Mental abuse dapat membuat korban merasa tidak berharga dan menghancurkan kepercayaan dirinya. Kenali tanda-tanda mental abuse berikut ini sebelum terlambat.
2023-03-24 07:36:28
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Korban mental abuse membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya
Table of Content
Mental abuse atau kekerasan mental dapat digambarkan sebagai tindakan pelaku yang bermaksud merendahkan harga diri seseorang (korbannya). Tindakan ini dapat menyebabkan korbannya merasa terhina atau direndahkan.
Advertisement
Ada banyak cara yang digunakan seseorang saat melakukan mental abuse untuk menghancurkan mental korbannya. Tidak jarang, korban mental abuse dapat mengalami trauma dan gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, hingga gangguan stres pascatrauma.
Mental abuse adalah kekerasan secara psikologis yang melibatkan perilaku atau upaya seseorang (pelaku) untuk menakut-nakuti, mengontrol, memanipulasi dan mengisolasi orang lain (korbannya).
Mental abuse bisa memiliki banyak bentuk, baik yang terlihat jelas atau bahkan yang hampir tidak disadari sama sekali. Berapa hal berikut dapat menjadi tanda adanya mental abuse.
Selain itu, pelaku kekerasan mental juga kerap melakukan tindakan-tindakan untuk menjatuhkan mental korbannya, seperti:
Pelaku mental abuse juga kerap melakukan gaslighting, yakni upaya untuk memanipulasi sehingga korban mulai meragukan dirinya sendiri dan tidak berdaya.
Pelaku meyakinkan bahwa kesalahan ada pada korban dan kenapa korban layak mendapatkan perlakuan seperti itu. Gaslighting berfungsi agar pelaku dapat tetap mengontrol korban dan menjatuhkan mentalnya.
Di dalam sebuah jalinan hubungan intim (kekasih atau suami istri), mental abuse juga dapat menyebabkan korban menjadi ketergantungan (kodependensi).
Korban merasa perlu selalu mendapatkan persetujuan pelaku dan mendahulukan kepentingan pelaku. Sedangkan, pelaku melakukan mental abuse untuk meningkatkan harga dirinya.
Saat mengalami kekerasan mental, mungkin tidak ada bekas luka yang terlihat. Namun, dampaknya bisa bertahan sangat lama pada mental seseorang. Korban mental abuse juga dapat mengalami gangguan mental dan emosional jika relasi keduanya tidak segera diperbaiki atau diakhiri.
Ada kalanya orang lain dapat melihat terjadinya kekerasan mental, tapi korban sendiri menyangkalnya. Sebagian korban mungkin akan menolak untuk dibantu dan bahkan membela pelaku.
Untuk bisa keluar dari mental abuse, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan:
Baca Juga
Anda harus ingat bahwa korban mental abuse tidaklah lebih lemah atau lebih memalukan dari orang-orang yang bukan korban. Anda tidak perlu malu mengungkapkan jika pernah menjadi korban kekerasan mental.
Lakukan berbagai upaya untuk membuat diri Anda merasa berharga dan percaya diri lagi. Anda dapat berkonsultasi dengan psikolog atau bergabung dalam yayasan/komunitas/kelompok suportif untuk mengembalikan kondisi mental seperti sediakala.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar mental abuse, Anda juga bisa tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Obat GHB ramai dibicarakan karena kasus perkosaan yang dilakukan Reynhard Sinaga. Obat GHB seringkali disalahgunakan oleh para remaja dan orang dewasa di bar, pesta, atau kelab malam.
Inner child adalah sisi kepribadian seseorang yang terbentuk dari pengalaman masa kecil. Kondisi ini dapat memengaruhi bagaimana Anda membuat keputusan.
KDRT pada anak bisa menjadi gangguan mental pada anak hingga dewasa. Salah satu yang umum terjadi adalah gangguan identitas disosiatif atau gangguan kepribadian ganda.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved