Pemeriksaan Leopold dilakukan dengan mengandalkan kemampuan perabaan oleh bidan atau dokter kandungan melalui empat tahap pemeriksaan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
7 Feb 2020
Ilustrasi pemeriksaan Leopoid oleh dokter
Table of Content
Ketika ibu hamil memasuki trimester ketiga, berbagai pemeriksaan jelang persalinan akan dilakukan oleh dokter. Salah satu yang mungkin dipilih oleh dokter Anda adalah pemeriksaan Leopold. Pernahkah Anda mendengar istilah itu? Leopold adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter kandungan untuk memeriksa kondisi janin.
Advertisement
Pemeriksaan Leopold adalah pemeriksaan dengan metode perabaan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi dan posisi janin dalam rahim.
Biasanya, pemeriksaan leopold dilakukan pada usia kehamilan trimester ketiga jelang persalinan. Ini karena tujuan pemeriksaan leopold salah satunya adalah untuk mengetahui letak kepala janin (sungsang atau tidak).
Posisi janin dalam rahim bisa bervariasi dan berubah-ubah pada usia kehamilan. Bayi bisa berada dalam posisi kepala di bagian bawah rahim, atau sungsang, hingga melintang.
Lewat pemeriksaan ini, dokter juga dapat mengetahui kondisi jalan lahir yang akan dilalui oleh bayi. Pada akhirnya, pemeriksaan ini dapat digunakan oleh dokter untuk menentukan proses persalinan yang tepat bagi Anda, baik secara normal melalui vagina atau operasi caesar.
Baca juga: Trimester 3 Kehamilan: Apa Saja Perkembangan dan Risiko yang Perlu Diketahui Calon Ibu?
Pemeriksaan ini memiliki empat gerakan dengan fungsinya masing-masing. Berikut adalah cara pemeriksaan leopold 1 sampai 4 yang bisa diikuti:
Leopold ini dilakukan untuk mengetahui usia kehamilan dan bagian janin apa yang terdapat di bagian atas perut ibu (fundus uteri). Caranya adalah dokter akan meletakkan kedua tangan di bagian atas perut ibu untuk memperkirakan bagian teratas tersebut.
Jika teraba keras dan bulat, maka kemungkinannya adalah kepala janin. Jika terasa lembut dan lunak, maka bisa menandakan bokong. Idealnya di bagian ini teraba bokong janin.
Gerakan leopold ii ini mengharuskan pemeriksa Anda melakukan palpasi (perabaan) di sisi perut ibu. Dokter kandungan atau bidan akan meletakkan kedua tangan pada area tersebut, lalu melakukan tekanan lembut tapi dalam.
Tujuan Leopold yang kedua adalah menentukan posisi janin apakah menghadap kanan atau kiri. Dokter akan merasakan bagian yang lebar dan keras dan menandakan itu adalah punggung janin.
Misalnya, jika dokter meraba bagian keras dan lebar di kiri, lalu bagian kanan teraba lunak dan tak beraturan, maka dokter akan menginterpretasikannya sebagai janin menghadap kiri.
Seperti halnya manuver pertama, dokter akan memastikan presentasi janin dan memperkirakan posisinya. Leopold ketiga ini bertujuan untuk memastikan bagian tubuh janin di bawah rahim apakah kepala, bokong, atau tungkai.
Normalnya, bagian terbawah ini adalah kepala. Akan tetapi, bagian ini juga bisa berupa kaki, pundak, maupun bokong. Jika hal ini terjadi, maka janin berisiko sungsang.
Jika presentasi janin belum terasa atau kosong, maka kemungkinan letak janin adalah melintang. Pemeriksaan ketiga ini juga bisa digunakan untuk memperkirakan berat janin dan volume air ketuban.
Pemeriksaan Leopold iv dilakukan dengan meraba di bagian bawah perut. Tujuan gerakan ini adalah menentukan apakah janin sudah berada pada jalan lahir dengan masuk ke dalam panggul ibu atau belum.
Apabila sudah masuk hingga rongga panggul, biasanya kepala janin akan sulit teraba. Anda pun harus bersiap untuk menjalani proses persalinan dalam waktu dekat.
Baca juga: Persiapan Melahirkan Apa Saja yang Harus Dilakukan Ibu dan Pasangan?
Hasil pemeriksaan Leopold di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dokter untuk menentukan proses persalinan yang aman bagi Anda. Namun untuk memutuskannya, tidak jarang dokter merekomendasikan beberapa pemeriksaan prapersalinan yang dapat mengetahui kondisi kehamilan dan kesehatan janin secara lebih menyeluruh, yakni:
Pemeriksaan USG dapat mendeteksi kesiapan rahim dan janin sebelum proses persalinan. Lewat USG, dokter kandungan akan memiliki gambaran lebih jelas tentang posisi janin, volume air ketuban, hingga kelainan bawaan yang mungkin dimiliki oleh janin.
CTG adalah pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kondisi bayi lewat detak jantungnya. Semakin aktif gerak bayi, maka detak jantungnya akan semakin cepat. Alat ini juga bisa digunakan untuk mengukur detak jantung bayi saat Anda sudah mengalami kontraksi.
Leopold sangat berguna bagi dokter kandungan atau bidan yang praktek di fasilitas kesehatan tanpa alat ultrasonografi.
Anda pun tidak perlu meragukan hasil pengukuran menggunakan metode manual ini karena sudah ada penelitian yang menyebut akurasi pemeriksaan ini tidak jauh berbeda dibanding alat USG dengan biaya lebih mahal.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter seputar leopold, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Tips melahirkan normal tanpa jahitan bisa Anda pilih saat proses bersalin. Biasanya, jahitan dilakukan apabila dokter melakukan sebuah prosedur episiotomi, yakni menggunting area perineum untuk memperluas jalan lahir bayi.
25 Nov 2019
Tanda gawat janin perlu diketahui agar bayi terselamatkan di dalam kandungan. Ciri-ciri gawat janin adalah adanya ukuran tubuh janin tidak sesuai dengan usia kehamilan hingga bayi jarang bergerak.
7 Mei 2019
Hamil kosong tapi tidak pendarahan bisa dideteksi dengan USG. Namun, Anda juga perlu mengamati tanda-tanda yang lainnya, di antaranya adalah hilangnya nyeri payudara hingga kram perut yang hebat.
27 Sep 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved