Menjadi seorang ibu muda tentunya penuh dengan berbagai pengalaman baru, serta tantangan. Menyaring informasi dan ingin selalu sempurna, menjadi dua tantangan besar ibu muda, menurut psikolog.
2023-03-26 16:53:32
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Ibu muda berisiko kebingungan dalam mengambil keputusan dalam mengasuh anak, karena banyaknya informasi.
Table of Content
Seorang ibu muda tentunya akan mengalami berbagai perubahan dan pengalaman baru. Tak terkecuali, sejumlah tantangan yang menanti. Psikolog dari Lembaga konsultasi psikologi TigaGenerasi, Saskhya Aulia Prima, M.Psi. menyebut terlalu banyaknya informasi dan keinginan menjadi ibu sempurna, sebagai dua tantangan bagi ibu baru milenial. Seperti apa penjelasannya?
Advertisement
"Tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua," kata Saskhya kepada SehatQ. Oleh karena itu, orangtua termasuk ibu, akan menghadapi berbagai masalah yang tidak terbayang, sebelum memiliki anak.
Dengan kemajuan teknologi, seorang ibu muda pun bisa dengan begitu mudah memperoleh banyak informasi seputar parenting atau pengasuhan anak. Sumbernya pun bisa beragam, baik itu para ahli termasuk dokter dan psikolog, sesama ibu, bahkan selebgram atau selebtwit sekalipun.
Akibatnya, seorang ibu muda bisa menjadi kebingungan dengan berbagai informasi yang diterimanya. Begitu pula untuk memilah informasi dan menentukan kebenarannya.
Ibu muda pun berisiko terhadap kondisi-kondisi berikut ini, akibat banyaknya informasi yang diperolehnya.
Untuk menghadapi arus informasi, Saskhya menyarankan untuk memilih sumber informasi, hanya dari para ahli di bidangnya. Selain itu, ia menyarankan ibu baru untuk senantiasa berdiskusi dengan pasangan, untuk menemukan pola pengasuhan yang paling sesuai untuk keluarga.
Yang tak kalah penting, kata Saskhya, ibu muda sebaiknya selalu mencari lingkaran pertemanan yang positif. "Jangan lupa juga untuk menggunakan prinsip less is more, untuk selalu mensyukuri kondisi keluarga," kata Saskhya.
Tantangan berikutnya yang dihadapi oleh ibu muda adalah keinginan untuk selalu tampak sempurna. Saskhya mengungkapkan, pesatnya perkembangan teknologi kini telah menghadirkan banyak wadah untuk berekspresi. Media sosial seperti Instagram adalah salah satunya.
Akibatnya, ibu muda bisa memiliki standar ekspektasi tertentu. Pada akhirnya, kondisi ini seringkali menimbulkan kecemasan, kewaspadaan berlebih, dan mengurangi kepercayaan diri.
Saskhya mengungkapkan, keinginan menjadi sosok ibu muda yang sempurna, bisa muncul karena:
Ketiga hal tersebut saling berkaitan. Munculnya tekanan sosial, bisa membuat seorang ibu muda memiliki ekspektasi tertentu mengenai cara pengasuhan anak. Selanjutnya, apabila ekspektasi tertentu itu tidak terpenuhi, perasaan malu, gagal, hingga berdosa pun, bisa muncul.
Komentar dari orang lain berisiko menimbulkan tekanan sosial, dan membuat cemas. Sebab, otak manusia memiliki sistem fight or flight, untuk menghadapi kondisi yang dianggap berbahaya atau respons tubuh terhadap stres. Sayangnya, otak tidak bisa membedakan false danger dan real danger.
False danger adalah kondisi yang seakan-akan berbahaya, padahal sebenarnya tidak. Sementara itu, real danger merupakan kondisi bahaya yang sesungguhnya.
Sayangnya, Saskhya menjelaskan, karena otak tidak bisa membedakan false danger dari real danger, maka komentar negatif dapat dipersepsikan otak sebagai kondisi bahaya, setingkat akan diterkam hewan buas.
"Akibatnya, sistem fight or flight menjadi teraktivasi, dan membuat kita cemas serta stres," kata Saskhya.
Ingin menjadi sosok sempurna, termasuk sebagai seorang ibu muda, ternyata bisa menimbulkan dampak-dampak berikut ini.
Saskhya menjelaskan, mompetition adalah sebuah “kompetisi” antaribu yang menganggap pengasuhan anak oleh dirinya sendiri, lebih baik dari ibu lainnya. Bentuknya bisa beragam, mulai dari sharing pengalaman, tapi dengan kalimat yang menyakiti ibu lain, mengkritik cara pengasuhan anak oleh ibu lain, bahkan menyerang secara verbal.
Sementara itu, mom shaming merupakan bentuk komentar negatif atau kritik berlebihan terhadap seorang ibu, atas pengasuhan anak yang dilakukannya. Hal ini misalnya terjadi, jika ada seseorang yang mengkritik cara parenting seorang ibu, tanpa memperhatikan kondisi emosi, medis, maupun finansial lawan bicaranya.
Untuk mengurangi keinginan menjadi ibu muda yang sempurna, Anda disarankan untuk fokus pada tujuan sebagai ibu, dan bergaul dengan teman-teman yang suportif.
Pada akhirnya, sebagai seorang ibu muda, Anda harus menjaga kesehatan mental. Apalagi dengan begitu banyaknya informasi mengenai pengasuhan anak. Saskhya menjelaskan, setidaknya ada tiga langkah untuk menjaga kesehatan mental ibu muda, sebagai berikut ini.
Saskhya mengingatkan, ada konsekuensi bagi ibu muda, dalam menghadapi perkembangan teknologi. Ia mengungkapkan, wajar jika kemudian seorang ibu bingung, karena mendapatkan banyak informasi soal parenting, dari forum, medsos, bahkan mertua.
Derasnya arus informasi tersebut, sulit untuk dikontrol. Namun, kata Saskhya, sebagai penerima informasi, kita bisa mengontrolnya. Ia berpesan agar setiap ibu ingat, bahwa sebagai individu, setiap orang pasti berbeda.
Dengan kata lain, tidak ada satu formula spesifik, yang bisa benar-benar efektif bagi semua orang. “Jangan tanya ke Google, anak saya beratnya sekian, susah makan, harus bagaimana?” ucap Saskhya. Sebaiknya, berkonsultasilah dengan dokter spesialis anak maupun psikolog anak, untuk mengatasi kondisi semacam itu.
Advertisement
Artikel Terkait
Gejala gangguan panik (panic disorder) sangat tidak nyaman dan bisa berlangsung lama. Apabila tidak ditangani dengan baik, ini bisa menggangu aktivitas hingga kesehatan mental.
Energi positif sebaiknya selalu Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengendalikan emosi Anda. Cara meredakan stres lewat energi positif bisa melalui musik, buku, ataupun meditasi.
Cara membuat KIA alias Kartu Identitas Anak ternyata relatif mudah dan tidak membutuhkan waktu lama. Dokumen yang diperlukan adalah Kartu Keluarga, KTP orangtua, hingga foto anak.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved