Memendam rasa bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. Cara mengatasinya adalah berdamai dengan perasaan itu sendiri.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
9 Apr 2021
Memendam perasaan bisa merusak hubungan dengan orang lain
Table of Content
Setiap manusia tentunya memiliki perasaan. Namun, beberapa orang terkadang memilih untuk memendam perasaan mereka karena alasan tertentu. Apabila Anda termasuk salah satu orang yang mempunyai kebiasaan ini, coba hilangkan mulai dari sekarang.
Advertisement
Memendam perasaan tiak hanya memberi dampak buruk bagi kesehatan mental, melainkan juga fisik. Jika tidak segera dihilangkan, kebiasaan buruk ini berpotensi meningkatkan risiko kematian dini.
Sejumlah faktor dapat menjadi penyebab seseorang memendam perasaan. Beberapa faktor yang turut berperan, antara lain:
Terkadang, Anda memilih untuk memendam perasaan karena tidak ingin terlihat lemah di mata orang lain. Sikap ini sering kali ditunjukkan saat berada di lingkungan kerja atau tempat-tempat yang menuntut Anda terlihat kuat.
Saat menunjukkan emosi yang sesungguhnya, muncul kekhawatiran terhadap penilaian rekan kerja yang akan menganggap Anda tidak dapat mengelola perasaan dengan baik. Hal tersebut kemudian membuat Anda memilih untuk memendam dan menyembunyikan perasaan sedih, takut, frustasi, dan emosi negatif lainnya.
Beberapa orang sengaja memendam perasaan karena ingin melindungi hubungannya dengan pasangan mereka. Sebagai contoh, saat pasangan melakukan tindakan yang membuat kesal, Anda mungkin memilih untuk menyembunyikan rasa jengkel di dalam hati.
Jika Anda mengungkapkan kekesalan ke pasangan, berpotensi mengakibatkan konflik yang lebih besar dan menyakitkan hati. Agar terhindar dari hal tersebut, menyembunyikan perasaan pun dianggap sebagai jalan terbaik.
Kurangnya rasa percaya diri dapat membuat Anda memilih untuk memendam perasaan daripada mengutarakan emosi yang tengah dirasakan. Kondisi ini biasanya dipicu oleh pengalaman buruk terkait menyampaikan pendapat atau perasaan di masa lalu.
Misalnya, ketika masih kecil, Anda mungkin malah mendapatkan kritikan dari orangtua ketika menyampaikan emosi yang dirasakan. Saat hal tersebut terjadi secara berulang-ulang, kepercayaan diri untuk mengutarakan perasaan pun akan semakin menghilang.
Baca juga: Manfaat Menggambar untuk Kesehatan Mental
Memendam perasaan dapat memberikan dampak buruk terhadap berbagai macam aspek kehidupan Anda. Jika dilakukan secara terus-menerus, kebiasaan ini dapat memengaruhi hubungan, kondisi fisik, dan mental.
Berikut beberapa dampak yang berpotensi muncul akibat terlalu sering memendam perasaan:
Ketidakmampuan untuk mengatasi masalah seringkali membuat Anda memilih untuk memendam perasaan. Ketika emosi sudah memuncak serta tidak tertahankan, Anda akhirnya menghindari orang itu yang kemudian berpotensi menyebabkan kerusakan hubungan.
Tidak hanya melukai diri sendiri, kebiasaan memendam perasaan yang Anda lakukan juga dapat membuat orang lain sakit hati. Sebagai contoh, Anda mengatakan kepada pasangan bahwa sedang dalam keadaan baik-baik saja, namun menunjukkan perilaku berbeda.
Pasangan mungkin akan merasa sakit hati karena Anda tidak bersikap terbuka. Secara perlahan, kepercayaan terhadap Anda bisa saja hilang dan hubungan menjadi hancur apabila kebiasaan ini dilakukan terus menerus.
Sebuah studi yang diterbitkan di tahun 2013 menunjukkan keterkaitan antara tekanan emosional akibat sering memendam perasaan dengan peningkatan risiko kematian dini. Studi tersebut menjelaskan, penekanan emosi dapat menyebabkan stres.
Stres yang tak teratasi dengan baik meningkatkan risiko Anda terserang penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan masalah jantung. Penyakit-penyakit tersebut bisa berpengaruh besar terhadap kesehatan dan memperpendek umur.
Baca juga: Pelampiasan Emosi yang Baik untuk Kesehatan Mental Anda
Menghilangkan kebiasaan memendam perasaan mungkin akan terasa sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Anda dapat memulainya dengan mencoba untuk mengakui serta menerima perasaan negatif yang dirasakan, walaupun tidak segera mengungkapkannya.
Sebagai contoh, Anda mungkin merasa marah karena ucapan pasangan yang tak menyenangkan hati. Jika Anda tidak ingin memulai pertengkaran, tahan perasaan tersebut hingga menemukan waktu yang tepat untuk mengungkapkan dan menjelaskannya kepada pasangan.
Jika Anda tetap tidak bisa untuk mengungkapkan emosi, melakukan journaling dapat membantu dalam berlatih menyampaikan perasaan. Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater juga bisa membantu menemukan solusi yang tepat untuk masalah Anda.
Berikut beberapa cara untuk melakukannya:
Baca juga: Cara Menahan Emosi Ini
Memendam perasaan selama ini dianggap sebagai salah satu cara untuk menghindari konflik. Faktanya, kebiasaan ini malah dapat merusak hubungan Anda dengan orang lain. Selain itu, menyembunyikan emosi juga meningkatkan risiko kematian dini.
Untuk berdiskusi lebih lanjut soal memendam perasaan dan dampaknya terhadap hubungan dan kesehatan Anda, tanyakan langsung ke dokter di aplikasi kesehatan SehatQ . Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Bayu Galih Permana
Referensi
Artikel Terkait
Manfaat liburan sangat baik untuk kesehatan fisik dan mental. Aktivitas ini bisa menurunkan risiko penyakit jantung hingga gangguan kesehatan mental seperti stres dan depresi.
14 Apr 2022
Hubungan parasosial adalah hubungan imajinasi sepihak yang melibatkan pengguna media dengan persona media baik selebriti, influencer, penyiar, bahkan karakter fiksi
11 Feb 2022
Social bubble adalah kelompok orang yang sepakat untuk membatasi interaksi sosial hanya untuk bertemu satu sama lain. Di dalamnya, bisa terdiri dari anggota keluarga, teman, tetangga, atau rekan kerja.
21 Jun 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved