Egois adalah orang yang selalu mementingkan diri sendiri. Ia juga tidak mau dikritik, suka melebih-lebihkan pencapaian, namun takut mengambil risiko. Berikut beberapa karakteristik dari orang egois.
4.21
(14)
28 Apr 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Orang egois selalu mementingkan dirinya sendiri saja
Table of Content
Hampir semua orang setuju bahwa egois adalah sifat yang menyebalkan, tidak heran jika banyak orang yang menjauhi pribadi dengan karakter seperti ini. Namun, bagi Anda yang ingin mengurangi kadar egoisme dalam diri sendiri, ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan.
Advertisement
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, egois adalah sebutan untuk orang yang selalu mementingkan diri sendiri. Ia menganut paham egoisme, yakni pandangan yang melihat bahwa satu-satunya tujuan hidup adalah mewujudkan ambisi pribadinya.
Orang egois adalah mereka yang hanya bahagia ketika tujuannya tercapai. Baginya, tujuan bermasyarakat tidak penting, bahkan cenderung untuk diabaikan atau dilanggar jika bertentangan dengan kepentingan dirinya sendiri.
Bukan hal aneh jika Anda tidak menyadari bahwa diri Anda egois sampai ada seseorang yang mengatakannya di depan muka Anda. Sebaliknya, Anda juga bisa mengenali seseorang itu egois atau tidak berdasarkan beberapa ciri yang khas. Tanda-tanda egois meliputi:
Kritik yang membangun dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi dan hasil kerja kita, tapi tidak demikian pola pikir yang ada dalam kepala orang egois. Bagi mereka, semua kritik adalah langkah untuk menjatuhkan sehingga harus ditangkis dengan segala cara.
Orang egois tidak mau dikritik, tapi senang mengkritik orang lain di belakang punggung. Sayangnya, orang egois ini hanya melihat dari sudut pandangnya dan tidak berempati pada keadaan orang lain.
Contoh konkretnya ketika tetangga yang hidup di bawah garis kemiskinan, maka sikap pertama orang egois adalah menyalahkan orang itu karena malas bekerja. Padahal, bisa saja si miskin tadi sudah berusaha lebih keras dari orang egois, tapi hasilnya tidak seperti yang ia harapkan.
Egois adalah mereka yang menganggap orang lain yang lebih pintar atau lebih matang adalah musuh, apalagi jika orang itu tidak sependapat dengan si egois. Apakah Anda merasa sering merasakannya?
Orang egois merasa dirinya bisa sukses, tapi tidak berjuang lebih keras dari orang lain. Kendati demikian, si egois ini hanya menyalahkan keadaan, bahkan menyalahkan orang lain, atas kesusahan yang dideritanya.
Anda pernah bertemu dengan orang yang suka membanggakan pencapaiannya yang tidak seberapa? Itu adalah salah satu tanda orang egois mengingat mereka memang tidak memiliki sikap rendah hati.
Ketika bekerja secara kelompok, si egois adalah orang pertama yang akan mengklaim kesuksesan, tapi juga orang pertama yang akan ‘cuci tangan’ ketika proyek buntu. Oleh karena itu, mengerjakan tugas bersama orang egois tidak disarankan, apalagi jika tugas itu berat dan menantang.
Karakter lain dari orang egois adalah tidak berani mengambil risiko. Pasalnya, mereka memang takut gagal.
Bagi orang-orang yang egois, mendahulukan kepentingan orang lain adalah bentuk kelemahan atau ketidakamanan dalam diri sendiri. Orang egois mengabaikan anggapan yang menyatakan semua manusia pasti memiliki kekurangan yang seharusnya dapat dilengkapi oleh bantuan dari orang lain.
Baca Juga
Egois tidak selalu buruk, misalnya ketika Anda mempertahankan nilai-nilai yang dianut oleh agama di tengah lingkungan yang berbeda 180 derajat. Meski demikian, sikap egois yang berlebihan akan membawa dampak negatif sehingga tidak ada salahnya menurunkan kadar keegoisan di dalam diri Anda sendiri.
Beriktu tips yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir egoisme:
Jangan membuat keputusan saat Anda tengah emosi atau tengah berada dalam tekanan. Menjalankan keseharian dengan pola hidup yang lebih pelan dapat menyegarkan pikiran sehingga Anda lebih bijak.
Hidup ini bukan hanya tentang Anda, namun ada juga tujuan sosial yang merupakan konsensus bersama. Ulurkan tangan untuk membantu orang lain, dan sebaliknya biarkan orang lain membantu Anda jika Anda membutuhkannya.
Jangan merasa puas dengan pencapaian yang Anda dapatkan saat ini. Mulailah ambil risiko dan tantang diri Anda sendiri untuk melakukan hal-hal baru agar pola pikir juga lebih terbuka.
Kadang kala, menjadi egois adalah pilihan yang tepat, terutama bagi orang-orang altruis alias berjiwa sosial dan membutuhkan ‘me-time’ untuk menyeimbangkan kesehatan mental. Yang paling penting adalah mengetahui kapan Anda harus egois dan kapan harus mengutamakan kepentingan bersama.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Fluoxetine adalah jenis antidepresan yang masuk dalam kategori selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Contoh merek dagang obat yang mengandung fluoxetine adalah prozac. Fungsinya adalah untuk mengobati depresi, bulimia, dan juga gangguan obsesif kompulsif.
Self image adalah gambaran yang didapat seseorang saat melihat dirinya sendiri. Setiap orang memiliki citra dirinya masing-masing dan tidak bisa dibandingkan dengan milik orang lain.
Masalah finansial bisa jadi salah satu tersangka utama penyebab seseorang tak bisa tenang. Stres, itu pasti. Itulah mengapa cara mengelola keuangan penting demi kesehatan mental seseorang. Jangan sampai besar pasak daripada tiang atau justru terjebak dalam perencanaan keuangan yang merugikan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Zulham Effendy
Dijawab oleh dr. Adhi Pasha Dwitama
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved