Artikel Bersponsor
PenyakitSinar gamma termasuk terapi radiasi untuk menangani gangguan pada otak. Terapi ini hampir tidak menimbulkan rasa sakit, minim risiko, dan hanya perlu dilakukan satu kali. Seperti apakah prosedurnya?
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
7 Apr 2020
Terapi sinar gamma dilakukan dengan memakai jaring dan alat khusus
Table of Content
Operasi untuk tumor otak dan gangguan otak lainnya tak harus ditangani dengan pembedahan lewat tempurung otak. Ada cara lain yang lebih mudah serta minim risiko, yakni dengan sinar gamma.
Advertisement
Terapi radiasi sinar gamma juga tidak membutuhkan sayatan dan pembiusan seperti tindakan bedah saraf pada umumnya. Seperti apa sebenarnya prosedur minim invasf ini?
Sinar gamma, yang disebut juga dengan gamma knife, adalah terapi radiasi yang digunakan untuk menangani berbagai gangguan pada otak. Prosedur ini tidak melibatkan sayatan pada kulit kepala, sehingga berbeda dengan operasi saraf tradisional yang melibatkan pisau bedah.
Sebagai gantinya, terapi sinar gamma menggunakan sekitar 200 sinar radiasi untuk dipancarkan pada area yang mengalami gangguan.
Karena tidak memerlukan sayatan dan proses pembiusan, terapi sinar gamma menjadi alternatif yang lebih aman dibandingkan operasi bedah saraf pada umumnya. Beberapa kelebihannya meliputi:
Umumnya, sinar gamma digunakan untuk mengatasi kondisi-kondisi medis di bawah ini:
Terapi sinar gamma bisa dilakukan untuk menangani tumor otak jinak maupun ganas (kanker otak). Radiasi ini dapat merusak DNA pada sel-sel tumor sehingga tumor menyusut secara bertahap.
Malformasi arteri vena adalah suatu kelainan pada pembuluh darah arteri dan vena. Kondisi ini dapat mengakibatkan stroke dan perdarahan di otak jika tak ditangani dengan saksama.
Pada kondisi ini, terjadi gangguan pada salah satu atau kedua saraf trigeminal. Pasien bisa merasakan nyeri seperti tersengat listrik di area wajah.
Setelah terapi, rasa nyeri tersebut akan berkurang secara perlahan-lahan dalam beberapa hari hingga beberapa bulan.
Neuroma akustik adalah tumor jinak yang berkembang di sepanjang saraf yang menghubungkan telinga bagian dalam dan otak. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan pendengaran, pusing berputar, dan telinga berdengung.
Terapi sinar gamma dapat menghentikan pertumbuhan tumor neuroma akustik, sehingga gejalanya bisa menghilang.
Sinar gamma bisa menangani beberapa jenis epilepsi, salah satunya epilepsi lobus temporal. Terapi radiasi ini diyakini mampu mengendalikan kejang-kejang pada pasien epilepsi dalam jangka panjang.
Sinar gamma juga dibutuhkan untuk pasien-pasien yang tidak dapat menjalani operasi tradisional karena kondisi tertentu atau masalah usia. Terapi ini pun bisa dikombinasikan dengan operasi tradisional untuk mencegah tumor tumbuh kembali.
Baca Juga
Sebelum menjalani terapi ini, Anda perlu mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:
Sinar gamma dapat menjadi alternatif yang lebih aman dibandingkan operasi bedah saraf pada umumnya. Terapi ini tidak memerlukan sayatan dan pembiusan, sehingga risiko perdarahan atau infeksi bisa diminimalkan.
Meski demikian, prosedur sinar gamma tetap dapat menimbulkan efek samping. Mulai dari sakit kepala ringan, mual-muntah, dan sensasi kesemutan di kepala. Umumnya, komplikasi ini berlangsung sementara, dan Anda dapat kembali menjalani aktivitas pascaterapi.
Untuk menentukan apakah Anda termasuk kandidat yang cocok untuk menjalani terapi sinar gamma, perlu konsultasi dengan dokter. Dengan ini, efektivitas sinar gamma bisa Anda dapatkan secara optimal.
Advertisement
Ditulis oleh Rieke Saraswati
Referensi
Artikel Terkait
Pembuluh darah memiliki fungsi penting untuk membawa darah ke seluruh tubuh. Namun, adanya masalah pada pembuluh darah bisa membuat organ-organ tubuh tidak berjalan dengan baik. Bedah vaskuler pun menjadi pilihan untuk mengatasi hal ini.
19 Des 2019
Autoclave adalah salah satu alat penting dalam dunia kedokteran. Alat ini berfungsi dalam proses sterilisasi agar perlengkapan medis dapat memberikan bantuan yang lebih baik bagi pengobatan.
17 Des 2020
Pada tahap awal, kanker otak mungkin tidak memunculkan gejala. Gejala biasanya baru muncul ketika otak telah berkembang menjadi stadium lebih lanjut.
22 Des 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved