logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Hidup Sehat

Terlalu Sering Konsumsi Makanan Pedas Tingkatkan Risiko Demensia

open-summary

Makanan yang pedas, memang menggugah selera bagi banyak orang. Makanan pedas pun populer di Indonesia. Walau begitu, Anda harus berhati-hati. Sebab, makanan pedas ternyata berisiko meningkatkan penyakit demensia, yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif otak. Apakah Anda termasuk yang menggilai makanan pedas?


close-summary

25 Apr 2023

| Arif Putra

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Makanan pedas, seperti ayam penyet, ternyata dapat meningkatkan risiko penyakit demensia

Walau menggugah selera, sebuah studi akbar menemukan bahwa makanan pedas tingkatkan risiko demensia

Table of Content

  • Bagaimana makanan pedas bisa meningkatkan risiko demensia?
  • Selain makanan pedas, risiko demensia juga bisa meningkat karena hal ini
  • Gejala-gejala demensia yang harus Anda kenali
  • Apakah ada obat untuk menyembuhkan demensia?

Bagi sebagian orang, termasuk di Indonesia, menyantap makanan belum terasa lengkap, tanpa cabai. Beragam jenis sambal dari berbagai daerah, membuktikan bahwa makanan pedas sangat digemari masyarakat Tanah Air.

Advertisement

Walau begitu, Anda yang menyukai makanan pedas harus berhati-hati. Sebab, terlalu sering mengonsumsi makanan pedas, ternyata meningkatkan risiko penyakit demensia, sebuah sindrom yang menyebabkan penurunan fungsi otak. Setidaknya, kesimpulan inilah yang ditemukan dalam sebuah penelitian beberapa waktu lalu.

Bagaimana makanan pedas bisa meningkatkan risiko demensia?

Studi yang dimuat dalam jurnal Nutrients tersebut melibatkan 4.852 responden keturunan Tionghoa, yang berusia di atas 55 tahun. Dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa responden yang mengonsumsi cabai di atas 50 gram sehari, berisiko dua kali lebih tinggi untuk terserang penyakit demensia.

Penelitian tersebut dilakukan selama lebih dari 15 tahun, dengan memberikan tes kognitif pada responden, di tahun 1997, 2000, 2004, dan 2006. Dalam tes kognitif ini, responden melakukan tes untuk mengingat daftar 10 kata, menghitung mundur dari angka 20, serta mengerjakan tes persamaan dan pengurangan sederhana.

Selain itu, peneliti juga mengambil data pola makan responden. Para responden tersebut mengonsumsi cabai kering maupun segar. Peneliti percaya, kandungan kapsaisin dalam cabailah yang memengaruhi penurunan fungsi kognitif otak tersebut.

Selain makanan pedas, risiko demensia juga bisa meningkat karena hal ini

Penelitian akbar ini tentu membuat masyarakat dunia lebih waspada. Ternyata, makanan pedas, yang menjadi kesukaan Anda sehari-hari, dapat meningkatkan risiko demensia.

Demensia merupakan kondisi penurunan fungsi kognitif otak. Fungsi tersebut mencakup kemampuan mengingat, berpikir, dan bernalar. Kondisi ini dapat terjadi, saat sel saraf di otak mulai berhenti bekerja.

Demensia kerap terjadi pada orang-orang yang lanjut usia. Sebab, kerusakan alami otak terjadi seiring bertambahnya umur.

Sebelum menyimpulkan makanan pedas meningkatkan risiko penyakit demensia, yang memengaruhi fungsi kognitif otak tersebut, ada beberapa faktor risiko lain yang dapat memicu penyakit ini. Berikut ini faktor risiko terhadap demensia.

  • Faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau penumpukan lemak di dinding pembuluh darah
  • Penyakit diabetes
  • Kurang berolahraga
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan
  • Gangguan apnea tidur, yaitu gangguan pernapasan saat tidur
  • Kekurangan vitamin dan nutrisi, seperti vitamin D, vitamin B6, B12, dan folat
  • Kondisi depresi

Gejala-gejala demensia yang harus Anda kenali

Kondisi demensia dapat dikenali, karena beberapa tanda yang bisa diamati. Penderita demensia setidaknya akan menunjukkan dua tanda berupa kondisi berikut ini.

  • Hilang ingatan
  • Kesulitan merencanakan suatu hal
  • Kesulitan menyelesaikan masalah
  • Kesulitan menyelesaikan tugas-tugas yang sudah biasa dilakukan
  • Kebingungan dengan waktu dan tempat ia pernah berada
  • Mengalami gangguan dalam memahami informasi visual
  • Kesulitan menulis dan berbicara
  • Kerap melupakan letak barang
  • Menarik diri dari aktivitas sosial
  • Perubahan suasana hati dan kepribadian

Apakah ada obat untuk menyembuhkan demensia?

Demensia merupakan penyakit yang tidak bisa diobati. Walau begitu, kondisi ini tetap dapat dikendalikan. Penanganan demensia bisa berupa pemberian obat-obatan dan terapi.

Dokter mungkin akan memberikan obat penghambat kolinesterase, yang bekerja dengan meningkatkan kadar pembawa zat kimiawi antarsel. Memantine juga mungkin direkomendasikan, untuk mengatur aktivitas glutamat, senyawa kimiawi lain yang bertugas dalam kinerja kognitif otak.

Selain dengan pemberian obat, dokter mungkin dapat menawarkan terapi okupasi. Terapi ini dilakukan untuk mengendalikan perilaku pasien, serta mencegah kemungkinan kecelakaan-kecelakaan kecil.

Segala sesuatu yang berlebihan, akan menimbulkan dampak kurang baik. Begitu pula dalam hal mengonsumsi makanan pedas, termasuk cabai. Sebab selain menjadi faktor risiko terhadap demensia, makanan pedas juga dapat menyebabkan diare dan sakit perut.

Advertisement

demensiahidup sehatpikunpola hidup sehat

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved