Trauma otak bisa berbentuk ringan hingga berat. Anda perlu mengenali gejala trauma otak dan komplikasi yang mungkin muncul dalam jangka panjang karena sebagian komplikasinya dapat mengakibatkan kelumpuhan hingga kematian.
2023-03-20 21:58:08
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Trauma otak dapat terjadi saat berolahraga
Table of Content
Menggunakan helm saat mengendarai sepeda motor maupun sangat berolahraga sangat penting. Salah satu fungsinya adalah menghindarkan Anda dari trauma otak jika terjadi kecelakaan.
Advertisement
Trauma otak adalah gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh adanya hantaman, tabrakan, benturan, hingga penetrasi pada kepala. Tingkat keparahan trauma otak beragam mulai dari ringan hingga parah, tapi mayoritas trauma otak yang terjadi masih dalam kategori ringan atau biasa disebut sebagai gegar otak.
Tingkat keparahan ini memengaruhi gejala yang akan muncul pada penderita trauma otak. Dalam kasus yang ringan, penderita akan mengalami kebingungan serta sakit kepala yang hanya berlangsung beberapa saat. Sementara dalam trauma otak berat, penderitanya bisa mengalami kehilangan kesadaran, amnesia, cacat, koma, diabilitas permanen, hingga kematian.
Di Amerika Serikat, sebanyak 21% dari total kasus trauma otak disebabkan oleh aktivitas olahraga. Sementara penyebab utama trauma otak itu sendiri ialah kecelakaan motor yang jumlah penderitanya mencapai 50-70 persen dari total kasus trauma otak.
Ketika Anda mengalami benturan di kepala saat sedang berolahraga, Anda harus langsung menyudahi kegiatan olahraga itu, terlepas apakah benturan itu membuat Anda pingsan atau tidak. Anda pun sebaiknya langsung memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat penangan pertama.
Penanganan pertama ini penting mengingat gejala trauma otak tidak selalu langsung muncul ketika terjadi benturan kepala. Tanda seseorang menderita gegar otak mungkin baru akan muncul 24 jam kemudian, bahkan beberapa minggu kemudian.
Pusat Penanganan dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menggolongkan gejala trauma otak menjadi 4 kategori, yakni:
Jika Anda merasa mengalami gejala di atas setelah kecelakaan atau mengalami benturan kepala, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Penanganan trauma otak yang benar akan menghindarkan Anda dari bahaya serta komplikasi jangka panjang.
Tujuan utama penanganan trauma otak ialah mencegah komplikasi jangka panjang. Pasalnya, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh dokter untuk mengembalikan fungsi otak yang sudah rusak karena trauma tersebut.
Langkah pertama yang akan dilakukan dokter adalah memastikan suplai oksigen dari dan menuju otak masih lancar, begitu pula tekanan darah secara keseluruhan. Berbagai tes bisa dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan penanganannya trauma otak, antara lain:
Penderita trauma otak juga bisa diminta untuk menjalani terapi rehabilitasi yang meliputi banyak hal. Terapi tersebut misalnya terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, terapi obat, terapi psikologi, dan terapi sosial.
Tindakan operasi mungkin diperlukan jika Anda mengalami pendarahan di dalam otak dalam trauma otak yang parah. Selain itu, operasi juga dimaksudkan untuk memperbaiki tulang tengkorak yang retak, serta mengurangi tekanan pada otak jika cara-cara lain sudah tidak bisa menanggulanginya.
Baca Juga
Di luar bahaya yang mengintai ketika terjadi kecelakaan atau benturan kepala, penderita trauma otak juga bisa mengalami masalah-masalah sebagai berikut:
Jika Anda mengalami salah satu dari keadaan di atas, segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab benjolan di kepala bukan hanya kondisi yang harus disepelekan, tapi bisa menjadi gejala suatu penyakit serius, mulai dari lipoma, exostosis, hingga chordoma yang harus ditangani dengan segera.
Koma adalah suatu keadaan ketika seseorang tidak sadar dalam waktu yang berkepanjangan. Kondisi ini mengancam jiwa sehingga sebagian orang tidak terselamatkan.
Trauma kapitis atau cedera kepala karena hantaman benda tumpul bisa menyebabkan kerusakan mendadak pada otak hingga cacat otak permanen.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved