewatkan poin-poin penting yang menjadi bahasan.
Tidak seperti kegiatan tatap muka secara langsung, video conference membuat Anda tidak bisa dengan leluasa bertanya ke teman sekolah atau kantor jika melewatkan poin penting maupun memiliki pertanyaan. Selain itu, studi tertentu menyebut bahwa video conference menurunkan tingkat produktivitas hingga 40 persen karena tidak bisa membuat Anda bekerja multitasking.
Meski terlihat praktis, terlalu sering menggunakan aplikasi video conference tak hanya memicu kelelahan secara fisik, tapi juga mental. Maka dari itu, penting bagi Anda mengetahui tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah maupun mengatasi stres yang diakibatkan Zoom fatigue.
Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mencegah dan mengatasi Zoom fatigue akibat terlalu sering melakukan video conference:
Selama melakukan video conference, jangan lupa untuk sesekali mengistirahatkan mata Anda dari layar. Terapkan aturan 20 – 20 – 20, yaitu setiap 20 menit, alihkan pandangan mata Anda dari layar komputer maupun ponsel lalu lihat objek sejauh 20 kaki (6 meter) selama 20 detik. Selain itu, Anda juga bisa melakukan gerakan peregangan untuk melemaskan otot yang tegang.
Setelah proses pembelajaran atau rapat selesai, berusahalah untuk menghindari layar sebisa mungkin selama sisa hari tersebut. Beristirahat dapat membantu mengatasi kondisi tubuh dan pikiran yang lelah akibat video conference.
Berolahraga dapat membantu mengatasi Zoom fatigue yang Anda rasakan. Dengan olahraga, stres yang sebelumnya menumpuk saat melakukan video conference akan berkurang. Maka dari itu, setidaknya luangkan waktu Anda 30 hingga 60 menit tiap hari untuk berolahraga.
Mengubah metode komunikasi dari video conference menjadi panggilan telepon atau email dapat mencegah terjadinya Zoom fatigue. Jika tidak memiliki otoritas untuk melakukan hal tersebut, Anda bisa memberi saran kepada guru maupun atasan untuk sesekali mengubah metode pembelajaran atau rapat.
Dengan sesekali mengubah metode komunikasi, Anda tidak perlu menghabiskan waktu untuk duduk menatap layar komputer atau ponsel selama berjam-jam.
Video conference dianggap sebagai metode yang cukup efektif untuk menggantikan komunikasi tatap muka secara langsung. Namun, sebaiknya Anda hanya melakukan metode komunikasi ini jika benar-benar dibutuhkan.
Melihat dampak yang bisa ditimbulkan terhadap kesehatan mental, ada baiknya untuk bertanya apakah video conference benar-benar dibutuhkan. Sesekali beralih ke metode komunikasi lain dapat membantu mencegah terjadinya Zoom fatigue.
Menjaga durasi video conference tidak berlebihan dapat membantu mencegah Zoom fatigue. Saat rapat, cobalah untuk membatasi durasi pertemuan paling lama menjadi 25 menit. Persiapkan poin-poin yang hendak disampaikan agar bahasan tak bertele-tele dan durasi pertemuan tidak terlalu panjang.
Jumlah peserta pertemuan yang terlalu banyak dapat membuat video conference menjadi tidak efektif dan sulit untuk dikelola. Apabila video conference digunakan untuk rapat, undang orang-orang yang hanya memiliki kepentingan saja.
Jika hendak membagi apa yang menjadi bahasan, Anda bisa merekam proses rapat tersebut sebelum kemudian membagikannya ke orang lain. Dengan cara ini, pertemuan bisa semakin efektif dan lebih mudah dikendalikan.
Melakukan pekerjaan lain ketika tengah mengikuti video conference membuat pikiran terbagi, yang kemudian akan mengakibatkan Anda menjadi lebih lelah. Sebelum mengikuti pertemuan, hindarkan semua hal yang bisa merusak fokus Anda seperti dengan mengunci pintu ruangan dan mengalihkan ponsel ke mode pesawat.
Baca Juga
Terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar untuk mengikuti video conference dapat memicu terjadinya Zoom fatigue. Apabila tidak ditangani, kondisi ini dapat memicu munculnya masalah kesehatan mental dalam diri Anda.
Jika merasakan stres yang mulai mengganggu aktivitas maupun kondisi fisik Anda, segeralah berkonsultasi dengan dokter atau psikolog. Untuk berdiskusi lebih lanjut terkait Zoom fatigue dan cara mengatasinya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Bayu Galih Permana
Referensi
Artikel Terkait
Konsep alpha male dalam hirarki kelompok manusia hanya mitos, namun menarik mengulik mengapa konsep ini begitu dikenal dalam budaya populer. Biasanya, karakteristik yang membuat seseorang dianggap sebagai alpha male dan dominan dalam pergaulannya berhubungan dengan aspek fisik.
17 Jun 2020
Iatrogenik adalah infeksi saluran reproduksi yang disebabkan oleh kesalahan diagnosis, komplikasi, kealpaan, atau bahkan akibat kekeliruan pribadi dokter saat melakukan tindakan medis.
14 Jun 2019
Gangguan konversi adalah gangguan pada saraf yang tidak bisa dijelaskan penyebab fisiknya. Namun, seringkali gangguan konversi dipicu oleh stres dan peristiwa traumatis, walau tidak terjadi pada semua kasus.
28 Des 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved