Tension pneumothorax adalah kondisi medis darurat ketika udara terperangkap di rongga pleura antara paru-paru kiri dan kanan. Kondisi ini sangat berbahaya karena ketika udara terus menerus masuk ke rongga ini, dapat menekan paru-paru bahkan jantung.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
24 Okt 2020
Tension pneumothorax adalah kondisi medis darurat ketika udara terperangkap di rongga pleura
Table of Content
Tension pneumothorax adalah kondisi medis darurat ketika udara terperangkap di rongga pleura antara paru-paru kiri dan kanan. Kondisi ini sangat berbahaya karena ketika udara terus menerus masuk ke rongga ini, dapat menekan paru-paru bahkan jantung.
Advertisement
Udara bisa masuk ke rongga pleura ketika ada cedera terbuka di dinding dada. Selain itu, robekan jaringan paru-paru juga dapat mengganggu tekanan yang menjaga paru-paru tetap mengembang.
Ada dua jenis pneumothorax yaitu traumatic dan non-traumatic. Kedua jenis ini dapat menyebabkan tension pneumothorax apabila udara di sekitar paru-paru menyebabkan tekanan berlebih. Tension pneumothorax adalah kondisi yang memerlukan penanganan medis darurat.
Penjelasan lebih jauh tentang kedua jenis pneumothorax adalah:
Traumatic pneumothorax terjadi setelah seseorang mengalami trauma atau cedera di dada atau dinding paru-paru. Cederanya bisa ringan atau parah, terutama trauma yang merusak struktur dada sehingga udara masuk ke rongga pleura.
Contoh cedera yang dapat menyebabkan traumatic pneumothorax adalah:
Selain beberapa hal di atas, perubahan tekanan udara saat menyelam atau mendaki gunung juga dapat menyebabkan traumatic pneumothorax. Perubahan ketinggian bisa menyebabkan luka di paru-paru. Ketika pecah, udara bisa masuk ke rongga pleura.
Traumatic pneumothorax harus segera ditangani. Jika tidak, bisa terjadi komplikasi seperti serangan jantung, gagal napas, hingga kematian.
Jenis pneumothorax berikutnya tidak terjadi akibat cedera. Justru, ini terjadi seara spontan. Klasifikasinya berupa nontraumatic pneumothorax primer dan sekunder.
Pada kondisi primary spontaneous pneumothorax (PSP), umumnya terjadi pada orang yang tidak memiliki masalah paru-paru dan sering menyerang laki-laki dengan postur tubuh tinggi dan kurus.
Sementara secondary spontaneous pneumothorax (SSP) biasa terjadi pada lansia yang memiliki masalah paru-paru sebelumnya. Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko mengalami SSP, seperti menderita penyakit paru obstruktif kronis, infeksi akut atau kronis, kanker paru-paru, cystic fibrosis, dan asma.
Baca Juga
Ketika seseorang mengalami traumatic pneumothorax, gejalanya akan muncul saat itu juga. Sementara pada nontraumatic pneumothorax, gejala kerap muncul saat sedang beristirahat. Gejala paling awal yang muncul adalah nyeri dada secara tiba-tiba.
Beberapa gejala lainnya meliputi:
Lebih jauh lagi, faktor risiko bagi orang yang mengalami traumatic dan nontraumatic pneumothorax berbeda.
Faktor risiko mengalami traumatic pneumothorax adalah:
Sementara faktor risiko bagi primary spontaneous pneumothorax (PSP) adalah orang yang:
Sementara pada pneumothorax spontan yang sekunder, faktor risiko lebih besar ada pada orang berusia di atas 40 tahun serta yang pernah didiagnosis memiliki masalah paru-paru.
Dokter melakukan diagnosis pneumothorax dengan melihat seberapa banyak udara di rongga pleura. Stetoskop dapat mendeteksi perubahan suara pada paru-paru. Namun untuk diagnosis lebih pasti, perlu dilakukan tes lain seperti CT scan dan rontgen thorax.
Penanganan tension pneumothorax bergantung pada seberapa parah kondisinya. Gejala yang dirasakan juga turut menentukan bagaimana penanganannya, apakah perlu operasi atau tidak.
Beberapa opsi penanganannya adalah:
Observasi atau watchful waiting adalah penanganan yang direkomendasikan untuk penderita pneumothorax spontan primer dan tidak kesulitan bernapas. Dokter akan memantau secara berkala dengan melakukan X-ray. Selain itu, dokter akan menginstruksikan untuk menghindari perjalanan udara hingga benar-benar sembuh.
Dua prosedur medis untuk mengeluarkan kelebihan udara di paru-paru adalah aspirasi jarum halus serta pemasangan selang pada paru. Prosedur ini dapat dilakukan tanpa perlu anestesi. Untuk pemasangan selang, dokter akan memasukkannya ke rongga antara ruang rusak. Ini akan membantu keluarnya udara dan paru-paru bisa kembali mengembang.
Pleurodesis adalah prosedur bagi pasien yang pernah mengalami pneumothorax lebih dari satu kali. Dalam prosedur ini, paru-paru ditempelkan pada dinding dada sehingga mencegah terjadinya kembali pneumothorax.
Pada situasi tertentu, perlu operasi untuk mengatasi pneumothorax. Salah satu opsinya adalah thoracotomy untuk melihat masalah pada rongga pleura. Selain itu, ada juga metode thoracoscopy dengan memasukkan kamera kecil ke rongga dada. Dengan demikian, bisa ditentukan penanganan yang paling tepat.
Baca Juga
Tingkat kesembuhan jangka panjang pada penyakit tension pneumothorax bergantung pada penyebab dan seberapa parah kondisinya. Memiliki pneumothorax di satu sisi paru-paru meningkatkan kemungkinan mengalami di sisi lainnya.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar masalah paru-paru dan pneumothorax, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Petit mal atau absans adalah kejang yang paling sering terjadi pada anak-anak dan berlangsung sangat cepat, kurang dari 15 detik.
24 Jul 2020
Perbedaan perut kembung masuk angin dan hamil sulit dilihat hingga terkadang membuat bingung. Perut kembung dikatakan sebagai gejala kehamilan jika diikuti dengan tanda hamil lainnya seperti kram.
13 Sep 2023
Abses hepar terjadi apabila ada penumpukan nanah di organ hati yang merupakan dampak dari infeksi bakteri. Pada organ hati penderita abses hepar, nanah terkumpul dalam sebuah kantong. Sama seperti abses di organ tubuh lainnya, abses hepar juga disertai bengkak dan radang di area sekitarnya.
12 Mei 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Reni Utari
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved