Jenis terapi kecemasan yang dapat dijadikan pilihan, antara lain CBT, terapi pemaparan, DBT, ACT, dan terapi seni untuk bantu atasi gangguan kesehatan mental
23 Mar 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Terapi kecemasan diberikan berdasarkan kondisi penderitanya
Table of Content
Saat menangani penderita gangguan kecemasan, dokter umumnya akan memberi obat untuk mencegah atau mengatasi gejala. Namun, bagi beberapa pasien, konsumsi obat tidak cukup ampuh untuk menangani kondisi mereka. Apabila kondisi tersebut terjadi, dokter akan mengombinasikan konsumsi obat dengan terapi kecemasan. Terapi sendiri dilakukan dengan tujuan untuk mengelola kecemasan yang Anda alami dalam jangka waktu panjang.
Advertisement
Ada berbagai macam terapi yang dapat membantu mencegah sekaligus mengatasi gangguan kecemasan. Terapi yang diberikan biasanya bergantung pada kondisi penderitanya. Selain itu gejala-gejala yang muncul juga memengaruhi keputusan dokter dalam menentukan jenis terapi kecemasan untuk Anda.
Berikut ini sejumlah terapi kecemasan yang bisa mencegah dan mengatasi kemunculan gejala:
CBT merupakan terapi yang paling sering digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Menurut penelitian, terapi kecemasan ini terbukti efektif dalam pengobatan generalized anxiety disorder (GAD) atau gangguan kecemasan umum, seasonal affective disorder (SAD) atau gangguan afektif musiman, fobia dan gangguan panik.
Melalui terapi perilaku kognitif, penderita gangguan kecemasan diminta untuk mengganti pola pikir negatif menjadi lebih realistis. Selain itu, terapi ini juga turut mengubah pola perilaku Anda agar menjadi lebih efektif.
Terapi pemaparan adalah salah satu bagian dari CBT yang umumnya dipakai untuk membantu mengobati gangguan kecemasan mulai dari SAD, gangguan stres pasca trauma, hingga fobia spesifik.
Dalam terapi ini, terapis akan memaparkan Anda pada objek atau situasi yang memicu munculnya gejala gangguan kecemasan. Ada tiga tahap yang harus dilewati dalam terapi ini, antara lain:
Saat menjalani terapi perilaku ini, Anda akan diminta untuk belajar menerima kecemasan, sambil secara aktif berusaha mengubahnya. Cara ini mirip dengan gagasan mencintai diri sendiri apa adanya, tapi tetap berusaha untuk mengubah diri menjadi lebih baik.
DBT mengajarkan Anda empat kemampuan untuk menghadapi gangguan kecemasan, seperti:
ACT adalah bentuk terapi kecemasan yang meminta penderitanya untuk mengidentifikasi nilai-nilai mereka dalam menjalani hidup. Setelah itu, penderita gangguan kecemasan akan diminta bertindak dan menghadapi pemicunya sesuai nilai-nilai yang ada dalam diri mereka tersebut.
Baca juga: Biblioterapi, Terapi Psikologi Lewat Membaca Literatur
Terapi ini melibatkan penggunaan seni visual seperti melukis, menggambar, atau memahat sebagai media relaksasi untuk mengatasi kecemasan. Untuk mendapatkan hasil maksimal, dokter umumnya akan mengombinasikan terapi seni dengan CBT.
Terapi seni merupakan bentuk terapi yang tergolong masih baru dibandingkan lainnya. Oleh sebab itu, masih dibutuhkan banyak penelitian untuk memastikan efektivitas terapi ini dalam mengurangi gejala kecemasan.
Efektivitas setiap terapi mungkin berbeda pada masing-masing penderita gangguan kecemasan. Dokter mungkin akan mengombinasikan beberapa terapi untuk mendapat hasil yang lebih maksimal.
Baca juga: Terapi Musik untuk Menyehatkan Kesehatan Mental Anda
Selain terapi, ada sejumlah tindakan sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Kemunculan gejala dari kondisi ini dapat diminimalkan dan diatasi dengan menerapkan pola hidup sehat.
Berikut beberapa tips untuk mencegah dan mengatasi gangguan kecemasan:
Baca Juga
Beragam terapi bisa dilakukan untuk mengatasi kecemasan. Terapi kecemasan yang dapat dijadikan pilihan, antara lain CBT, terapi pemaparan, DBT, ACT, dan terapi seni. Selain itu, menerapkan pola hidup sehat juga membantu mencegah dan mengatasi kecemasan.
Untuk berdiskusi lebih lanjut terkait terapi kecemasan yang sesuai untuk Anda, tanyakan langsung ke dokter di aplikasi kesehatan SehatQ . Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Hypervigilance adalah sikap waspada berlebihan yang membuat seseorang sulit merasa rileks dengan lingkungan dan orang di sekitarnya. Hypervigilance dikaitkan dengan gangguan psikologis seperti skizofrenia, gangguan kecemasan, dan PTSD.
Prosopagnosia adalah kondisi yang menjadi penyebab penderita sering lupa pada wajah orang lain. Termasuk penyakit langka, penyakit ini hanya diderita 2% populasi di dunia.
Psikoterapi adalah metode terapi yang bertujuan membantu pasien dalam mempelajari cara-cara yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah atau kesulitan dalam hidup.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved