Penyakit GBS dapat menyebabkan kelumpuhan dan bisa mengakibatkan kematian, serkitar 70% pada penderitanya. Kenali gejala berikut
2023-03-28 15:15:50
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penyakit GBS bisa memicu kelumpuhan
Table of Content
Sindrom Guillain-Barre atau penyakit GBS adalah suatu kondisi medis langka. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh menyerang saraf, sehingga menyebabkan pelemahan anggota gerak bahkan menyebabkan kelumpuhan sekujur tubuh.
Advertisement
Belum diketahui secara pasti mengenai penyebab penyakit GBS. Akan tetapi, kondisi ini biasanya muncul setelah seseorang terkena penyakit infeksi. Misalnya, infeksi pernapasan atau infeksi di saluran pencernaan.
Obat untuk menyembuhkan penyakit GBS juga belum ada. Penanganan bertujuan meredakan gejala dan mengurangi durasi penyakit.
Agar efektif, perawatan harus dilakukan secepatnya. Oleh sebab itu, penting untuk mengenali gejala penyakit GBS sedini mungkin.
Berikut ini gejala penyakit GBS yang perlu Anda kenali secepatnya:
Ciri-ciri penyakit GBS sangat khas, yaitu kelemahan yang dimulai dari kaki yang menjalar ke atas hingga ke saluran pernapasan. Karena itu, penyakit ini disebut juga dengan istilah stocking-glove. Penderita akan merasakan pelemahan otot paling parah dalam waktu dua sampai empat minggu setelah gejala-gejala awal muncul. Seiring perkembangan penyakit, pelemahan otot bertambah parah dan menjadi kelumpuhan.
Gejala awal penyakit GBS akan menunjukkan gejala rasa kesmutan dan nyeri pada otot kaki dan tangan. Penderita penyakit GBS ini akan mengalami pelemehan kedua sisi otot tubuh. Gangguan otot tersebut berupa gangguan dari otot kaki hingga otot tubuh bagian atas dan dalam beberapa kasus, dapat menjalar hingga otot mata.
Namun, tidak semua penderita penyakit GBS menunjukkan gejala tersebut. Dalam kasus lain, penderitanya mungkin akan merasakan sakit yang tidak tertahankan rasanya seperti tertusuk, hingga rasa nyeri pada tulang punggung. Dalam tahap selanjutnya, penderitanya juga akan merasakan beberapa gejala seperti, sulit menenlan makanan, sulit berbicara, gangguan penglihatan, gangguan pencernaan, hipertensi, aritmia, pingsan, dan kelumpuhan otot sementara.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab penyakit GBS. Namun, dengan adanya sebagian kasus GBS yang terjadi setelah sebelumnya penderita mengalami sakit tenggorokan, pilek, flu, maka para ahli dapat menyimpulkan bahwa autoimun dipicu oleh bakteri atau virus penyebab kondisi-kondisi yang mendasari.
Jenis bakteri yang memicu penyakit GBS adalah bakteri campylobacter yang sering ditemukan pada kasus keracunan makanan. Sedangkan pada golongan virus adalah virus Epstein-Barr, virus cytomegalovirus pada penyakit herpes, dan virus HIV.
Penderita penyakit GBS biasanya dirawat di unit perawatan intensif di rumah sakit. Pasalnya, komplikasi penyakit ini membutuhkan bantuan peralatan medis yang cukup banyak. Contohnya mesin khusus untuk membantu penderita yang kesulitan bernapas.
Pada masa perawatan penyakit GBS akut, pilihan pengobatan yang diberikan adalah plasmapheresis atau terapi imunoglobulin dosis tinggi. Langkah ini bertujuan menghambat kerusakan saraf akibat serangan sistem imunitas tubuh.
Pengobatan plasmapheresis atau terapi imunoglobulin dosis tinggi akan efektif bila diberikan dalam waktu dua minggu setelah gejala GBS mulai muncul.
Setelah kondisi penderita penyakit GBS membaik, penanganan berikutnya adalah rehabilitasi fisik dan fisioterapi lainnya, guna mengembalikan kekuatan otot dan kemampuan pasien dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dengan normal.
Penyakit GBS akan mengganggu sistem saraf, yang kemudian berdampak pada kemampuan gerak dan fungsi tubuh. Komplikasi yang sering terjadi akibat penyakit GBS meliputi:
Pelemahan otot dan kelumpuhan dapat menimpa kelompok otot yang mengendalikan pernapasan. Kondisi ini termasuk komplikasi yang bisa berakibat fatal.
Penderita penyakit GBS yang mengalami komplikasi ini akan memerlukan bantuan mesin untuk bernapas selama dirawat di rumah sakit.
Sebagian besar penderita penyakit GBS memang bisa pulih. Ttetapi ada juga pasien yang masih memiliki gejala sisa berupa lemah otot, kebas, atau kesemutan di bagian tubuhnya.
Komplikasi penyakit GBS bisa menyebabkan tekanan darah naik-turun, dan detak jantung tak teratur (aritmia).
Sekitar separuh penderita GBS akan mengalami gangguan nyeri saraf yang cukup parah. Kondisi ini umumnya bisa diatasi dengan obat-obatan tertentu.
Proses pencernaan dan pembuangan kotoran yang menjadi lambat, serta retensi urine seringkali dialami oleh penderita sebagai dampak penyakit GBS.
Kelumpuhan yang disebabkan penyakit GBS membuat penderita berisiko mengalami penggumpalan darah akibat tidak bisa bergerak. Untuk mencegah komplikasi ini, penderita disarankan mengonsumsi obat pengencer darah sampai bisa bergerak kembali.
Karena tidak bisa bergerak dan berada dalam satu posisi dalam waktu lama, penderita penyakit GBS berisiko terkena decubitus atau luka pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan yang terus-menerus di lokasi tersebut.
Decubitus dikenal juga dengan istilah luka tekan. Kondisi ini dapat dicegah dengan sering mengubah posisi penderita penyakit GBS.
Sebagian kecil penderita GBS dapat mengalami kekambuhan atau relaps.
Penyakit GBS adalah kondisi medis yang terjadi scara mendadak, dan bertambah parah dengan cepat sampai menyebabkan kelumpuhan.
Baca Juga
Berita baiknya, 70% dari penderita dapat pulih total asalkan mendapat penanganan intensif yang bisa mencegah berbagai komplikasi. Penderita yang mengalami gagal napas pun bisa pulih berkat perawatan saksama di rumah sakit.
Oleh sebab itu, Anda patut mewaspadai gejala penyakit GBS agar bisa mendapatkan pengobatan sesegera mungkin di rumah sakit.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kekurangan vitamin B12 dapat mengganggu kesehatan. Vitamin B12 berfungsi untuk membuat DNA agar membentuk sel darah merah. Tubuh manusia tidak bisa menghasilkan vitamin B12.
Kesemutan di jari kaki mungkin sering dianggap masalah sepele. Bila jempol kaki kesemutan terjadi bersamaan dengan keluhan lain, saatnya mencari tahu pemicunya.
Gangguan saraf bisa menimbulkan berbagai gejala, mulai dari kesemutan, kejang, hingga lumpuh dan nyeri. Kondisi ini bisa bertambah parah jika tidak segera diobati. Karena itu, Anda perlu lebih waspada.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved