Beberapa jenis tahi lalat, yaitu tahi lalat kongenital, tahi lalat biasa, dan tahi lalat atipikal. Lebih dari 50 buah tahi lalat normal berisiko lebih tinggi kanker kulit.
25 Apr 2023
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Tahi lalat bisa muncul pada bagian kulit mana saja, termasuk wajah
Table of Content
Tahi lalat bisa muncul sejak seseorang masih bayi hingga dewasa. Tahi lalat yang sudah muncul pun bisa menetap seumur hidup atau berubah, kemudian menghilang.
Advertisement
Beberapa perubahan pada tahi lalat merupakan hal normal. Tapi ada juga perubahan yang berpotensi menandakan kanker kulit. Karena itu, Anda sebaiknya belajar untuk mengenali tahi lalat yang berbahaya dan yang normal agar lebih waspada.
Tahi lalat terbentuk dari pertumbuhan melanosit (sel penghasil warna kulit) yang mengumpul di satu area kecil di kulit. Ada beberapa jenis tahi lalat yang bisa terbentuk:
Biasa juga disebut tanda lahir, tahi lalat kongenital memiliki ukuran, bentuk dan warna yang berbeda-beda. Namun secara umum, tahi laat ini kecil, berbentuk bulat, bisa rata dengan kulit atau sedikit timbul, dan warnanya bisa hitam, cokelat muda dan tua, serta merah.
Bila ukuran tahi lalat besar, risikonya lebih tinggi untuk berubah menjadi tahi lalat yang berbahaya saat dewasa nanti. Karena itu, perubahan ukuran, bentuk, dan warna pada tanda lahir berukuran besar, sebaiknya diperiksakan ke dokter.
Seseorang dengan warna kulit terang bisa memiliki sampai 40 tahi lalat biasa di seluruh tubuhnya. Tahi lalat jenis ini muncul setelah lahir hingga seseorang berusia 20an. Ciri-ciri tahi lalat ini umumnya meliputi:
Mereka yang memiliki lebih dari 50 buah tahi lalat normal, dikatakan berisiko lebih tinggi untuk terkena kanker kulit.
Jenis tahi lalat atipikal adalah tahi lalat yang penampakannya dianggap jelek. Berbeda dengan tahi lalat biasa, tahi lalat ini memiliki ciri-ciri:
Meski tahi lalat atipikal sangat jarang muncul di wajah, jenis ini lebih berisiko menjadi tahi lalat yang berbahaya. Tahi lalat ini bisa meningkatkan faktor risiko kanker kulit melanoma, khususnya jika Anda memiliki lebih dari empat tahi lalat atipikal dan ada riwayat kanker kulit dalam keluarga.
Terdapat sederet faktor yang bisa menambah potensi kemunculan tahi lalat atipikal. Mulai dari proses penuaan, warna kulit yang terang, riwayat keluarga yang memiliki tahi lalat atipikal, sering terpapar sinar matahari, mutasi genetik, serta reaksi terhadap penggunaan obat-obatan tertentu.
Baca Juga
Tahi lalat yang baru muncul pada usia dewasa (terutama di atas 25 tahun), lebih besar kemungkinannya untuk berubah menjadi tahi lalat yang berbahaya. Studi-studi medis bahkan menemukan bahwa 70% dari kasus kanker kulit melanoma diawali dari munculnya tahi lalat baru di usia dewasa.
Selain faktor usia, tahi lalat dengan dengan penampakan berbeda dari tahi lalat lain di tubuh Anda juga berpotensi berubah menjadi kanker. Periksa dan amati pula kemunculan tahi lalat pada area kulit yang sering terkena paparan sinar matahari. Misalnya, wajah, leher, telinga, tangan, dan kaki.
Untuk membedakan tahi lalat normal dengan tahi lalat yang berbahaya, Anda bisa mengingat prinsip ABCDE. Apa sebenarnya prinsip ABCDE ini?
Segera konsultasi ke dokter bila gejala ABCDE terjadi pada tahi lalat Anda. Dokter akan melakukan pengambilan sampel jaringan (biopsi) dari tahi lalat untuk menentukan apakah benar tahi lalat ini memang berbahaya.
Jika cepat terdeteksi, terdapat beberapa cara menghilangkan tahi lalat yang dapat dilakukan untuk mencegahnya tumbuh jadi kanker. Meski demikian, tahi lalat yang berbahaya bisa saja kembali tumbuh di bagian kulit yang sama atau area yang lain. Untuk itu, Anda harus tetap waspada.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Gejala kanker pada anak mirip dengan gejala penyakit lain yang umum terjadi. Sehingga, kondisi tersebut terkadang sulit dikenali. Namun, orangtua tetap perlu waspada dan segera membawa anak ke dokter apabila mengalami gejala serupa kanker.
Pria berisiko mengalami penyakit mematikan seperti kanker. Itu sebabnya, penting bagi Anda untuk mengetahui gejala kanker pada pria. Apa saja tanda-tanda kanker pada pria?
Mengonsumsi vitamin setelah kemoterapi bisa menjadi salah satu cara penangangan pasien kanker yang sedang mengikuti terapi. Namun pastikan, konsumsi vitamin berdasarkan anjuran dokter. Karena bisa jadi mengonsumsi vitamin secara sembarangan malah memunculkan masalah baru.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved