Psikosis postpartum atau disebut juga dengan puerperal psychosis, menyebabkan seorang ibu merasakan gejala menakutkan. Bisa saja, ibu mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Di saat yang sama, ada rasa sedih dan cemas berlebih yang tak terkendali.
15 Jun 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Psikosis postpartum bisa membuat seorang ibu mendengar suara yang tak nyata
Table of Content
Tak terukur rasanya kebahagiaan ketika bayi telah lahir ke dunia. Namun jangan salah, seorang ibu bisa menghadapi naik turunnya periode pasca-melahirkan yang luar biasa. Spektrum yang lebih parah dari sekadar postpartum depression adalah psikosis postpartum.
Advertisement
Disebut juga dengan puerperal psychosis, kondisi ini menyebabkan seorang ibu merasakan gejala menakutkan. Bisa saja, ibu mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Di saat yang sama, ada rasa sedih dan cemas berlebih yang tak terkendali.
Sebagai kondisi terparah dalam spektrum kesehatan mental pasca-melahirkan, psikosis postpartum bisa terjadi pada 1-2 dari tiap 1.000 ibu. Kondisi ini cukup langka dan biasanya terjadi 2-3 hari setelah persalinan.
Dari segi medis, ada beberapa tipe gangguan psikosis postpartum, di antaranya:
Sekitar 50-85% ibu bisa merasakan postpartum blues atau baby blues dengan gejala-gejala seperti:
Seorang ibu dikatakan mengalami depresi pasca-melahirkan apabila gejala depresi bertahan lebih dari 2-3 minggu. Tak hanya itu, fungsi normalnya dalam menjalani hari juga terganggu.
Beberapa gejala yang menyertai kondisi postpartum depression di antaranya:
Dampak dari postpartum psychosis terhadap kesehatan mental adalah yang paling parah. Sebenarnya, tidak aneh ketika ibu baru merasakan kesedihan, kecemasan, dan ketakutan.
Namun kondisi ini dianggap sebagai psikosis postpartum apabila gejala tak kunjung mereda dan menyebabkan munculnya pikiran-pikiran berbahaya. Penanganan untuk kondisi ini tidak boleh ditunda.
Baca Juga
Ciri utama yang membedakan psikosis postpartum dengan gangguan mental setelah melahirkan lainnya adalah hilangnya kesadaran akan realita. Ibu yang mengalami hal ini mulai melihat, mendengar, atau meyakini hal yang sebenarnya tidak terjadi. Dampaknya bisa jadi sangat berbahaya baik bagi ibu maupun bayi.
Dari macam-macam gangguan psikologis, psikosis postpartum paling mirip dengan kepribadian ganda terutama pada episode manic. Gejala-gejala yang muncul adalah:
Ketika gejala-gejala di atas muncul, jangan tunda mencari pertolongan medis sesegera mungkin. Ini penting agar tidak ada kejadian tak diharapkan yang mengancam nyawa ibu dan juga bayi.
Terkadang, psikosis postpartum bisa saja terjadi tanpa ada faktor risiko apapun. Namun, ada beberapa hal yang meningkatkan risiko seseorang mengalaminya. Apa saja?
Penyebab pasti mengapa seorang ibu mengalami psikosis postpartum tidak diketahui. Jelas bahwa semua perempuan setelah melahirkan akan mengalami periode saat hormon begitu fluktuatif.
Namun, beberapa ibu bisa menjadi lebih sensitif terkait kesehatan mentalnya karena ada perubahan hormon estrogen, progesteron, hingga tiroid.
Ada juga faktor lain yang turut berperan seperti faktor genetik, budaya, biologis, dan juga lingkungan. Jangan sepelekan kebiasaan baru yang membuat ibu kurang tidur karena ini juga berperan memicu terjadinya psikosis postpartum.
Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan bertanya seputar gejala dan berapa lama hal ini terjadi. Riwayat medis seputar gangguan psikologis juga akan menjadi pertimbangan. Ibu yang mengalami gejala ini sebaiknya mengungkapkan sejujur mungkin sehingga penanganannya pun tepat.
Perlu digarisbawahi bahwa psikosis postpartum adalah kondisi darurat. Apabila perlu, panggil 911 atau minta seseorang membawa sang ibu ke instalasi gawat darurat.
Terkadang, ibu akan mendapatkan penanganan selama beberapa hari hingga mood-nya membaik. Ibu dan bayi akan dipisahkan sementara demi menghindari risiko membahayakan salah satu pihak.
Beberapa pengobatan yang umumnya diberikan kepada ibu dalam spektrum ini adalah:
Mengingat setiap individu bisa mengalami kondisi berbeda, tak ada kombinasi obat ideal yang paling efektif. Bisa saja, penanganan lebih efektif ketika diberi obat antidepresan atau anti-kecemasan berlebih.
Apabila obat tidak cukup untuk meredakan gejala psikosis postpartum, dokter akan merekomendasikan terapi gelombang kejut atau electroconvulsive shock therapy. Terapi ini dilakukan dengan memberikan stimulasi elektromagnetik dengan kadar tertentu ke otak.
Alhasil, akan muncul efek layaknya badai atau serupa dengan kejang di otak sehingga membantu “reset” ketidakseimbangan dalam episode psikotik. Sejak bertahun-tahun silam, dokter telah menggunakan terapi ini untuk menangani depresi dan masalah kepribadian ganda.
Dukungan dari orang terdekat sangat penting ketika seorang ibu berada dalam kondisi ini. Bukan dirinya yang ingin menyakiti diri sendiri bahkan bayinya, ini terjadi karena ada halusinasi terasa bagaikan kenyataan.
Gejala paling akut dari postpartum psychosis bisa terjadi antara 2-12 minggu setelah melahirkan. Beberapa perempuan perlu waktu lebih lama untuk sembuh, sekitar 6-12 bulan.
Baca Juga
Bahkan ketika gejala utamanya sudah mereda, bisa saja kecemasan berlebih dan pikiran seputar depresi masih menghantui. Jadi, penting untuk memantau dan mengonsumsi obat sesuai rekomendasi dokter.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar apa yang harus dilakukan ketika mendapati perempuan berada dalam episode ini, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Suami siaga adalah singkatan dari suami siap antar jaga. Istilah ini dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI agar para suami memberikan dukungan kepada istri dalam masa kehamilan.
Gejala kanker ovarium seringkali tidak disadari oleh wanita, hingga menyebabkan kondisi tersebut semakin gawat. Perut kembung adalah salah satu gejalanya.
Mini pil adalah obat pencegah kehamilan yang mengandung satu jenis hormon. Pil KB mini 99% efektif mencegah kebobolan hamil jika digunakan dengan tepat mengikuti aturan pakai.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved