Komplikasi perdarahan postpartum adalah penyebab kematian terbesar pada ibu setelah melahirkan. Oleh karena itu, kenali risikonya untuk melakukan pencegahan yang tepat.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
4 Mei 2019
Perdarahan post partum adalah salah satu penyebab kematian pada ibu melahirkan
Table of Content
Komplikasi post partum berupa perdarahan merupakan hal yang serius dan dapat mengancam kesehatan ibu.
Advertisement
Penyebab perdarahan postpartum paling umum adalah pecahnya pembuluh darah dalam rahim akibat tekanan kontraksi rahim.
Penyebab lainnya adalah rahim yang tidak berkontraksi dengan optimal untuk menghentikan perdarahannya. Hal ini dapat mengakibatkan pembuluh darah tersebut terus terbuka sehingga menyebabkan terjadinya perdarahan.
Perdarahan berat setelah melahirkan juga bisa terjadi akibat trauma jalan lahir ataupun gangguan pembekuan darah, otot rahim yang lemas (atonia uteri) hingga retensi plasenta.
Komplikasi perdarahan post partum adalah salah satu komplikasi penyebab kematian terbesar pada ibu setelah proses persalinan.
Baca Juga
Dikutip dari Stanford Children's, seorang ibu dikatakan mengalami perdarahan post partum apabila kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah melahirkan normal atau lebih dari 1000 ml setelah operasi caesar.
Perdarahan dapat mulai terjadi kurang dari 24 jam setelah melahirkan, atau kapan saja selambat-lambatnya dalam 12 minggu pertama setelah persalinan untuk mengeluarkan sisa plasenta dan jaringan pascamengandung.
Jika tidak tertangani dengan baik, komplikasi post partum berupa perdarahan setelah melahirkan ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah secara ekstrem. Apabila tekanan darah turun terlalu rendah, organ-organ tubuh akan perlahan rusak dan akhirnya mengalami kegagalan fungsi.
Sejumlah komplikasi postpartum akibat perdarahan ini dapat memicu Anda mengalami:
Baca juga: Pendarahan Setelah Melahirkan: Penyebab, Gejala, dan Cara Menanganinya
Akibat Pendarahan setelah melahirkan atau perdarahan hemoragik postpartum juga dapat menyebabkan komplikasi berupa macam-macam jenis syok. Setiap jenis syok ini meningkatkan risiko kematian ibu pascamelahirkan.
Syok hipovolemik adalah kondisi gawat darurat yang mengakibatkan tubuh kehilangan lebih dari 20 persen darah atau cairan. Hal ini membuat jantung tidak dapat memompa cukup darah.
Darah mengalirkan oksigen dan nutrisi penting lainnya ke seluruh tubuh. Ketika ibu mengalami perdarahan berat, jumlah darah beroksigen yang beredar dalam tubuh menjadi sangat berkurang. Di sisi lain, jantung tidak bisa bekerja efektif untuk memompa darah segar.
Ketika penurunan volume darah lebih cepat daripada proses penggantiannya, organ tubuh akan mulai mengalami penurunan fungsi dan tekanan darah merosot. Akibatnya, gejala syok dapat timbul.
Syok hipovolemik ditandai dengan penurunan tekanan darah dan suhu tubuh, serta denyut nadi yang cepat tapi lemah. Syok hipovolemik dapat mengancam nyawa apabila tidak cepat ditangani dengan tepat.
Perdarahan setelah melahirkan lewat operasi caesar memiliki risiko komplikasi berupa syok septik yang cukup tinggi. Risiko ini datang dari bekas luka operasi yang terinfeksi oleh bakteri.
Syok septik adalah kondisi darurat ketika infeksi bakteri menyebar di seluruh tubuh lewat aliran darah sehingga menyebabkan peradangan dan penurunan tekanan darah yang berbahaya.
Infeksi bakteri penyebab sepsis dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ vital, seperti gagal pernapasan, gagal jantung, gagal ginjal, gagal hati, hingga stroke.
Gejala syok septik meliputi:
Komplikasi post partum lainnya adalah syok hemoragik akibat perdarahan post partum. Darah membawa oksigen dan zat penting lainnya ke organ dan jaringan Anda.
Ketika pendarahan terjadi, jantung tidak bisa langsung dengan cepat mengganti volume darah yang hilang. Akibatnya, organ-organ dalam tubuh dapat kekurangan nutrisi dan mengalami penurunan fungsi.
Jika dibiarkan, jantung dapat gagal bekerja memompa darah sehingga gejala syok hemoragik terjadi.
Gejala-gejala syok hemoragik adalah gelisah, bibir dan kuku biru, urine sedikit atau bahkan tidak ada, keringat berlebih, napas pendek, sakit perut, pusing, sakit dada, muntah darah, hilang kesadaran, tekanan darah rendah, detak jantung cepat, dan nadi lemah.
Baca juga: Perdarahan Hingga Plasenta Tertahan, Ini 7 Tanda Bahaya Persalinan
Syok pascapersalinan dapat menyebabkan kematian ibu bila tidak segera ditangani. Maka dari itu, untuk mengetahui penyakit tersebut, waspadai ciri-ciri perdarahan setelah melahirkan ini:
Bila Anda mengalami salah satu atau lebih dari ciri-ciri perdarahan tersebut setelah melahirkan, segera periksakan diri ke dokter.
Baca Juga
Dokter akan memberlakukan kondisi gawat darurat medis dan memprioritaskan agar Anda mendapatkan penanganan secepat mungkin.
Syok dapat ditangani dengan pemberian antibiotik untuk melawan infeksi, pemberian obat vasopresor untuk meningkatkan tekanan darah, penyuntikan insulin untuk menyeimbangkan kadar gula darah, serta pemberian infus cairan dan transfusi darah untuk mengganti volume darah yang hilang.
Pengobatan untuk mengatasi syok akibat komplikasi perdarahan postpartum juga harus dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah infeksi.
Jika Anda berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Ajeng Quamila Irawan
Referensi
Artikel Terkait
Emboli air ketuban adalah air ketuban masuk dan bercampur ke dalam sistem peredaran darah ibu hamil. Kondisi yang bisa terjadi saat atau setelah proses persalinan ini biasanya sulit dicegah dan bisa memicu komplikasi berbahaya bagi ibu maupun bayinya.
17 Jan 2020
Hamil 32 minggu, ibu sering mengalami sesak dan mulas karena tubuh janin makin besar dan hampir sempurna. Anda juga harus sudah mulai mempersiapkan kelahiran dari sekarang.
12 Feb 2021
Pada usia hamil 19 minggu, ukuran perut ibu semakin membesar. Ini berarti janin juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Apa yang terjadi pada usia kehamilan 19 minggu?
15 Sep 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved