MPASI telur diketahui aman dikonsumsi untuk bayi. Terbukti, telur untuk MPASI memberikan asupan protein, vitamin, dan mineral yang berguna untuk menunjang tumbuh kembang serta kesehatan bayi.
11 Apr 2023
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
MPASI telur aman dikonsumsi karena mampu memenuhi kebutuhan protein untuk tumbuh kembang bayi
Table of Content
MPASI Telur merupakan sumber protein yang baik untuk bayi karena teksturnya yang lembut dan mudah untuk disiapkan.
Advertisement
Namun, telur untuk MPASI kerap dihindari karena banyak Ibu yang mengkhawatirkan makanan ini dapat menimbulkan alergi pada bayi.
Padahal, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Bahkan, penundaan pemberian makanan yang berpotensi menyebabkan alergi seperti telur, susu, selai kacang atau ikan pada bayi dapat meningkatkan risiko terbentuknya alergi pada masa anak-anak.
Maka dari itu, Anda tidak perlu ragu untuk memberikan telur untuk MPASI selama pengolahannya benar. Jadi, jangan sampai Anda melewatkan manfaat telur untuk bayi berikut ini.
Anda bisa membeli telur dengan mudah. Tidak hanya mudah didapat, telur juga banyak mengandung banyak manfaat.
Telur mengandung 70 kalori dan 6 gram protein di dalam setiap butirnya.
Kuning telur juga banyak mengandung gizi seperti kolin sebanyak 250 miligram, yang dapat membantu untuk mempromosikan aktivitas sel normal.
Selain itu, kolin dapat membantu fungsi hati dan mengangkut nutrisi ke area lain di seluruh tubuh. Kandungan ini juga dapat membantu ingatan bayi Anda.
Kandungan telur lainnya adalah riboflavin, vitamin B12, dan folat. Makanan ini juga menawarkan sejumlah fosfor serta selenium yang sehat.
Sama halnya dengan produk susu, kedelai, kacang-kacangan, dan ikan, telur pun berisiko memicu alergi pada bayi.
Namun, kuning telur sebenarnya tidak mengandung protein yang berhubungan dengan reaksi alergi.
Para peneliti terdahulu percaya bahwa memperkenalkan telur pada bayi usia dini akan meningkatkan risiko alergi.
Akan tetapi, sebuah studi dari The Journal of Allergy and Clinical Immunology yang melibatkan sekitar 2.600 bayi menemukan bahwa hal ini tidak benar.
Bayi yang baru mengonsumsi telur setelah umur 1 tahun malah lebih rentan mengalami alergi dibandingkan bayi berumur 4-6 bulan, yang mulai diperkenalkan pada telur. Ada beberapa gejala dari alergi telur untuk bayi yang dapat diwaspadai, seperti:
Baca Juga
Tingkat keparahan tiap gejala tergantung sistem kekebalan tubuh anak Anda dan jumlah telur yang dikonsumsi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, bayi Anda mungkin dapat mengalami gejala lebih serius, yang disebut dengan syok anafilaksis.
Gejala ini termasuk masalah pernapasan dan penurunan tekanan darah. Syok anafilaksis adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan penanganan sesegera mungkin.
Di usia 7 bulan, bayi harus mengonsumsi 1-2 sendok makan protein sebanyak dua kali sehari. Saat memperkenalkan makanan baru pada bayi, Anda sebaiknya menambahkan porsinya secara perlahan dan satu persatu.
Dengan cara itu, Anda dapat memperhatikan reaksi yang berpotensi menjadi gejala alergi.
Anda juga bisa mencoba cara ini. Perkenalkan telur pada hari pertama, kemudian tunggu 4 hari sebelum Anda menambahkan sesuatu yang baru untuk makanan bayi.
Jika Anda melihat adanya reaksi alergi, segera hubungi dokter. Tahap pertama memperkenalkan telur sebagai MPASI adalah dengan memberikan kuning telur.
Berikut ini adalah beberapa resep menggunakan telur sebagai MPASI, di antaranya:
Siapkan bahan-bahan berikut:
Ikuti cara membuat bubur telur untuk bayi berikut:
Siapkan bahan-bahan berikut:
Cara membuat:
Baca Juga
Ikuti pula inspirasi MPASI telur yang lebih mudah berikut ini:
Meski MPASI telur terbukti bermanfaat untuk Si Kecil, ada hal-hal yang harus Anda perhatikan, yaitu:
Akan sangat menyenangkan jika Si Kecil lahap mengonsumsi makanan pertama bayi. Namun, pastikan asupan telur tidak terlalu banyak. Sebab, telur terbukti tinggi kolesterol.
Perlu diketahui, telur mengandung 186 mg kolesterol atau setara dengan 3/4 ambang batas harian pada orang dewasa. Tentu, asupan kolesterol untuk bayi harus lebih rendah daripada orang dewasa.
Merebus telur terlalu lama justru membuat kandungan proteinnya berkurang. Saat Anda merebus telur, apabila Anda melihat adanya warna keabu-abuan pada bagian kuning telur, artinya Anda merebusnya terlalu lama.
Untuk itu, pastikan Anda merebus tidak terlalu lama, tetapi tetap matang.
Telur untuk MPASI harus dimasak hingga benar-benar matang. Telur yang mentah atau setengah matang berisiko mengandung bakteri salmonella yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
Setelah mengetahui manfaat telur untuk bayi, Anda tidak perlu lagi ragu untuk menambahkannya kedalam menu MPASI Si Buah Hati.
MPASI telur terbukti aman untuk bayi. Namun, pastikan pemberian telur untuk MPASI dilakukan apabila bayi berusia 6 bulan.
Selain itu, perhatikan tanda alergi yang muncul apabila Si Kecil mulai mengonsumsi MPASI telur.
Konsultasikan dengan dokter melalui chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ apabila Anda masih ragu akan risiko yang dapat ditimbulkan telur pada bayi.
Jangan lupa kunjungi Toko SehatQ untuk mendapatkan penawaran menarik terkait keperluan bayi baru lahir dan ibu menyusui.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bahaya madu untuk bayi adalah terjadinya botulisme karena bakteri yang ada pada madu. Bakteri tersebut bisa menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan bayi yang belum matang. Gejala botulisme pada bayi antara lain susah BAB, rahang kendur, otot lemah, rewel, dan tidak napsu makan.
Di balik kenikmatan telur setengah matang, tersimpan manfaat dan bahaya untuk kesehatan. Apa saja manfaat yang bisa didapat dan bahaya yang perlu diperhatikan dalam telur setengah matang?
Keju untuk bayi boleh diberikan dalam sejak usia 9 bulan. Keju yang dapat dipilih sebagai MPASI adalah yang bertekstur lembut dan dapat dicerna oleh bayi serta kandungan gizinya yang baik untuk tumbuh kembang bayi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved