Pemilihan tata ruang kantor terbuka atau tata ruang kantor memiliki pro dan kontra masing-masing. Tata ruang kantor juga dapat berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
4 Nov 2021
Tata ruang kantor terbuka punya sisi positif dan negatif untuk kesehatan
Table of Content
Pemilihan tata ruang kantor terbuka atau tata ruang kantor tertutup harus mempertimbangkan berbagai faktor. Keduanya memiliki pro dan kontranya sendiri. Selain berkaitan dengan produktivitas, interaksi, juga dapat berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental.
Advertisement
Jadi mana yang lebih baik antara tata ruang kantor terbuka atau tertutup? Mari kita simak artikel ini untuk mendapatkan jawabannya.
Tata ruang kantor terbuka tidak memiliki sekat yang memisahkan ruangan atau area berdinding. Karyawan akan bekerja di ruang terbuka yang luas, bersebelahan dengan rekan mereka. Meskipun demikian, biasanya masih ada area pertemuan khusus yang terpisah.
Tata ruang kantor terbuka dimaksudkan untuk mempromosikan transparansi, kolaborasi, dan keterlibatan karyawan. Jenis tata ruang ini juga menawarkan efisiensi serta mendorong keinginan untuk bekerja sama.
Kondisi ini menciptakan lingkungan kerja yang penuh inspirasi dan energik. Karyawan dapat bekerja bersama dan berdampingan serta mendorong keterlibatan, kerja tim, percakapan terbuka serta memfasilitasi inspirasi dan inovasi.
Selain itu, tata ruang kantor terbuka jauh lebih hemat biaya karena dapat menampung lebih banyak karyawan, serta tidak perlu berinvestasi terlalu banyak pada furnitur. Mobilitas di tata ruang kantor terbuka lebih mudah untuk mengakses semua departemen.
Di sisi lain, kekurangan tata ruang kantor terbuka juga cukup serius. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Biasanya, kebisingan seringkali menjadi masalah utama pada tata ruang kantor terbuka. Penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kebisingan ruang kantor terbuka dengan stres fisiologis. Kondisi ini dapat berdampak pada:
Stres fisiologis yang meningkat secara kronis dapat berdampak merugikan kesehatan mental dan fisik. Karyawan yang terus-menerus mengalami kebisingan di kantor dapat mengalami stres dan perubahan suasana hati negatif yang lebih berat lagi.
Tata ruang kantor terbuka biasanya memiliki kepadatan yang lebih tinggi dari tata ruang kantor tertutup. Kondisi ini telah dikaitkan dengan stres kerja yang lebih tinggi serta ketidakpuasan karyawan.
Karyawan yang bekerja di ruang kantor terbuka juga dinilai mengalami peningkatan emosi dan gangguan kognitif. Kemampuan bekerjanya secara mental juga menurun.
Pada akhirnya, tidak hanya kesehatan mental karyawan yang akan terdampak, tapi juga kesehatan fisiknya.
Tata ruang kantor terbuka dapat memudahkan penularan penyakit antara satu karyawan dengan yang lainnya.
Terutama karena karyawan bekerja berdekatan dan dapat saling mengakses dengan mudah. Risiko akan hal ini juga meningkat selama masa pandemi.
New Zealand Medical Journal menyebutkan bahwa pada penelitian yang dilakukan di Denmark, pekerja yang bekreja di ruang kantor dengan latar terbuka lebih sering absen dengan alasan sakit dibandingkan dengan karyawan yang bekerja di ruangan dengan sekat-sekat. Penelitian ini dilakukan pada 14.969 orang.
Baca Juga: Cara Mencegah Penularan Covid-19 Di Tempat Kerja
Tata ruang kantor tertutup memiliki banyak area kerja tertutup dimana karyawan memiliki ruangan sendiri untuk bekerja secara mandiri.
Kantor ruang tertutup memiliki gangguan lebih sedikit sehingga memungkinkan karyawan menyelesaikan lebih banyak pekerjaan. Selain itu, privasi pada tata ruang kantor tertutup lebih optimal.
Pada beberapa sektor, privasi bisa menjadi faktor yang sangat penting. Kondisi ruang tertutup juga mengurangi kemungkinan Anda bersitegang dengan rekan kantor sehingga memicu stress yang tidak diperlukan.
Berbanding terbalik dengan kantor terbuka, pada kantor tertutup mungkin akan diperlukan upaya lebih untuk melakukan kolaborasi dan kerja sama. Selain itu, tentunya diperlukan biaya lebih tinggi, termasuk untuk furnitur.
Baca Juga
Peneliti dari Universiti Teknologi Mara Cawangan Sarawak mengungkapkan dalam sebuah penelitian bahwa, karyawan yang bekerja di kantor dengan tata ruang terbuka atau open plan memiliki tingkat kepuasan dan persepsi positif yang berkaitan dengan prodiktivitas kerja paling rendah. Terutama dalam hal kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Lebih jauh lagi, meskipun kelebihan dari tata ruang terbuka juga terbilang banyak, berbagai penelitian di atas telah menunjukkan bahwa dari segi kesehatan fisik dan mental, tata ruang kantor terbuka memiliki lebih banyak risiko negatif bagi karyawan.
Di sisi lain, karyawan yang berada di kantor tertutup juga menunjukkan tingkat ketidakpuasan yang tinggi dalam aspek lain, seperti misalnya interaksi sosial dalam lingkungan kerja.
Maka dari itu, untuk menentukan tata ruang kantor yang terbaik tidak bisa disamaratakan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Faktor-faktor seperti bidang pekerjaan, kebutuhan privasi, keterlibatan karyawan, serta cara kerja tim perlu menjadi pertimbangan. Dari sana, perusahaan dapat memutuskan apakah tata ruang kantor terbuka atau tata ruang kantor tertutup yang menjadi pilihan terbaik.
Advertisement
Ditulis oleh Nenti Resna
Referensi
Artikel Terkait
Cara mengatasi monday blues adalah memberikan waktu yang cukup untuk Anda istirahat dan mempersiapkan diri untuk pekan yang baru.
8 Feb 2022
Sindrom kaki gelisah adalah suatu gangguan tidur karena dorongan kuat untuk menggerakkan kaki yang tidak terkendali. Meski bukan penyakit yang serius, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
10 Jun 2020
Me time bermanfaat untuk mengenal diri sendiri, berpikir lebih jernih, mengurangi stres, hingga meningkatkan kreativitas. Jadwalkan kegiatan yang kamu sukai secara rutin.
18 Jul 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved