Tes GeNose saat puasa rentan memunculkan hasil positif atau negatif palsu jika Anda tidak mematuhi persyaratannya. Di samping itu, tetap penting juga untuk terus menaati protokol kesehatan dengan memperkuat prinsip 3M, yaitu Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman.
2023-03-04 15:01:29
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
bau mulut dan kenaikan asam lambung bisa memengaruhi hasil tes genose saat puasa (credit: Chaleewut/Shutterstock.com)
Table of Content
Tes GeNose C19 mulai diberlakukan sejak 1 April 2021 sebagai salah satu syarat skrining virus corona untuk semua penumpang moda transportasi domestik melalui perjalanan darat, udara, dan laut.
Advertisement
Juru Bicara (Jubir) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati lewat CNN lebih lanjut juga memastikan bahwa setiap fasilitas transportasi seperti bandara dan stasiun tetap menggunakan GeNose sebagai salah satu alat tes COVID-19 selama bulan Ramadan.
Baca Juga
Tes GeNose diklaim dapat mendeteksi virus corona hanya dalam 80 detik. GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 dan keluar melalui embusan napas ke dalam kantong khusus. Partikel VOC akan terdeteksi oleh sensor-sensor yang ada pada alat tes.
Meski begitu, alat ini sangat sensitif terhadap bau sehingga rentan memunculkan hasil positif dan negatif palsu. Artinya ada kemungkinan bahwa orang yang seharusnya positif COVID-19 tapi tidak terdeteksi, atau justru sebaliknya, orang yang negatif terdeteksi sebagai positif.
Maka untuk menghindari gangguan akurasi, orang-orang yang ingin menggunakan GeNose diimbau untuk tidak makan dan minum yang beraroma menyengat dan merokok sekitar 30-60 menit sebelum tes.
Secara umum, persyaratan ini tampak ideal bagi orang-orang yang tengah berpuasa. Akan tetapi, puasa itu sendiri juga dikhawatirkan dapat memengaruhi hasil pembacaan GeNose karena potensi peningkatan asam lambung.
Berpuasa dalam jangka waktu panjang dapat meningkatkan asam lambung, karena ini merupakan sinyal dari otak bahwa Anda membutuhkan makanan.
Nah, cairan yang diproduksi lambung tersebut bisa memiliki bau asam yang memengaruhi napas Anda. Bau asam pada napas inilah yang dikhawatirkan dapat mengacaukan hasil tes GeNose saat berpuasa.
Baca Juga
Mengingat cara kerjanya yang sensitif, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila Anda hendak menggunakan tes GeNose sebagai syarat perjalanan saat puasa.
Agar hasil tes GeNose akurat saat puasa, para ahli menyarankan Anda untuk:
Pemeriksaan GeNose saat puasa sebaiknya dilakukan pada pagi hari, maksimal 6 jam setelah sahur agar akurat. Sebab apabila berjarak lebih dari 6 jam usai sahur asam lambung mungkin sudah meningkat banyak.
Alternatifnya, lakukan tes minimal 1 jam setelah Anda berbuka puasa. Namun selama berbuka, upayakan untuk menghindari konsumsi makanan atau minuman yang berbau tajam, seperti duren, pete, jengkol, dan lain sebagainya.
Usahakan juga untuk tidak merokok setelah berbuka puasa agar tidak memengaruhi hasil tes Genose.
Berkumur dengan air sesaat sebelum tes bisa menjadi solusi untuk menghilangkan bau mulut saat puasa.
Berkumur dapat menetralisir bau asam dari cairan asam lambung serta membilas bakteri-bakteri penyebab bau napas dalam mulut.
Namun menurut peneliti GeNose C19 dari UGM dr. Dian Kesumapramudya, Sp.A., M.Sc., Ph.D., akan tetap tetap lebih baik untuk melakukan pemeriksaan GeNose tidak lebih dari 6 jam sesudah sahur.
Baca Juga
GeNose C19 memang telah diterapkan sebagai syarat skrining bagi penumpang perjalanan kereta api dan pesawat terbang. Namun, GeNose bukanlah alat diagnosis penyakit melainkan hanya sebuah penunjang
Maka sebagai cara mendiagnosis virus yang lebih akurat, epidemiolog dari Griffith University Australia, tetap menekankan pentingnya pemeriksaan lebih lanjut dengan swab test PCR sebagai gold standard pemeriksaan COVID-19.
Ketua Tim Pengembang GeNose Kuwat Triyana lebih lanjut menjelaskan bila ingin memastikan apakah Anda benar terjangkit atau tidak, lakukanlah tes PCR pada hari keempat atau kelima setelah terpapar dan jangan pada hari yang sama dengan tes GeNose.
Kuwat menuturkan, jika Anda baru terpapar 2 hari dan mendapatkan hasil GeNose positif, ada kemungkinan PCR-nya negatif karena belum terdeteksi. Namun, bila pengujian PCR dilakukan 2 atau 4 hari setelah GeNose, kemungkinan besar hasilnya akan positif juga.
Pemeriksaan GeNose saat puasa diperbolehkan dan justru menjadi salah satu syarat skrining COVID-19.
Meski demikian, tetap penting juga bagi setiap orang terus menaati protokol kesehatan dengan memperkuat prinsip 3M, yaitu Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman. Selain itu, dapatkanlah vaksinasi COVID-19 jika Anda telah memenuhi syarat.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang tata cara vaksinasi COVID-19 maupun hal lain yang berkaitan dengan coronavirus, konsultasikan ke dokter lewat aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Susu untuk diabetes yang tepat dapat memberi manfaat kesehatan tanpa perlu khawatir gula darah melonjak. Bagi penderita diabetes tidak semua jenis susu baik untuk dikonsumsi. Jadi, ikuti tips memilihnya berikut ini.
Berkumur dan gargling bisa membantu mengeluarkan bakteri tersembunyi dalam mulut. Bagaimana cara melakukannya yang tepat?
Kutu kasur sulit diidentifikasi karena ukurannya yang sangat kecil. Cara mengusir kutu kasur bisa dengan mencari lokasi persembunyiannya hingga melakukan pembersihan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved