Perempuan dianggap mengalami infertilitas apabila tidak hamil saat sudah mencoba hamil dalam kurun satu tahun. Penyebab infertilitas pada perempuan cukup beragam, misalnya infeksi saluran reproduksi dan PCOS (polycystic ovarian syndrome). Kenali faktor risiko infertilitas untuk meminimalisir terjadinya infertilitas.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
24 Mei 2019
Infertilitas adalah gangguan kesuburan yang bisa terjadi pada wanita dan pria
Table of Content
Infertilitas adalah gangguan reproduksi yang bisa menyebabkan seseorang sulit untuk mencapai kehamilan. Gangguan kesuburan ini bukanlah sesuatu yang langka. Diperkirakan ada sekitar 10-18% di antara pasangan suami istri di dunia yang mengalami gangguan tersebut.
Advertisement
Secara umum, infertilitas adalah gangguan kesuburan yang terbagi kedalam dua kondisi berbeda.
Kondisi pertama dikenal dengan infertilitas primer atau kehamilan belum terjadi sama sekali. Kedua, infertilitas sekunder atau kondisi setelah kelahiran anak pertama atau pernah hamil namun terus mengalami keguguran.
Baca Juga
Menurut WHO, infertilitas adalah penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan kegagalan pasangan untuk mencapai kehamilan setelah pasangan berhubungan seksual tanpa proteksi selama 12 bulan atau lebih.
Perempuan dianggap memiliki masalah tingkat kesuburan ketika tidak kunjung hamil walau sudah mencoba untuk hamil dalam kurun satu tahun, atau enam bulan untuk perempuan di atas usia 35 tahun. Perempuan yang tidak mampu mempertahankan kehamilannya (keguguran) juga bisa dikatakan infertil.
Sementara pada pria, masalah infertilitas adalah berkaitan dengan kuantitas dan kualitas sperma yang dihasilkan. Kualitas sperma yang paling bagus umumnya pada usia 30-35 tahun. Kemampuan sperma untuk dapat membuahi sel telur akan turun saat menginjak usia 40 tahun dan berada pada kondisi terburuknya setelah usia 55 tahun.
Banyak faktor yang memengaruhi proses kehamilan. Mulai dari pelepasan sel telur pada ovulasi, proses pembuahan oleh sperma, hingga menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim. Infertilitas bisa terjadi ketika ada gangguan pada salah satu proses tersebut.
Infertilitas pada wanita paling sering disebabkan oleh gangguan pada ovulasi. Ovulasi merupakan proses pelepasan sel telur dari ovarium atau indung telur.
Bila tidak ada prosesovulasi, berarti tidak ada sel telur yang bisa dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kehamilan pun takkan terjadi. Gangguan pada proses ovulasi bisa ditandai dengan menstruasi yang tidak teratur.
Masalah ovulasi tersebut kerap muncul akibat sindrom ovarium polikistik (polycystic ovarian syndrome/PCOS). Sementara itu, PCOS diduga terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormon dalam tubuh seorang wanita.
Di samping PCOS, ada juga sejumlah kondisi kesehatan lain yang bisa meningkatkan risiko infertilitas pada perempuan. Beberapa risiko yang meningkatkan infertilitas adalah:
Apabila faktor risiko di atas melanda Anda, jangan ditutupi dan diskusikanlah dengan pasangan Anda. Anda juga bisa mengajak pasangan untuk menemani Anda berkonsultasi ke dokter. Dengan pemeriksaan kesuburan dan diagnosis yang pasti, penanganan infertilitas pun bisa Anda jalani dengan saksama dan tepat sasaran.
Yang harus digarisbawahi adalah infertilitas adalah bukan hanya masalah pada wanita namun pria juga bisa mengalaminya. Sekitar 30% kasus infertilitas adalah disebabkan oleh masalah ketidaksuburan pada pria. Penyebab infertilitas pada pria umumnya disebabkan oleh gangguan hormonan, fisik, serta fisiologis.
Gangguan hormonal yang dapat menyebabkan pria tidak subur adalah adanya kadar hormon yang tidak normal (terlalu tinggi atau terlalu rendah). Sejumlah gangguan hormon yang menyebabkan infertilitas adalah:
Selain karena kelainan hormon, beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan infertilitas pria adalah terinfeksi penyakit kelamin tertentu seperti radang testis, penyakit genetik, mengidap varikokel, torsio testis, hingga kelainan ejakulasi retrigrade.
Gangguan fisik dan psikologis pada pria juga bisa menyebabkan masalah ketidaksuburan. Sejumlah gangguan tersebut meliputi impotensi, ejakulasi dini atau ketika pria tidak bisa mengendalikan respon ejakulasi hingga inkopetensi ejakulasi yang membuat pria tidak mampu melakukan ejakulasi sama sekali selama berhubungan seksual.
Secara umum, gejala infertilitas adalah adanya gangguan yang menyerang sistem reproduksi wanita dan pria yang bisa mencegah terjadinya kehamilan. Pada pria, gejala infertilitasnya dapat dilihat ketika pria memiliki permasalahan fungsi seksual seperti tidak mampu ejakulasi dengan baik.
Selain itu, pria yang tidak subur juga akan mengalami gejala tidak normal pada penis atau testisnya. Hal ini termasuk mengalami penis bengkak, terasa nyeri dan timbulnya benjolan di sekitar area testis. Semua kelainan dan gangguan tersebut akan menyebabkan pria menghasilkan sperma yang sedikit dan tidak berkualitas.
Sementara pada wanita, dikutip dari University of Chicago Medicine, gejala infertilitas pada wanita sangat bervariasi dan bergantung pada penyebabnya. Sejumlah ciri-ciri wanita tidak subur dapat ditandai dengan kerap mengalami nyeri panggul, menstruasi yang tidak teratur, hingga mengalami haid yang berat, panjang, dan nyeri.
Wanita yang tidak subur mungkin juga memiliki gejala haid yang tidak normal seperti sakit tidak tertahankan, warna darah terlalu pucat dan gelap hingga mengalami menopause dini.
Jika Anda mengalami gejala umum infertilitas seperti yang disebutkan, ada baiknya segera berkonsultasi pada dokter untuk mengetahuinya secara pasti. Dokter akan melakukan serangkaian tes untuk melihat adanya risiko ketidaksuburan tersebut.
Pengobatan infertilitas pada pria dan wanita terbagi dalam dua metode besar yakni pengobatan noninvasif dan pengobatan invasif. Pengobatan noninvasif meliputi konseling gaya hidup sehat, tracking siklus ovulasi, induksi ovulasi hingga intrauterine insemination (IUI).
Selain itu, program donor sperma juga bisa menjadi pilihan pengobatan noninvasif jika disetujui oleh pasien.
Sementasa pengobatan invasif pada wanita dan pria berbeda. Pengobatan invasif pada wanita adalah mencangkup bedha tubal, bedah uterus, bayi tabung (IVF), assisted hatching, donor oocyte.
Sedangkan pengobatan invasif pada pria meliputi bedah mikro untuk pasien yang memiliki riwayat vasektomi, sperm retrieval, intracytoplasmic sperm injection (ICSI) dan IVF atau bayi tabung.
Pada infertilitas yang dialami pria, konsultassikan lebih lanjut dengan dokter spesialis andrologi.
Semua jenis pengobatan tersebut dilakukan setelah pasien melalui fase pemeriksaan atau skrining awal terkait penyebab ketidaksuburan. Selanjutnya dokter akan merencanakan pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Infertilitas adalah kondisi yang harus segera ditangani jika Anda ingin cepat memiliki anak.
Jika ingin bertanya langsung pada dokter seputar masalah kesuburan pada pria dan wanita, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Ada banyak jenis olahraga untuk ibu hamil yang aman dan baik seperti senam kegel, peregangan, jogging, yoga, pilates, senam, berenang, hingga bersepeda statis.
17 Apr 2023
Apakah bisa hamil jika sperma yang masuk sedikit? Sebetulnya, hanya butuh satu sperma dengan kualitas terbaik (bentuknya normal dan pergerakan ideal) untuk bisa membuahi sel telur wanita, terlepas dari sedikit atau banyaknya air mani yang keluar.
23 Sep 2023
Abortus insipiens adalah keguguran yang tak bisa terhindari akibat serviks sudah melebar. Komplikasi kehamilan ini ditandai dengan pecahnya selaput ketuban dan pendarahan lebih dari tujuh hari.
13 Apr 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved