Sekilas tidak tampak berbeda dengan tepung kebanyakan, tepung tapioka adalah ekstrak umbi singkong. Jika dibandingkan dengan tepung terigu, tekstur tepung tapioka lebih terasa licin di tangan. Sayangnya, kandungan nutrisi dalam tepung tapioka termasuk rendah.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
6 Sep 2020
Tepung tapioka kaya karbohidrat namun rendah nutrisi
Table of Content
Sekilas tidak tampak berbeda dengan tepung kebanyakan, tepung tapioka adalah ekstrak umbi singkong. Jika dibandingkan dengan tepung terigu, tekstur tepung tapioka lebih terasa licin di tangan. Sayangnya, kandungan nutrisi dalam tepung tapioka termasuk rendah.
Advertisement
Umumnya tepung tapioka digunakan untuk membuat masakan menjadi lebih kental. Ketika dipanaskan, tepung tapioka akan mengental dan warnanya menjadi lebih bening. Selain itu, tepung tapioka juga menjadi kian populer sebagai alternatif pengganti gandum yang bebas gluten.
Hampir sebagian besar kandungan tepung tapioka adalah karbohidrat. Hanya ada sedikit sekali kandungan protein, lemak, dan juga serat di dalamnya. Nutrisinya pun sangat rendah, hanya sekitar 0,1% dari rekomendasi harian.
Itu sebabnya banyak yang menyebut tepung tapioka sebagai empty calories. Memang benar kandungan karbohidratnya bisa menjadi sumber energi, namun tidak ada nutrisi esensial di dalamnya..
Bahkan jika tidak diproses dengan baik, tepung tapioka dapat berdampak buruk bagi kesehatan seseorang karena:
Umbi singkong sebagai bahan dasar tepung tapioka mengandung zat bernama linamarin. Ketika masuk ke dalam tubuh, linamarin bisa berubah menjadi hidrogen sianida yang bisa menyebabkan keracunan sianida.
Ini sama seperti tidak adanya manfaat singkong mentah yang justru dapat menyebabkan keracunan, kelumpuhan, hingga kematian. Kondisi tersebut banyak terjadi di negara-negara Afrika ketika mengalami epidemi penyakit konzo. Warga Afrika banyak yang mengalami penyakit kelumpuhan karena mengonsumsi singkong mentah.
Selain keracunan, seseorang juga berpotensi mengalami alergi ketika mengonsumsi tepung tapioka. Ini terjadi ketika tubuh salah mengira zat dalam singkong sebagai alergen. Istilah medis untuk kondisi ini adalah latex-fruit syndrome.
Bagi orang yang makanan pokoknya singkong, ada risiko mengalami kekurangan gizi atau malnutrisi. Kasus semacam ini banyak terjadi di negara-negara miskin atau berkembang. Tapioka banyak dipilih karena bisa dimakan dan harganya terjangkau. Namun, kandungan protein dan nutrisinya tidak mencukupi standar yang dibutuhkan tubuh.
Baca Juga
Terlepas dari beberapa risiko mengonsumsi tepung tapioka, manfaat yang banyak dirasakan orang adalah kandungannya yang bebas gluten dan juga grain. Artinya, tepung tapioka dapat menjadi pengganti produk yang menggunakan bahan dasar gandum atau jagung.
Beberapa penggunaan tepung tapioka di antaranya:
Berbeda penggunaan, akan berbeda pula cara pengolahan tepung tapioka. Contohnya ketika digunakan untuk mengentalkan masakan atau membuat kue, tepung tapioka cenderung melekatkan adonan dengan lebih baik. Biasanya, penggunaan tepung tapioka dipadukan dengan tepung lain untuk meningkatkan nutrisi dan memperbaiki teksturnya.
Penting untuk memastikan pengolahan tepung tapioka sudah benar-benar matang dan tepat. Jika tidak yakin, membeli produk tepung tapioka komersial lebih aman karena tidak lagi mengandung substansi linamarin terlalu tinggi.
Selain itu, mengingat tepung tapioka tinggi karbohidrat, maka kurang cocok dikonsumsi penderita diabetes. Terlebih tepung tapioka untuk bubble tea yang dibuat dari tepung berwarna hitam dengan pemanis tambahan di dalamnya.
Baca Juga
Untuk menambah nutrisi tepung tapioka, bisa dilakukan lewat mencampurnya dengan tepung yang lebih bernutrisi seperti tepung kedelai. Jika hanya menggunakan tepung tapioka saja, kandungan nutrisinya cenderung rendah dan tidak berdampak signifikan untuk kesehatan.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Ciri-ciri otot polos meliputi dapat kembali ke ukuran aslinya alias elastis, terdapat garis merah dan bisa bergabung dengan tubuh membran sel, berbentuk fusiform, hingga tidak lurik dan bercabang.
16 Jun 2023
Intuitive eating mengajarkan Anda makan dengan penuh kesadaran akan rasa lapar. Konsep ini pun membuat Anda lebih menghargai makanan dan diri sendiri.
24 Mei 2022
Memang ada hasil penelitian yang menunjukkan tidur bersama orang lain membuat tahapan tidur REM atau rapid eye movement lebih lama, namun tergantung pada kondisi hubungan dengan pasangan pula.
9 Okt 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved