Self-sabotage merupakan tindakan yang merugikan diri sendiri. Jika tidak dihilangkan, perilaku ini dapat menjadi kebiasaan yang nantinya memberi dampak buruk terhadap kondisi psikologis pelakunya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
7 Jun 2021
Self-sabotage dapat berdampak buruk pada kondisi psikologis pelakunya
Table of Content
Pernahkah Anda menahan diri untuk tidak pergi ke dokter padahal sedang sakit dan butuh pertolongan? Atau mungkin menunda-nunda pekerjaan yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan mudah dan cepat?
Advertisement
Jika Anda pernah melakukannya, kebiasaan tersebut dapat menjadi tanda self-sabotage atau sabotase diri. Apabila tak segera diubah, kebiasaan buruk ini dapat menghambat Anda untuk maju dan berdampak negatif bagi kehidupan secara keseluruhan.
Tanda-tanda seseorang melakukan self-sabotage bisa dilihat dari sikap dan perilaku yang Anda tunjukkan. Beberapa tanda mungkin akan terlihat dengan jelas, tetapi ada juga yang sulit untuk dikenali.
Berikut beberapa sikap dan perilaku yang bisa menjadi tanda Anda melakukan sabotase diri:
Orang yang melakukan sabotase diri kerap menyalahkan orang lain ketika mereka berhadapan dengan suatu masalah. Padahal, bisa saja masalah tersebut terjadi karena sikap dan perilaku Anda sendiri.
Sebagai contoh, pasangan Anda mungkin mempunyai beberapa perilaku yang bisa berdampak buruk bagi hubungan. Merasa bahwa ia tidak bisa mengubahnya, Anda kemudian memutuskan untuk mengakhiri hubungan.
Tindakan itu menunjukkan bahwa Anda melakukan sabotase diri untuk belajar dan tumbuh bersama pasangan dari pengalaman. Bisa saja sikap dan tindakan Anda turut berkontribusi dalam perilaku buruk yang sering dilakukan oleh pasangan.
Memilih untuk menjauh saat semua tidak berjalan dengan baik menjadi salah satu tanda self-sabotage. Mundur terkadang merupakan keputusan yang bijaksana, namun tanyakanlah pada diri sendiri apakah Anda sudah benar-benar berusaha semaksimal mungkin.
Tindakan sabotase diri biasanya terjadi karena Anda takut akan konflik maupun kritik. Perlu diingat, terus lari dari masalah hanya akan membuat Anda meragukan kemampuan diri dan kesulitan untuk berkembang.
Menunda tugas atau pekerjaan adalah salah satu tindakan menyabotase diri. Misalnya, Anda sebenarnya sudah siap untuk melakukan pekerjaan tertentu, namun memilih menghindarinya dengan melakukan aktivitas lain seperti bermain gadget, menonton film, maupun tidur siang.
Terkadang, menunda pekerjaan dapat terjadi tanpa alasan jelas. Namun, beberapa penyebab yang biasa mendasari kondisi ini, meliputi:
Tindakan menyabotase diri seringkali terjadi dalam hubungan. Salah satu contohnya yaitu tetap bertahan dengan orang yang terus menyakiti Anda sembari berharap bahwa suatu saat nanti ia akan berubah.
Beberapa contoh tindakan self-sabotage dalam hubungan, di antaranya:
Banyak orang yang memilih mengesampingkan kebutuhan diri sendiri demi orang lain. Hal tersebut menjadi tanda Anda melakukan sabotase diri. Sikap dan perilaku ini dapat terjadi dalam lingkungan keluarga, kerja, pertemanan, hingga hubungan dengan pasangan.
Contohnya, antrian Anda tiba-tiba diserobot orang lain ketika sedang berbelanja di minimarket. Padahal, saat itu Anda sebenarnya tengah terburu-buru karena hendak mengikuti rapat penting, Namun, Anda memilih diam dan membiarkan orang tersebut, hingga akhirnya datang terlambat ke rapat.
Banyak alasan yang membuat seseorang kemudian melakukan self-sabotage. Sejumlah faktor yang dapat menjadi pemicunya, antara lain:
Baca Juga
Cara menghilangkan kebiasaan sabotase diri adalah dengan mengingat sekaligus menganalisis perilaku-perilaku yang cenderung merugikan diri sendiri saat merasa stres. Lalu, latih diri sendiri untuk meresponnya dengan cara yang lebih sehat, misalnya berbagi cerita ke orang terpercaya, berolahraga, atau mengembangkan hobi baru.
Apabila Anda mengalami kesulitan dalam menghilangkan kebiasaan buruk tersebut, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter. Nantinya dokter akan membantu untuk menyelesaikan masalah sekaligus menghilangkan kebiasaan sabotase diri.
Untuk berdiskusi lebih lanjut terkait self-sabotage dan cara menghilangkannya dengan tepat, tanyakan langsung ke dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Bayu Galih Permana
Referensi
Artikel Terkait
Perbedaan emosi dan perasaan bisa dilihat saat seseorang mengalami sesuatu. Perasaan merupakan cara pandang seseorang, sedangkan emosi adalah reaksi saat seseorang merasakan sesuatu.
21 Sep 2021
Lingkungan kerja toxic bisa berasal dari atasan, rekan kerja, atau sistem yang berlaku. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
27 Des 2021
Pengalaman kehilangan seseorang yang disayangi bisa saja menimbulkan trauma karena emosi begitu besar. Terlebih, ada banyak orang yang menolak menjalani proses berduka, hal yang membuat proses adaptasi semakin sulit.
31 Des 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved