Teori belajar sosial adalah teori yang menekankan pentingnya mengamati, mencontoh, dan meniru perilaku, sikap, serta reaksi emosional orang lain. Teori yang diangkat oleh Albert Bandura ini terbagi dalam tiga konsep, di antaranya belajar lewat observasi, pentingnya kondisi mental dalam pembelajaran, hingga mempelajari sesuatu tak menjamin perubahan
31 Mar 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Teori belajar sosial mengandaikan anak belajar seperti spons, menyerap apa yang ada di sekitarnya
Table of Content
Penting untuk mengetahui peran orangtua pada setiap fase tumbuh kembang anak. Salah satu panduannya bisa Anda pelajari dari teori belajar sosial yang digagas oleh psikolog Albert Bandura.
Advertisement
Menurut Bandura, aspek penting dalam proses belajar anak berasal dari observasi dan meniru orang di sekitarnya. Konsep ini sepadan dengan pemahaman bahwa anak belajar layaknya spons, menyerap apa yang ada di sekitarnya.
Atas dasar inilah, teori pembelajaran sosial bisa menjadi panduan orangtua untuk memastikan lingkungan sekitarnya memberikan contoh yang baik.
Dikutip dari Simply Psychology, teori belajar sosial atau social learning theory adalah teori yang menekankan pentingnya mengamati, mencontoh, dan meniru perilaku, sikap, serta reaksi emosional dari orang lain.
Teori ini juga mempertimbangkan bagaimana faktor lingkungan dan kognitif berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran serta perilaku manusia.
Berbeda dengan teori perkembangan anak lainnya, Bandura menganggap bahwa anak tetap bisa belajar hal baru meski tidak melakukannya secara langsung. Syaratnya, mereka pernah melihat orang lain melakukannya, terlepas apa pun medianya.
Di sinilah peran elemen sosial, bahwa seseorang bisa belajar informasi dan perilaku baru dengan melihat orang lain melakukannya. Teori belajar sosial Albert Bandura ini menjadi jawaban atas celah dari teori-teori lainnya.
Salah satu contoh teori belajar sosial adalah ketika seorang anak memperhatikan perilaku orangtuanya setiap hari, seperti pergi ke kantor, menjalani hobi, atau menolong orang lain yang membutuhkan.
Anak kemungkinan dapat meniru perilaku-perilaku positif tersebut. Jika diberikan hadiah atau dihargai oleh orangtuanya, maka mereka dapat lebih semangat untuk mengulangi perilaku baik yang ditiru dari kedua orangtuanya.
Dalam teori ini, terdapat tiga konsep yang menjadi dasar, yaitu:
Menurut Bandura, sebagian besar perilaku manusia dipelajari secara observatif lewat modeling. Dengan melihat bagaimana orang lain berperilaku, maka akan muncul konsep baru yang dipercaya menjadi cara bertindak yang tepat.
Berikut adalah penjelasan komprehensif mengenai tiga konsep teori pembelajaran sosial tersebut.
Salah satu eksperimen psikologi yang paling terkenal adalah boneka bernama Bobo. Anak-anak yang menjadi partisipan dalam studi Bandura mengobservasi bagaimana orang dewasa bertindak kasar terhadap Bobo.
Ketika mereka diminta bermain dalam sebuah ruangan bersama Bobo, anak-anak mulai meniru tindakan agresif, seperti yang dilihat sebelumnya. Dari situ, Badura mengidentifikasi tiga konsep dasar dari pembelajaran observatif:
Artinya, teori belajar sosial tidak mengharuskan terlibat langsung dalam sebuah aktivitas. Mendengarkan instruksi atau petunjuk secara lisan juga bisa menjadi media untuk mempelajari hal-hal baru.
Anak-anak pun bisa belajar dengan membaca, mendengar, atau menyaksikan karakter di buku dan film. Bagi orangtua yang sepakat dengan teori ini, Anda tentunya juga perlu berhati-hati dengan apa yang disaksikan anak-anak.
Konsep teori pembelajaran sosial selanjutnya adalah pengaruh kondisi mental terhadap proses pembelajaran anak.
Bandura menekankan bahwa faktor lingkungan bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap cara manusia berperilaku. Faktor lain dapat bersumber dari dalam diri (intrinsik) anak.
Kondisi mental dan motivasi juga turut menentukan apakah seorang anak mengadaptasi sebuah perilaku atau tidak. Faktor intrinsik ini bisa berupa rasa bangga, kepuasan, hingga pencapaian atas target tertentu.
Adanya pemikiran internal dan kognisi dianggap membantu menghubungkan teori belajar sosial dengan kognitifnya. Perpaduan dua hal ini disebut oleh Bandura sebagai teori kognitif sosial.
Salah satu pertanyaan yang mungkin dilontarkan seputar teori ini adalah: kapan menentukan sesuatu telah dipelajari anak?
Pada banyak kasus, belajar atau tidaknya anak bisa terlihat langsung ketika mereka menunjukkan perilaku baru. Contohnya, anak belajar mengayuh sepeda setelah melihat bagaimana caranya.
Namun, terkadang hasil dari proses observasi ini tidak langsung terlihat. Inilah yang menambahkan prinsip bahwa apa pun yang dilihat anak – baik secara langsung maupun tidak – bukanlah kunci perubahan perilaku mereka.
Baca Juga
Berangkat dari konsep yang telah dijelaskan Bandura, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memastikan aplikasi teori social learning berlangsung efektif. Apa saja?
Untuk bisa belajar, anak harus memberikan atensi atau perhatian. Apa pun yang mengalihkan perhatian mereka dapat berdampak buruk pada proses pembelajaran sosialnya.
Kemampuan untuk menyimpan informasi juga penting. Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap hal ini, terutama dalam kemampuan untuk menyerap hal baru.
Setelah memberikan perhatian dan menyimpannya, tiba saatnya untuk melakukan tindakan yang telah dipelajari. Inilah peran penting dari latihan sehingga perilaku barunya dapat semakin terasah.
Tahap terakhir untuk memastikan proses belajar berlangsung lancar adalah motivasi untuk meniru perilaku yang telah dilihat. Konsep pemberian hadiah atau hukuman bisa menjadi cara menggali motivasi.
Contohnya, melihat teman sebaya mendapat hadiah saat tiba di kelas tepat waktu. Atau sebaliknya, melihat teman dihukum karena terlambat masuk kelas.
Bagi orangtua yang setuju dengan teori Bandura, ini bisa menjadi referensi bagaimana memberikan contoh yang baik bagi anak.
Teori ini juga membantu mengingatkan orangtua untuk menjamin apa yang dilihat anak adalah contoh-contoh yang bagus. Dengan demikian, self-efficacy anak bisa terbangun.
Tentu, tak semua hal yang dilihat akan ditiru mentah-mentah oleh anak. Di sinilah peran orangtua dalam memberikan pendampingan.
Jika ingin tahu lebih banyak tentang kesehatan anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Terdapat sejumlah cara ampuh untuk mengatasi anak manja yang bisa dilakukan oleh Ayah dan Bunda di rumah, mulai dari bersikap disiplin, memberikan konsekuensi jika anak melanggar peraturan, dan menunjukkan ketegasan.
Anak kedua dipercaya mudah bergaul, suka menegakkan keadilan, dan tidak mudah menyerah. Penting bagi orangtua untuk memperhatikan fakta anak kedua ini agar bisa lebih memahami sifat dan karakter anak.
Berbagai cara mengatasi anak susah minum obat di antaranya mencampurkan obat ke dalam makanan favorit anak, memberikan hadiah, hingga meletakkan obat di bagian lidah tertentu.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved