Siapa yang tidak ingin memiliki jiwa dan raga yang sehat? Semua orang tentulah ingin memilikinya. Namun sebagai manusia, kita tidak bisa terus-menerus sehat setiap waktu. Bagaimana jika suatu saat kita terserang penyakit kritis? Apa yang harus dilakukan?
4.27
(11)
5 Sep 2019
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Lindungi keluarga Anda dengan asuransi penyakit kritis
Table of Content
Anda tentunya sudah sering mendengar slogan “lebih baik mencegah daripada mengobati.” Pentingnya menjaga pola makan dan gaya hidup sehat memang diperlukan agar kita tetap sehat dan terhindar dari gangguan kesehatan, khususnya penyakit kritis.
Advertisement
Mengapa kebiasaan sehat tergolong penting? Karena kebiasaan yang sehat sangatlah bermanfaat bagi kesehatan fisik, mental, dan emosional Anda.
Kebiasaan sehat juga dapat meningkatkan kualitas hidup Anda. Namun meski sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah agar tidak terkena penyakit, terkadang tetap ada penyakit kritis yang bisa mengintai Anda.
Sebenarnya, belum ada kategori tertentu yang dapat membuat suatu penyakit dikatakan kritis. Namun pengertian penyakit ini lebih merujuk pada suatu gangguan media yang termasuk mematikan. Biaya yang dibutuhkan untuk menangani penyakit ini umumnya cukup besar.
Di Indonesia sendiri, terdapat sederet masalah kesehatan yang masuk dalam kategori penyakit kritis. Contohnya stroke, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, influenza dan pneumonia, tuberkulosis, gangguan hati, serta penyakit paru-paru.
Penyakit yang mematikan nomor satu di dunia setiap tahunnya masih diduduki oleh hipertensi. Penyakit ini sebenarnya tidak hanya menjadi masalah di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
Hipertensi mungkin tak tampak berbahaya, tapi kondisi ini dapat mempertinggi risiko penderitanya untuk terkena penyakit berbahaya lainnya. Mulai dari penyakit jantung, gangguan ginjal, diabetes, hingga stroke.
Di samping hipertensi, penyakit menular seperti tuberkulosis dan pneumonia juga perlu menjadi perhatian. Pasalnya, gangguan kesehatan ini masih terus bermunculan di Indonesia.
Menurut data dari Rikesdas 2018, prevalensi penyakit-penyakit kritis tersebut di Indonesia adalah sebagai berikut:
Menjaga pola hidup sehat menjadi salah satu langkah utama dalam menghindari beragam gangguan kesehatan. Anda bisa melakukannya dengan sederet cara sederhana di bawah ini:
Anda bisa memulainya dengan lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah, mengurangi konsumsi makanan cepat saji dan tinggi lemak, menambah porsi makanan tinggi serat, serta membatasi asupan gula maupun garam.
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat memicu risiko terkena berbagai penyakit. Demikian pula dengan berat badan di bawah normal.
Olahraga dapat membantu Anda mempertahankan berat badan ideal, serta menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah. Anda sangat dianjurkan untuk berolahraga dengan intensitas sedang, setidaknya 30 menit setiap hari.
Baca Juga
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Tak hanya Anda yang merokok, orang-orang di sekitar Anda yang tak sengaja menghirup asap rokok (perokok pasif) pun akan terkena dampak negatifnya.
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dan terus-menerus, dapat meningkatkan tekanan darah, dan merusak hati.
Para pria sebaiknya tidak minum alkohol lebih dari dua gelas per hari. Sementara para wanita dianjurkan untuk tidak minum alkohol lebih dari satu gelas dalam sehari.
Mengapa penting untuk menjaga gaya hidup sehat? Jika Anda telah berkomitmen dan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda dikatakan berkesempatan untuk memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi dibanding orang yang tidak melakukannya.
Orang-orang yang tidak menerapkan gaya hidup sehat memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kematian dini, akibat berbagai penyakit.
Jika Anda sudah melakukan yang terbaik untuk melakuan gaya hidup sehat, ada satu hal lagi yang perlu Anda siapkan. Salah satunya adalah polis asuransi kesehatan berupa asuransi penyakit kritis.
Seperti kata pepatah “sedia payung sebelum hujan”, Anda sebaiknya juga berjaga-jaga dengan mempersiapkan dana berobat. Pasalnya, Anda tidak akan tahu kapan penyakit kritis datang menyerang.
Langkah persiapan ini bisa Anda lakukan dengan memiliki polis asuransi kesehatan serta asuransi penyakit kritis. Apakah bedanya?
Mungkin banyak yang belum tahu bahwa asuransi kesehatan tidaklah sama dengan asuransi penyakit kritis. Asuransi kesehatan hanya menanggung biaya perawatan pemilik polis, yang sesuai dengan tagihan dan perhitungan penjaminan.
Sedangkan asuransi penyakit kritis akan memberikan uang tunai sekaligus ketika pemilik polis divonis mengalami penyakit kritis. Dana sekaligus ini diberikan dengan pertimbangan bahwa penderita harus menjalani penanganan yang biasanya berlangsung jangka panjang.
Dengan demikian, penderita menjadi lebih leluasa dalam mengatur pembayaran sesuai dengan kebutuhan biaya perawatan yang ia jalani.
Jika Anda memiliki tanggungan (misalnya anak dan orangtua), serta memiliki riwayat keluarga yang mengidap penyakit tertentu, Anda patut memperhitungkan pentingnya asuransi penyakit kritis ini.
Oleh sebab itu, saat ingin memiliki asuransi, pertimbangkan pula jenis polis asuransi penyakit kritis. Langkah ini akan membantu Anda dalam membekali diri maupun keluarga dengan perlindungan terbaik.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Sayuran yang mengandung asam folat dan mudah didapat contohnya adalah bayam dan brokoli. Asam folat penting untuk mencegah anemia dan menguatkan memori.
Rice bran oil atau minyak bekatul memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan antikanker. Tak hanya bagus untuk wajah, tapi juga kesehatan secara keseluruhan.
Sekilas tidak tampak berbeda dengan tepung kebanyakan, tepung tapioka adalah ekstrak umbi singkong. Jika dibandingkan dengan tepung terigu, tekstur tepung tapioka lebih terasa licin di tangan. Sayangnya, kandungan nutrisi dalam tepung tapioka termasuk rendah.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Denny Sutanto
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved