Survivorship bias adalah cara berpikir yang hanya fokus pada keberhasilan. Cara berpikir ini dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk.
18 Feb 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Coba lihat lagi semua keputusan besar yang Anda ambil
Table of Content
Membaca atau menonton cerita sukses seseorang tentu dapat memovitasi Anda untuk melakukan hal yang sama. Anda menjadi sangat optimis dan yakin akan meraih keberhasilan dan kesuksesan serupa.
Advertisement
Anda mungkin akan langsung mencoba cara yang orang tersebut lakukan. Namun, pernahkah Anda berpikir bahwa ada orang-orang yang mencoba cara tersebut dan tidak berhasil?
Jika selama ini Anda hanya melihat keberhasilan yang dialami seseorang tanpa mempertimbangkan faktor lainnya, berhati-hatilah. Bisa jadi Anda sedang mengalami survivorship bias atau bias bertahan hidup.
Survivorship bias adalah cara pikir yang hanya fokus pada pemenang atau orang yang bertahan hidup. Pola pikir ini akan menganggap karakteristik pemenang tersebut merupakan rumus wajib untuk meraih kesuksesan yang sama.
Salah satu hal yang seringkali diungkapkan orang dengan cara pikir survivorship bias adalah, “Jika mereka bisa, saya pun pasti bisa.”
Sayangnya, pola pikir ini cenderung mengabaikan faktor penting lainnya, seperti orang-orang yang gagal atau tidak berhasil melewati seleksi untuk bertahan hidup. Hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan pun sering kali luput dari perhitungan.
Pola pikir inilah yang membuat seseorang justru rentan melakukan kesalahan. Hal ini dikarenakan seseorang hanya fokus pada satu aspek saja, tanpa melihat keseluruhan aspek.
Padahal, melihat suatu masalah secara menyeluruh dapat membantu seseorang mengambil keputusan dengan lebih baik.
Sebenarnya, pola pikir ini seringkali ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan. Contoh survivorship bias yang paling umum adalah kisah sukses Steve Jobs sebagai pendiri Apple dan Mark Zuckerberg sebagai pendiri Facebook.
Keduanya sama-sama dikeluarkan dari universitas. Keduanya juga sama-sama sukses membangun perusahaan teknologi.
Hal tersebutlah yang membuat banyak orang berpikir bahwa orang yang tidak lulus kuliah pun bisa menjadi pengusaha sukses. Selama gigih berusaha seperti Steve Jobs dan Mark Zuckerberg, mengenyam pendidikan tinggi bukanlah hal yang penting.
Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, selain kegigihan, tentu saja ada faktor lain yang patut dipertimbangkan.
Misalnya saja, berapa banyak orang dengan kondisi yang sama tetapi gagal mendirikan perusahaan? Data tersebutlah yang harus diketahui sebelum mengambil keputusan untuk meninggalkan bangku kuliah.
Contoh lainnya bisa dikaitkan dengan pandemi Covid-19 yang saat ini sedang terjadi.
Seperti yang sudah diketahui, tidak semua pasien Covid-19 memiliki gejala berat. Banyak juga yang memiliki gejala ringan, bahkan tidak bergejala sama sekali.
Namun, sejumlah orang hanya fokus pada gejala ringan yang disebabkan Covid-19. Alhasil, mereka cenderung meremehkan virus corona dan mengabaikan protokol kesehatan yang harus dilakukan.
Padahal, tingkat keparahan gejala Covid-19 pada setiap orang berbeda-beda. Tingkat keparahan tersebut bisa disebabkan berbagai hal, salah satunya adalah ada atau tidaknya penyakit bawaan.
Survivorship bias bisa memengaruhi keputusan yang Anda ambil. Oleh karena itu, Anda bisa melakukan beberapa cara untuk menghindari pola pikir ini. Berikut adalah cara menghindari pola pikir survivorship bias:
Saat Anda membuat keputusan, cobalah tanyakan ke diri sendiri berulang kali. Apakah ada hal yang belum Anda perhitungkan atau tidak.
Jika Anda masih ragu, cobalah diam sejenak. Jika pikiran Anda sudah kembali jernih, Anda pun bisa mengambil keputusan dan menilai suatu hal dengan lebih baik.
Hanya mencari tahu cerita sukses dapat membuat Anda tidak realistis. Sesekali, cobalah mencari tahu cerita kegagalan yang dialami orang lain di bidang yang ingin Anda tekuni.
Setelah itu, belajarlah sebanyak mungkin dari kesalahan yang dilakukan orang tersebut. Cara ini akan membuat Anda lebih waspada dengan kemungkinan buruk yang dapat terjadi.
Salah satu langkah untuk menghindari bias bertahan hidup adalah dengan menyeleksi informasi yang diterima. Pastikan informasi atau data yang diterima berasal dari sumber resmi atau terpercaya.
Hal tersebut akan memastikan keakuratan informasi yang Anda dapatkan. Tentu saja, hal tersebut juga akan membantu Anda terhindar dari survivorship bias.
Baca juga: Alasan Copycat Bisa Jadi Pintu Menuju Kesuksesan
Catatan dari SehatQ
Pola pikir survivorship bias cenderung melihat keberhasilan dari satu sisi saja. Hal ini menyebabkan sikap terlalu optimis tanpa mempertimbangkan kemungkinan lainnya.
Itu sebabnya, pola pikir ini sebaiknya dihindari agar Anda bisa mengambil keputusan lebih bijak.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Hoarding disorder adalah gangguan mental saat seseorang sering mengumpulkan barang biarpun tidak berguna. Mereka menganggap barang tersebut sangat berharga.
Sadarkah Anda, berdebat di media sosial ternyata berpotensi mengganggu kesehatan mental hingga keinginan bunuh diri? Oleh karena itu, manfaatkanlah medsos sebijak mungkin.
Nephophobia adalah rasa takut terhadap awan. Ini bisa terjadi karena pengalaman traumatis dengan cuaca buruk.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved