Apakah Anda gemar makan es batu? Jika iya, maka Anda harus berhati-hati karena kebiasaan tersebut dapat mendatangkan masalah pada kesehatan lho! Berikut berbagai hal mengenai makan es batu yang penting untuk Anda ketahui.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
18 Apr 2023
Memiliki kebiasaan makan es batu bisa merusak gigi
Table of Content
Tidak sedikit anak-anak atau orang dewasa yang gemar makan es batu, baik yang diambil dari lemari es ataupun dari minuman dingin yang dikonsumsi. Kebiasaan ini dipercaya bisa membuat tubuh terasa lebih segar dan mendapatkan sensasi dingin.
Advertisement
Akan tetapi, melakukannya terlalu sering, dalam jumlah banyak dan mengganggu pola makan sehari-hari ternyata dapat mendatangkan masalah pada kesehatan, lho apalagi jika intensitas makan es batu makin tinggi ketika dipicu oleh suatu stress. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengetahui bahaya dari makan es batu agar terhindar dari risiko tersebut.
Bukan hanya karena kebiasaan, makan es batu juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi tertentu yang Anda alami. Adapun penyebab orang gemar makan es batu, di antaranya:
Ketika tubuh kekurangan cairan, dehidrasi kemungkinan besar bisa terjadi. Masalah ini bisa menyebabkan Anda mengalami kehausan, pusing, urine berwarna gelap, dan kebingungan. Makan es batu pun dilakukan untuk meredakan dehidrasi. Kebiasaan ini dapat mendinginkan mulut dan tenggorokan, serta membantu menurunkan suhu tubuh pada hari yang terik.
Makan es secara berlebihan seringkali dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi dalam darah sehingga jumlah sel darah merah tak mencukupi. Padahal zat besi sangat penting untuk membangun sel darah merah yang sehat.
Hal ini juga membuat sel-sel darah merah tak dapat membawa oksigen yang cukup. Gejala yang dapat Anda rasakan jika mengalami anemia defisiensi besi, yaitu kelelahan, pucat, pusing, palpitasi jantung, tangan dan kaki dingin, sesak napas, sakit dada, hingga lidah bengkak. Sebuah studi menunjukkan bahwa 13 dari 81 orang yang menderita anemia defisiensi besi menunjukkan gejala pagophagia (gemar makan es).
Sementara, beberapa penelitian percaya bahwa mengunyah es batu bisa memicu lebih banyak darah yang dikirim ke otak pada penderita anemia defisiensi besi. Hal ini membuat kadar oksigen dalam otak juga meningkat sehingga terjadi peningkatan kewaspadaan dan kejernihan dalam berpikir.
Pica adalah gangguan makan di mana seseorang secara kompulsif memakan sesuatu yang sebenarnya bukan makanan. Memiliki kebiasaan makan es batu atau salju juga merupakan salah satu jenis pica yang disebut dengan istilah pagophagia.
Masalah ini merupakan gangguan mental yang seringkali terjadi secara bersamaan dengan kondisi kejiwaan dan kecacatan intelektual lainnya, seperti autisme atau skizofrenia. Bahkan kondisi ini juga dapat berkembang selama masa kehamilan. Orang dengan pagophagia dapat mengonsumsi beberapa kantong es setiap hari.
Beberapa masalah emosional juga bisa membuat orang gemar makan es batu. Misalnya saja, orang yang mengalami stres bisa lebih tenang dengan mengunyah es batu. Selain itu, perilaku obsesif kompulsif (OCD) juga bisa menjadi penyebabnya. Ini merupakan kondisi kesehatan mental yang mengarah pada perilaku kompulsif atau pikiran obsesif.
Baca Juga
Masalah utama dari makan es batu umumnya berkaitan dengan gigi. Seiring berjalannya waktu, terlalu banyak atau terlalu sering mengunyah es batu dapat menghancurkan email gigi dan menyebabkan retakan pada gigi.
Email gigi merupakan bagian gigi yang paling kuat untuk membentuk lapisan terluar dari setiap gigi dan melindungi lapisan dalam dari kerusakan. Ketika email terkikis, gigi pun bisa menjadi sangat sensitif terhadap zat-zat yang panas dan dingin. Selain itu, hal ini juga bisa meningkatkan risiko gigi Anda berlubang secara signifikan.
Selain itu, masalah lain yang dapat terjadi akibat terlalu sering makan es batu, yaitu berkaitan dengan pengolahan dan penyimpanan es batu yang tidak higienis. Es batu yang tidak bersih bisa saja terkontaminasi oleh berbagai kuman yang bisa mendatangkan penyakit.
Saat mengonsumsinya, berbagai bakteri dan virus bisa masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan masalah-masalah kesehatan, seperti diare, hepatitis A, kolera, dan lainnya. Oleh sebab itu, pastikan es batu yang Anda konsumsi terjamin kebersihannya dan jangan memakannya secara berlebihan.
Menghentikan kebiasaan makan es batu tergantung pada penyebabnya. Jika hanya disebabkan oleh dehidrasi atau kepanasan, maka Anda hanya perlu menahan diri untuk menghentikannya dan menggantinya dengan minum air putih saja.
Namun, jika masalah ini disebabkan oleh anemia defisiensi besi, Anda bisa mengonsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi atau suplemen zat besi dengan resep dokter untuk meringankan gejala. Jangan sampai mengonsumsi obat-obatan tersebut tanpa arahan dokter karena dosis yang terlalu tinggi bisa mendatangkan masalah lainnya.
Sementara, jika penyebabnya adalah pica, dokter mungkin akan merekomendasikan terapi dalam kombinasi dengan obat antidepresan atau antikecemasan. Apabila penyebabnya sudah teratasi, maka kebiasaan Anda makan es batu pun dapat terhenti.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Tidak semua orang bisa berdiam diri di rumah, untuk mencegah virus corona (Covid-19). Ada yang masih harus beraktivitas di luar rumah demi mendapatkan nafkah. Lantas, “peraturan” apa saja yang harus dipatuhi agar tak tertular virus corona?
27 Mar 2020
Daun seribu (Achillea millefolium) atau yarrow plant dipercaya memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Manfaat daun seribu dipercaya dapat membantu proses penyembuhan luka hingga mengatasi masalah pencernaan.
13 Nov 2020
Maraton adalah salah satu jenis olahraga lari dimana pesertanya diharuskan menempuh jarak beberapa kilometer. Olahraga ini sangat menguras tenaga. Namun memiliki manfaat yang baik bagi mental dan tubuh. Dengan mengikuti maraton Anda dapat membangun sifat tidak mudah menyerah dan memiliki tubuh yang kuat.
21 Jun 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved