Susu pasteurisasi vs UHT, manfaat dan baiknya setara sama untuk kesehatan. Perbedaannya, hanya terletak pada proses pengolahan, suhu pemanasan, dan lama penyimpan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
3 Feb 2020
Susu pasteurisasi dan susu UHT berbeda dari segi pengolahannya.
Table of Content
Saat melihat rak susu di supermarket, pernahkah Anda memperhatikan ada begitu banyak jenis susu yang dijual? Susu pasteurisasi dan susu Ultra High Temperature (UHT), biasanya jadi jenis yang paling banyak dicari.
Advertisement
Sebenarnya, apa itu susu pasteurisasi dan susu UHT? Keduanya sebenarnya sama-sama susu sapi. Perbedaan susu uht dan pasteurisasi terletak pada cara pengolahannya. Di samping itu, ada juga beberapa hal yang membedakan keduanya, antara lain suhu proses pemanasan, hingga ketahanan penyimpanan.
Meski berbeda jenis, keduanya sama-sama baik untuk tubuh, lho. Sebab proses pasteurisasi dan proses pengolahaan susu UHT, sama-sama bertujuan utnuk mengurangi dan membunuh jumlah bakteri maupun patogen lain penyebab penyakit yang ada pada susu mentah.
Susu pasteurisasi dan susu UHT merupakan jenis susu kemasan yang paling banyak dijual di supermarket terdekat. Meski sekilas terlihat sama, keduanya memiliki perbedaan yang mungkin akan menjadi pertimbangan Anda ketika membelinya, yaitu:
Baik susu pasteurisasi maupun susu UHT, sama-sama mengalami proses pemanasan di suhu tinggi dan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini ditujukan untuk mematikan sumber penyakit yang mungkin terdapat di susu, seperti bakteri atau patogen lainnya.
Namun, susu pasteurisasi dipanaskan di suhu yang lebih rendah daripada susu UHT. Susu pasteurisasi dapat dipanaskan melalui beberapa metode, juga dengan suhu dan jangka waktu yang berbeda. Namun umumnya, pemasanan dilakukan pada suhu 72°C selama 15 detik. Sementara itu, susu UHT dipanaskan di suhu yang sangat tinggi, yaitu 138°C, selama kurang lebih dua detik.
Pengolahan dengan suhu sangat tinggi yang dilalui susu UHT, membuatnya lebih steril dibandingkan dengan susu pasteurisasi. Pada susu UHT, hampir semua bakteri bisa dibasmi, dan menjadikan susu ini hampir 100% steril.
Sementara itu, pada susu pasteurisasi masih ada beberapa bakteri yang tersisa. Namun, bakteri tersebut umumnya bukanlah jenis yang bisa menyebabkan penyakit berbahaya.
Untuk menghindari kontaminasi lebih lanjut, susu pasteurisasi akan melewati tahap tambahan dalam pengolahannya. Setelah selesai dipanaskan pada suhu sekitar 72°C tersebut, susu akan langsung didinginkan hingga suhu sekitar 4,4°C.
Susu pasteurisasi dan susu UHT memiliki penampakan yang berbeda. Karena dipanaskan di suhu yang lebih tinggi, susu UHT umumnya lebih terasa lebih “matang” dan warnanya terlihat lebih kecokelatan. Sementara itu, susu pasteurisasi memiliki rasa yang lebih mirip dengan susu segar dan warnanya lebih terang.
Kemasan susu pasteurisasi umumnya terbuat dari kertas karton atau plastik. Sementara itu, susu UHT umumnya disimpan di dalam wadah yang meski dari luar terlihat seperti kertas karton serupa, tapi di dalamnya terdapat setidaknya lima lapisan tambahan atau di dalam wadah kaleng.
Sifat susu pasteurisasi hampir sama dengan susu segar. Susu jenis ini umumnya hanya bisa disimpan selama 10-21 hari di dalam kulkas. Sementara itu, waktu kadalursa susu UHT terhitung jauh lebih lama. Susu UHT dapat disimpan hingga lebih dari 6 bulan tanpa kulkas, selama kemasan tidak terbuka.
Baca Juga
Melihat perbedaan susu UHT dan pasteurisasi di atas, Anda mungkin bertanya-tanya, manakah yang lebih baik? Namun sebenarnya, tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan tersebut. Sebab, semuanya tergantung dari kebutuhan dan preferensi masing-masing orang.
Satu hal yang pasti, keduanya lebih baik dibandingkan dengan susu segar yang tidak diolah dengan cara benar. Sebab, susu tersebut bisa mengandung berbagai bakteri yang berbahaya bagi kesehatan.
Berdasarkan penelitian para ahli, terdapat suatu penyakit khusus Hemolytic Uremic Syndrome (HUS) atau sindrom hemolitik uretik. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri escherichia Coli (E. Coli) O157 yang dapat berujung pada kegagalan fungsi ginjal.
Disebutkan juga, mengonsumsi susu segar yang mentah dapat meningkatkan risiko keguguran maupun infeksi.
Susu segar yang mentah, bisa saja mengandung bakteri seperti Salmonella, E.coli, dan bakteri-bakteri lain penyebab keracunan makanan. Bakteri tersebut juga berisiko menimbulkan gangguan serius pada individu dengan sistem imun yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS, kanker, dan diabetes.
Bakteri-bakteri tersebut juga berbahaya untuk kelompok individu yang rentan, seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil.
Apabila Anda merasakan gejala-gejala di bawah ini setelah mengonsumsi susu, maka kemungkinan mengalami keracunan makanan:
Segera hubungi dokter apabila gejala tersebut terjadi. Dokter akan memberikan penanganan yang sesuai agar kondisi tidak bertambah parah.
Keracunan makanan akibat susu yang terkontaminasi, umumnya bisa sembuh dengan baik setelah beberapa hari pengobatan. Namun, pada kelompok individu yang rentan, kondisi ini bisa berkembang menjadi sesuatu yang parah. Jadi, jangan menyepelekannya.
Baik susu pasteurisasi maupun susu UHT, sebaiknya tidak diberikan pada anak yang masih berusia di bawah satu tahun, atau jika anak masih menerima ASI.
Penting bagi orang tua untuk terus memantau kondisi anak, terutama dalam masa tumbuh kembangnya. Waspadai gejala intoleransi laktosa pada anak Anda. Kondisi ini berisiko terjadi pada bayi yang mengalami kehalhiran secara prematur, karena jumlah enzim laktase tidak sebanyak bayi cukup bulan. Mengenali gejalanya secari dini, dapat membantu Anda untuk mengatasi kondisi kesehatan ini lebih mudah.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Ada banyak makanan pengganti telur yang bisa dipakai untuk memanggang, seperti tahu sutera, saus apel, yogurt, agar-agar, hingga pisang yang ditumbuk hingga lembut.
13 Des 2022
Susu untuk ibu hamil memiliki banyak manfaat, salah satunya menjadi sumber nutrisi kalsium. Ini jenis susu ibu hamil yang kaya nutrisi dan bisa menjadi pilihan.
9 Mei 2019
Selain dengan obat, ada beberapa jenis makanan yang bisa membantu mengatasi asam urat. Manfaat lobak putih dan nanas sama-sama mengandung vitamin C yang dapat meredakan intensitas rasa nyeri saat asam urat tinggi sedang kambuh.
2 Mar 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved