Tanda-tanda mau melahirkan yang penting untuk ibu kenali, di antaranya posisi bayi semakin turun, kontraksi menjadi intens dan teratur, hingga keluarnya sumbat lendir.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
10 Agt 2023
Tanda-tanda mau melahirkan salah satunya kontraksi menjadi intens dan teratur
Table of Content
Umumnya, hari perkiraan lahir (HPL) diprediksi di usia kehamilan 40 minggu. Mendekati waktu HPL, terkadang ibu bingung menentukan apakah yang dialaminya tanda-tanda mau melahirkan atau bukan.
Advertisement
Itu sebabnya, penting untuk mencari tahu seperti apa tanda ibu mau melahirkan agar merasa lebih siap dan bisa mengambil langkah siaga yang diperlukan.
Berikut adalah tanda-tanda mau melahirkan sudah dekat yang bisa terjadi sejak beberapa minggu hingga jam sebelum persalinan dimulai:
Posisi bayi semakin turun adalah salah satu tanda-tanda ibu mau melahirkan. Letak bayi menjadi lebih rendah di panggul ibu mendekati jalan lahir.
Ketika bayi turun panggul, ibu umumnya lebih mudah bernapas karena hanya merasakan sedikit tekanan di bawah tulang rusuk, serta keluhan heartburn yang membaik. Namun, frekuensi buang air kecil ibu bisa meningkat akibat bayi menekan kandung kemih.
Mendekati waktu persalinan, kontraksi akan semakin intens dan teratur. Ketika rahim berkontraksi, perut menjadi terasa kencang atau keras yang disertai kram menyakitkan.
Kontraksi pun menjadi lebih kuat, lebih lama, dan lebih sering hingga menyebabkan serviks menipis dan melebar. Ibu harus mulai menghitung waktu kontraksi, seperti berapa lama jarak di antara kontraksi dan durasinya.
Namun, ibu bisa mengalami kontraksi palsu atau Braxton Hicks. Saat mengalami kontraksi ini, ibu akan merasakan rahim, area perut bagian bawah, atau selangkangan mengencang.
Berbeda dari kontraksi persalinan, kontraksi palsu biasanya tidak teratur dan tidak menyakitkan. Terkadang, frekuensi kontraksi Braxton Hicks yang sering bisa menandakan bahwa kontraksi yang asli akan segera terjadi.
Selain kontraksi yang intens, ibu hamil bisa merasakan lebih sering nyeri punggung sebagai tanda-tanda mau melahirkan. Kondisi ini dapat dipicu oleh tekanan dari kepala bayi di area tubuh bagian bawah.
Umumnya, bayi turun panggul dengan wajah menghadap ke tulang belakang ibu. Tapi, pada sebagian kasus, bayi turun dengan tengkorak membentur tulang belakang calon ibu sehingga terasa nyeri punggung.
Selain itu, rasa nyeri kontraksi yang menjalar dari rahim ke area punggung juga bisa menyebabkan calon ibu nyeri punggung.
Tanda-tanda mau melahirkan berikutnya adalah perubahan mood. Ibu bisa menjadi tiba-tiba murung atau merasa sangat ingin menangis tanpa alasan yang jelas.
Ternyata, kondisi ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar hormon dalam tubuh ibu saat bersiap untuk melahirkan.
Akhir kehamilan memberi sinyal pada tubuh ibu untuk melepaskan lebih banyak hormon relaksin. Hormon ini dapat membuat persendian dan ligamen mengendur untuk mempersiapkan persalinan.
Alhasil, pada beberapa hari sebelum melahirkan, calon ibu mungkin merasa sendi di panggul dan punggung bawah seperti longgar serta lebih rileks.
Salah satu tanda-tanda mau lahiran adalah ibu lebih mudah bernapas. Pasalnya, ketika bayi turun lebih rendah ke jalan lahir, berat tubuhnya tak lagi menekan diafragma dan napas menjadi lebih lega.
Namun, calon ibu bisa merasakan lebih banyak tekanan pada panggul yang membuatnya terasa nyeri.
Menjelang akhir kehamilan, berat badan ibu hamil umumnya tidak bertambah lagi. Sebagian ibu justru mengalami penurunan berat badan sekitar 0,5-1,5 kg pada beberapa hari sebelum melahirkan.
Tapi, berkurangnya berat badan bukanlah kehilangan lemak, melainkan tubuh menghilangkan kelebihan air. Ini bisa terjadi karena berkurangnya cairan ketuban dan meningkatnya frekuensi buang air kecil sang ibu.
Namun, terdapat pula ibu hamil yang mengalami lebih banyak pembengkakan sebelum akhir kehamilan sehingga bobot tubuhnya besar.
Tanda-tanda mau lahiran yang bisa ibu alami lainnya adalah lebih sering buang air kecil. Hal ini terjadi karena posisi bayi yang semakin turun ke jalan lahir dan menekan kandung kemih ibu sehingga keinginan untuk kencing meningkat.
Keluarnya sumbat lendir atau mucus plug merupakan tanda-tanda mau melahirkan yang bisa ibu perhatikan. Sumbat lendir yang terkumpul di saluran serviks selama kehamilan berfungsi mencegah infeksi menuju rahim yang bisa membahayakan janin.
Seiring dengan melebarnya serviks saat mendekati persalinan, sumbat lendir ini akan keluar melalui vagina. Biasanya, lendir berwarna bening hingga merah muda.
Tak jarang, lendir juga disertai darah berwarna merah cerah. Jumlahnya juga dapat meningkat selama beberapa hari atau berminggu-minggu.
Mendekati waktu persalinan, ibu hamil dapat mengalami perubahan temperatur tubuh. Hal ini bisa membuat ibu merasa kedinginan sekalipun cuaca di sekitarnya panas. Kenaikan suhu umumnya dimulai pada 4-12 jam sebelum persalinan.
Tidak sedikit ibu hamil yang merasa tiba-tiba ingin membersihkan rumah maupun barang-barang sebagai persiapan kedatangan buah hati. Keinginan ini umumnya meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan.
Namun, jangan melakukannya terlalu ekstrem karena ibu bisa kelelahan. Ingatlah bahwa proses persalinan membutuhkan banyak energi.
Ketika waktu persalinan semakin dekat, tubuh melepaskan hormon yang disebut prostaglandin untuk merangsang rahim berkontraksi. Hormon ini juga bisa menyebabkan tinja bergerak lebih cepat dalam saluran pencernaan sehingga memicu calon ibu mengalami diare.
Tanda-tanda mau melahirkan yang utama adalah dinding rahim dan serviks yang mulai terbuka dan menipis. Hal ini dapat diketahui lewat pemeriksaan oleh bidan atau dokter kandungan.
Biasanya, penipisan dan pelebaran leher rahim terjadi beberapa minggu ataupun hitungan hari sebelum persalinan. Ada 2 tahap utama pembukaan, yaitu fase laten dan aktif.
Fase laten atau pembukaan awal adalah pembukaan serviks yang umumnya tidak begitu lebar dan berlangsung lambat. Sementara, ketika memasuki fase aktif, leher rahim akan membuka dengan cepat.
Pembukaan 1 biasanya berjalan lama pada kehamilan pertama. Meski begitu, ada pula calon ibu yang mengalaminya secara cepat.
Selanjutnya, bukaan akan maksimal atau lengkap ketika mencapai bukaan 10. Artinya, leher rahim sudah terbuka selebar 10 cm atau 10 jari tangan.
Kapan pecahnya air ketuban tidak ada ketentuannya pada setiap ibu hamil. Namun perlu diingat bahwa air ketuban pecah adalah tanda terakhir yang menandakan persalinan sudah dekat.
Air ketuban pecah bisa dibarengi dengan tanda-tanda melahirkan sudah dekat lain atau tidak. Umumnya, jika ini terjadi, proses persalinan sebaiknya tidak ditunda terlalu lama.
Sebab, air ketuban yang pecah menandakan bahwa jalan masuk ke rahim sudah terbuka. Artinya, perlindungan bayi di dalam rahim sudah “bocor”.
Meski begitu, tidak semua ibu hamil merasakan air ketubannya pecah. Ada yang merasakan saat pembukaan telah berjalan separuh, ada juga yang air ketubannya pecah ketika pembukaan sudah sempurna.
Itulah beberapa tanda-tanda mau melahirkan yang dapat terjadi. Tidak semua ibu hamil mengalami seluruh tanda tersebut karena kondisinya bisa saja berbeda-beda. Lantas, sebaiknya kapan harus ke rumah sakit untuk melahirkan?
Baca Juga: 10 Cara Memancing Kontraksi agar Cepat Melahirkan
Ketika ibu mengalami tanda-tanda mau melahirkan, terutama kontraksi teratur, jangan panik dan segeralah ke rumah sakit. Jarak dari kontraksi hingga persalinan bisa berbeda-beda pada tiap ibu hamil. Ada yang cepat, ada pula yang perlu waktu berhari-hari bahkan hitungan minggu.
Supaya tidak panik, calon ibu bisa mencoba melakukan latihan relaksasi atau pernapasan dalam untuk meredakan kontraksi yang kuat dan menyakitkan.
Selain itu, jika air ketuban telah pecah, ibu harus segera ke rumah sakit. Jika terlambat mendapat penanganan, bisa berbahaya bagi ibu maupun janin.
Memasuki trimester terakhir, pastikan ibu telah melakukan segala persiapan melahirkan, seperti hospital bag. Berkomunikasilah dengan pasangan dan anggota keluarga mengenai skema yang paling tepat. Dengan ini, kegugupan menjelang kelahiran dapat dikurangi.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Persalinan yang lancar, minim intervensi, serta bayi dan ibu dalam kondisi sehat tentu menjadi dambaan. Namun, ada pula risiko yang disebut dengan cephalopelvic disproportion. Ini adalah kondisi bayi tersangkut saat melahirkan.
5 Sep 2021
Hamil di luar kandungan terjadi akibat sel telur yang sudah dibuahi tidak menempel di rahim. Kondisi ini ditandai dengan adanya nyeri pada perut bagian bawah dan pendarahan.
2 Okt 2019
Operasi Caesar cito adalah operasi darurat yang dilakukan untuk menjaga keselamatan ibu dan bayi. Ini berbeda dengan operasi caesar biasa.
15 Agt 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved