Halusinasi pendengaran membuat pengidapnya seolah mendengar suara-suara seperti obrolan orang lain, suara binatang, atau ketukan hingga langkah kaki, padahal suara tersebut tidak nyata. Kondisi ini bisa muncul karena penyakit mental maupun kondisi lain yang bahkan tidak berkaitan dengan kejiwaan.
4 Jul 2020
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Halusinasi pendengaran bisa disebabkan oleh banyak hal, dari stress hingga kurang tidur
Table of Content
Halusinasi membuat seseorang melihat, mendengar, mencium, hingga merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Dari sekian banyak jenis halusinasi yang ada, halusinasi pendengaran termasuk salah satu yang paling sering dialami.
Advertisement
Pada orang yang mengalami halusinasi jenis ini, suara yang didengar bisa bernada marah, ramah, atau netral-netral saja. Tidak hanya suara omongan, halusinasi pendengaran juga bisa membuat orang yang mengalaminya seolah mendengar suara langkah kaki, ketukan pintu, suara binatang, musik, maupun suara-suara lainnya.
Lantas, apa sebenarnya pemicu kondisi ini? Berikut ini penjelasannya untuk Anda.
Halusinasi pendengaran atau halusinasi audiotori banyak dikaitkan dengan penyakit mental. Memang, kondisi ini bisa menjadi gejala beberapa penyakit yang menyerang jiwa manusia. Namun tidak semua orang yang mengalami halusinasi ini pasti punya penyakit mental.
Beberapa penyakit fisik hingga kelelahan juga bisa membuat seseorang mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak nyata. Lebih lanjut, berikut berbagai penyebab halusinasi.
Halusinasi pendengaran seringkali menjadi gejala gangguan mental, terutama skizofrenia. Suara tersebut bisa terdengar datang dari dalam maupun luar kepala, dan akan berpengaruh besar pada kehidupan nyata pengidapnya.
Sebab, suara yang muncul bisa saja menyuruh pengidapnya untuk melakukan sesuatu yang membahayakan atau mengajak pendengarnya berdebat.
Selain skizofrenia, halusinasi suara juga bisa terjadi pada orang yang mengalami gangguan berikut ini.
Mendengar suara-suara tertentu sebelum dan saat baru bangun tidur adalah hal yang normal terjadi. Namun pada orang yang mengalami narkolepsi atau insomnia, halusinasi pendengaran jauh lebih mungkin terjadi.
Saat sedang mabuk, seseorang bisa mengalami berbagai halusinasi, termasuk halusinasi pendengaran. Para pencandu alkohol juga bisa mengalami gangguan ini saat berusaha untuk menghentikan kecanduannya setelah bertahun-tahun dialami.
Anda bisa mengalami halusinasi pendengaran setelah menggunakan obat-obatan terlarang. Beberapa obat resep juga bisa menimbulkan efek samping serupa. Selain itu, halusinasi ini juga bisa terjadi sebagai salah satu gejala putus obat, saat Anda berhenti mengonsumsi obat setelah sekian lama rutin menggunakannya.
Orang yang mengalami gangguan pendengaran pada salah satu atau kedua telinganya juga dapat mendengar suara-suara tidak nyata. Pada tinitus atau gangguan telinga berdenging, penderitanya juga bisa mendengar suara-suara tidak nyaman pada telinga. Namun dokter tidak memasukkannya sebagai suara halusinasi.
Pada pengidap Alzheimer dan demensia yang parah, halusinasi pendengaran bisa menjadi salah satu gejala yang umum terjadi. Bahkan bagi beberapa penderitanya, suara yang terdengar begitu jelas sehingga tampak nyata dan mereka akan membalas perkataan tersebut secara tidak sadar.
Jika tumor muncul di bagian otak yang berperan untuk mengatur pendengaran, maka pengidapnya bisa saja mendengar hal-hal yang tidak nyata. Suara yang didengar pun bisa bermacam-macam, mulai dari suara acak hingga suara orang berbicara.
Seseorang bisa mengalami halusinasi pendengaran saat trauma akibat kekerasan yang diterimanya atau baru saja kehilangan orang yang dicintai.
Kondisi ini sering dialami oleh para korban bully. Mereka mendengar suara pelaku bullying mengancam dan menakuti meski orang tersebut tidak berada di tempat.
Sementara pada orang yang baru saja ditinggal orang yang dicintai, halusinasi suara tidak sepenuhnya dilihat sebagai hal yang negatif. Terkadang, mereka masih bisa mendengar suara ibu atau ayah yang baru meninggal dunia, dan itu bisa menjadi sesuatu yang menenangkan dan mengobati rasa rindu maupun kesedihan.
Beberapa penyakit lain juga bisa memicu seseorang mengalami halusinasi pendengaran. Kondisi demam, penyakti tiroid, migrain, atau penyakit Parkinson adalah contohnya.
BACA JUGA: Jenis dan Penyebab Halusinasi yang Perlu Diwaspadai
Halusinasi pendengaran bisa dirasakan berbeda oleh tiap orang yang mengalaminya. Suara yang muncul bisa berupa:
Suara-suara yang muncul dari halusinasi bisa berpengaruh negatif pada beberapa orang. Terkadang, suara tersebut terdengar seperti mengancam dan akan menyakiti pendengarnya.
Suara-suara ini juga bisa terdengar menakutkan dan mengatakan berbagai hal menyakitkan tentang Anda dan orang terdekat. Terkadang instruksi atau perintah untuk menyakiti orang lain pun dapat terdengar.
Di sisi lain, halusinasi pendengaran juga bisa memicu perasaan positif pada pendengarnya. Suara tersebut bisa terdengar sebagai pengingat Anda untuk melakukan hal yang perlu dilakukan.
Di lain waktu, suara tersebut juga bisa terdengar memberikan dukungan dan kenyamanan, sehingga membuat pendengarnya lebih memahami emosi yang sedang dialami.
Cara mengatasi halusinasi pendengaran tentu tergantung dari penyebabnya. Pada halusinasi yang disebabkan oleh gangguan tidur atau pendengaran, misalnya, saat dokter sudah berhasil meredakan keduanya, Anda mungkin sudah tidak akan mengalami halusinasi lagi, atau setidaknya frekuensi halusinasi akan berkurang jauh.
Sementara pada halusinasi yang disebabkan oleh penyakit kejiwaan seperti skizofrenia, perawatan yang dilakukan mungkin akan lebih kompleks. Terapi perilaku, pemberian obat-obatan, hingga stimulasi khusus dapat dilakukan untuk meredakan gejala, termasuk halusinasi pendengaran.
Baca Juga
Apabila Anda sering mengalami kondisi ini, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Sebab halusinasi pendengaran yang sudah parah, bisa membuat keseharian menjadi terganggu, bahkan membahayakan kesehatan dan keselamatan Anda serta orang-orang sekitar.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Psikotropika adalah zat ataupun obat yang dapat memicu halusinasi, ilusi, gangguan berpikir, perubahan perasaan secara tiba-tiba, hingga kecanduan pada penggunanya.
Histrionic personality disorder atau gangguan kepribadian histrionik adalah gangguan yang ditandai dengan kebutuhan untuk selalu menjadi pusat perhatian. Orang dengan gangguan ini akan menunjukkan perilaku dramatis untuk menjadi pusat perhatian, yang mungkin akan membutuhkan bantuan dari ahli kejiwaan.
Cara menjadi orang sabar bisa dimulai dengan lebih banyak bersyukur. Anda pun harus melihat sebuah masalah dari berbagai sudut pandang.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved